Bandara Pindah,Okupansi Hotel Di Kota Bandung “Jeblok”?

Klik nusae – Tinggal hitungan hari,pemindahan sebagian rute penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara ke Kertajati dilakukan. Pemerintah telah merecanakan, pemindahan tersebut mulai berlangsung pada 15 Juni 2019 mendatang.

Akankah keputusan ini berpengaruh terhadap tingkat kunjungan wisatawan di Kota Bandung?

“Saya pikir sangat berpengaruh karena wisatawan nusantara (wisnu) masih menggunakan sarana transportation udara bila ke Bandung,” kata Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Jawa Barat Iwan Rismawardani kepada Klik nusae,Selasa (11/6/2019).

Lebih lanjut Iwan mengatakan bahwa perpindahan rute maskapai ke Bandara Kertajati sedikit banyak juga  sangat berpengaruh okupansi hotel dengan berkurangnya kunjungan wisman ke bandung.

“Dengan infrastruktur yang belum selesai menuju Bandara Kertajati,jarak tempuh masih cukup lama. Belum lagi terkendala dengan kemacetan,” tandasnya.

Selama ini Kota Bandung masih jadi magnet untuk tujuan wisnu. Oleh sebab itu, kata Iwan, jika bandara Husein  akan dipindahkan pemerintah kota Bandung  harus bersiap siap menciptakan destinasi yang lebih menarik.

“Artinya, harus ada inovasi yang bisa menarik wisatawan untuk mengimbangi kekurangan fasilitas bandara yang selama ini sangat mendukung pariwista kota Bandung,” ujar Iwan.

Hal senada juga dikemukakan Chairman Riung Priangan Feri Ferdiansyah bahwa pemindahan bandara tersebut sangat berdampak okupansi hotel yang selama ini market-nya wisatawan mancanegara,seperti Malaysia dan Singapura.

“Terutama untuk hotel-hotel di tengah kota, seperti Pasar Baru, Jalan Kebon Kawung (stasiun kereta) dan yang lainnya,” kata Fery yang juga General Manager Grand Pasundan Hotel & Convention ini.

General Manager Pasar Baru Square Hotel Bandung Erni Sundari mengaku belum melihat adanya pengaruh terhadap tamu asal Malaysia yang menginap. Belakangan, selama libur lebaran justru menunjukan peningkatan.

“Belum keliatan sih ya pengaruhnya. Selama ini market Pasar Baru memang dari Malaysia,” kata Erni.

Dibagian lain, PT BIJB terus berbenah dalam menyambut pemindahan sebagian rute penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara ke Kertajati,15 Junimendatang.

Dua poin krusial telah mereka antisipasi yaitu soal kantor maskapai,dan multi moda menuju dan dari bandara.

Direktur PT BIJB Muhamad Singgih mengatakan, pihaknya sudah menyelesaikan office airline sesuai dengan waktu yang dijanjikan.

“Tempatnya udah oke di lantai dua,” katanya,belum lama ini.

Lainnya yang  krusial, lanjut dia, soal multi moda. Pihaknya sudah menggelar  rapat di kota-kota catchment area seperti di Bandung dan Tasikmalaya. Di antaranya dengan Damri,  Lintas, City Trans, Bhineka dan juga Grab.

“Jadi kalau mau online juga bisa. Jika sudah ada jadwal resmi mereka siap menyesuaikan waktu pelayanannya. Misalnya dulu dari Bandung ke Denpasar jam berapa tiba, nah dari Kertajati jam berapa itu sedang dibuat jadwalnya oleh Indonesia airport system management,” jelasnya.

Menurut dia, hal-hal tersebut yang paling krusial itu, yang paling berpotensi masyarakat kurang terlayani kalau multi moda tidak lancar.

“Empat hari sebelum Lebaran lalu, kami juga sudah mengumpulkan airline di kementrian perhubungan. Mereka udah firm siap. Beberapa maskapai Airasia, Lion air sudah ajukan slot. Karena ini pemindahan relatif tidak banyak ini itu,”paparnya.

Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menilai dipindahkannya sejumlah rute penerbangan ke Kertajati akan membuat bandara tersebut dapat beroperasi secara maksimal.

“Untuk penerbangan yang biasa di Husein mulai tanggal 15 Juni dialihkan ke Kertajati. Jadi Kertajati akan berfungsi maksimal layaknya penerbangan atau pelabuhan-pelabuhan udara yang lainnya,” kata dia ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Kemaritiman, Jakarta.

Dia mengatakan, pada tahap awal adalah penerbangan dengan rute luar Pulau Jawa yang dialihkan ke Bandara Kertajati.

“Ya mungkin untuk luar Jawa. Jadi bertahap, luar Jawa dulu,” sebutnya.

Dia menjelaskan untuk rute internasional masih akan dilayani di Bandara Husein Sastranegara. Namun secara bertahap akan dievaluasi apakah penerbangan internasional juga akan dipindahkan.

(adh/dtk/pr)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya