Menapak Jejak Histori Tahura Gunung Koentji

Tampak dua pengunjung memasuki gerbang benteng peninggalan Belanda yang mirip gua. (Foto JalajahNusae/Iwan)

Klik nusae – Letaknya yang strategis karena berada dekat dengan pusat kota Sumedang membuat Taman Hutan Raya (Tahura) Gunung Kunci mudah untuk dikunjungi. Berlokasi di Jalan Pangeran Sugih, Kabupaten Sumedang.

Selain berfungsi sebagai paru-paru udara Kota Sumedang, Tahura Gunung Kunci juga menyimpan peninggalan bersejarah berupa bangunan benteng Belanda. Benteng tersebut dibangun Pemerintahan Kolonial Belanda pada masa Perang Dunia I (1914 – 1918) di masa pemerintahan Gubernur Jenderal Van Limburg Stirum (1916 – 1921).

Asal-usul nama Gunung Kunci pun menurut versi masyarakat setempat karena terdapat simbol dua kunci yang bersilangan di atas pintu masuk gua benteng dan tertera di bawahnya “G.Koentji”. Versi kedua menyebutkan karena di area ini banyak tumbuh tanaman “Boros Kunci” sejenis lalaban di saat musim hujan.

Sedangkan versi ketiga hasil pengamatan sejarah dari para tokoh sejarawan dan budayawan menyebutkan nama “kunci” diambil karena benteng yang ada di sana dianggap sebagai benteng “kunci” pertahanan Belanda. Alasannya lokasi yang sangat dekat dengan pusat pemerintahan Sumedang. Sehingga dapat memantau gerak-gerik Bupati Aria Soeria Atmadja pada saat itu.

Tahura ini pun menyimpan banyak kekayaan alam flora dan fauna. Ada sebanyak 205 jenis flora, diantaranya pinus, mahoni, jati, antoteka, sobsi, kaliandra, damar, gmelina, hantap, sonokeling, matoa, dan masih banyak lagi.

Potensi faunanya didominasi aneka burung, seperti burung suit incuing, toed, kutilang, pacikrak, burung cipeuw, jogjog, burung pipit. Hewan lainnya ada tupai, biawak, landak, musang, dan kukang.

Baca juga: Menikmati Keindahan Panorama Waduk Jatigede dari Tanjung Duriat

Tahura Gunung Kunci saat ini dikelola dua lembaga, yaitu Dinas Kehutanan atau UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) dan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) khusus benteng. Kawasan ini pun dilengkapi wahana dan fasilitas umum untuk wisatawan, seperti amphitheater atau panggung hiburan terbuka, pusat kuliner, rest area, arena bermain, wahana outbond, jogging track, menara pengawas, mushala, tempat parkir, dan toilet.

Tempat ini buka pukul 08.00 – 17.00 WIB dengan tiket seharga Rp.3.000 saja bagi dewasa/ umum, Rp.2.000 untuk anak kecil, Rp.20.000 bagi pelancong asing, dan Rp. 50.000 bagi juru foto.*** (IG)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya