Tingkat Kunjungan Wisman Ke Jawa Barat Turun 37,95 Persen

Wisman saat berkunjung ke Saung Udjo,Bandung,belum lama ini. Bermain musik tradisional Angklung menjadi daya tarik tersendiri saat berwisata ke Jawa Barat. Foto:Jelajah Nusa/adhi

JELAJAH NUSA – Kedatangan tamu mancanegara melalui Bandara Husein Sastranegara,Kota Bandung,Jawa Barat pada Juni 2018 mengalami penurunan sebesar 37,95 persen (6.401 orang), dibanding Mei 2018 yang tercatat  10.316 orang.

Begitu pun wisatawan mancanegara  (Wisman) yang datang melalui Pelabuhan Muarajati Cirebon seluruhnya adalah crew kapal sebanyak  92 orang, turun 22,03 persen dibanding Mei 2018  yang tercatat sebanyak 118  orang.

Demikian laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat medio September 2018.

Sementara itu wisman terbanyak yang datang ke Jawa Barat adalah  berkebangsaan Malaysia dan Singapura. Pada Juni 2018, wisman berkebangsaan Malaysia (termasuk crew) yang datang melalui Bandara Husein Sastranegara sebanyak 3.445 orang.

Jumlahnya turun 49,93 persen dibandingkan Mei 2018 yang mencapai 6.880 orang. Sedangkan  jumlah wisman asal Singapura (termasuk crew) juga turun  13,98 persen dari 1.945 orang pada Mei 2018 menjadi 1.673  orang pada Juni  2018.

Secara total jumlah wisman yang berkunjung ke Jawa Barat Juni 2018 sebanyak 6.493 orang, mengalami  penurunan sebesar 37,77 persen dibandingkan Mei 2018 yang mencapai 10.434 orang.

Selain wisman asal Singapura dan Malaysia, wisman dari negara Philipina, Thailand, Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, Inggris, Jerman  dan Perancis juga mengalami penurunan, sedangkan wisman dari  India, Amerika Serikat, Belanda dan Arab Saudi mengalami peningkatan

Lama Wisman Tinggal Di Jawa Barat

Pada Juni 2018, tamu asing menginap lebih lama di hotel bintang dari pada di hotel non bintang, yaitu selama  3,59 hari menginap di hotel bintang dan 1,14 hari menginap di hotel non bintang.

Secara rata-rata lama menginap tamu asing di jasa akomodasi 3,54 hari, lebih sebentar dibandingkan Mei 2018 dan Juni 2017 yang tercatat selama 3,89 hari dan 4,82 hari.

Rata-rata lama menginap tamu Indonesia Juni 2018 tercatat 1,52 hari, lebih singkat dibanding Mei 2018 dan Juni 2017 yang tercatat selama 1,66 dan 1,58 hari.

Tamu Indonesia menginap di hotel bintang rata-rata selama 1,58 hari dan di hotel non bintang selama 1,23 hari.

Macet Kendala Pasar Wisman

Dibagian lain Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Ida Hernida, belum lama ini mengemukakan bahwa target wisatawan mancanegara ke Jawa Barat tahun ini adalah sebanyak 1.750.000 wisatawan. Sedangkan target wisatawan domestik yang datang ke Jawa Barat sekira 58 juta pengunjung.

Jumlah tersebut, kata Ida Hernida, jauh lebih tinggi dibandingkan target pada tahun sebelumnya.

“Kunjungan lebih dari 50% (dari target), kalau mancanegara memang berat, terutama dengan kemacetan yang ada,” ujar Ida Hernida.

Untuk mencapai target, Ida Hernida akan memasarkan destinasi wisata Jawa Barat ke mancanegara. Beberapa negara disebut sebagai pasar potensial untuk pariwisata. Di antaranya adalah Malaysia, Singapura, Tiongkok, dan India, menjadi pasar strategis untuk pariwisata Indonesia.

Ida Hernida mengakui kendala pariwisata di Jawa Barat adalah akses menuju destinasi wisata, terutama di daerah pariwisata baru.

“Semisal di Ciletuh, kalau macet, saya (menggunakan mobil) dari jalan raya ke hotel bisa satu jam padaha kalau lari dekat,” ujarnya.

Selain itu, Ida Hernida juga mendapat tantangan untuk membuat tempat pariwisata baru di tengah-tengah jalur kemacetan.Titik di antara jalur kemacetan tersebut bisa didirikan toko souvenir atau tempat wisatawan beristirahat.

Ia juga mengusulkan untuk didirikannya Kampung Seni untuk memamerkan berbagai tradisi dan seni khas kebudayaan Jawa Barat.

“Setelah itu, rest area kami minta ada atraksi budaya di daerahnya. Selain mensejahterakan senimannya, tentu itu bisa menjadi paket pariwisata,” ujar Ida Hernida.

Selain kemacetan, yang menjadi kendala mendatangkan wisatawan adalah masalah kebersihan.Di beberapa lokasi wisata, semisal Geopark Ciletuh-Pelabuhan Ratu, masih sering ditemukan sampah berserakan.

Ia menghimbau pengunjung agar memiliki kesadaran akan kebersihan dan membuang sampah di tempatnya.

“Kami himbau pengunjung tidak buang sampah sembarangan. Ciletuh segitu besarnya, 126 ribu hektar tidak mungkin hanya dibersihkan petugas,” ujarnya.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya