Asita Jabar Sesalkan Sikap Inasgoc

Ketua ASITA Jabar Jabar Budijanto Ardiansjah (kiri) saat melayani pertanyaan wartawan. Budi menyesalkan sikap Inasgoc yang tak mengakomodir pelaku industri pariwisata Jabar. Foto:Jelajah Nusa/adhi

JELAJAH NUSA – Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Jawa Barat menyesalkan sikap Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (Inasgoc) karena tidak mengeluarkan regulasi bagi pelaku pariwisata untuk bisa menjual paket-paket wisata di tempat para atlet menginap.

“Padahal kami sudah rapat marathon selama 1,5 tahun untuk mempersiapkan paket wisata. Termasuk juga dengan Inasgoc, tetapi pada pelaksanaannya justru kami dari daerah tidak bisa menjual paket-paket yang sudah disiapkan,” demikian dikemukakan Ketua ASITA Jabar Jabar Budijanto Ardiansjah kepada Jelajah Nusa,Selasa (21/8/2018).

Menurut Budi, semua penjualan paket wisata dipusatkan di Gelora Bung Karno (Jakarta). Padahal, keinginan pelaku industri pariwisata seperti Asita dan lainnya menginginkan supaya terjadi penyebaran promosi destinasi ke daerah-daerah yang dijadikan venue pelaksanaan Asian Games 2018.

“Saya melihat, tidak ada koordinasi yang baik dari Inasgoc. Oleh sebab itu, jika Asian Games hanya gebyar saat opening di Gelora Bung Karno saja,” tambah Budi.

Sementara itu Ketua PHRI Jawa Barat Herman Muchtar juga menyayangkan kondisi ini. Selama proses Indonesia menjadi  tuan rumah Asian Games, PHRI Jawa Barat juga  tidak dilibatkan langsung dalam upaya untuk turut serta menyemarakan even emat tahunan tersebut,khususnya di Jawa Barat.

“Soal ada keputusan kerjasama dengan Inasgoc,kami juga tidak dilibatkan. Tapi mestinya, walau tidak ada regulasi  khusus dari pemerintah bagi pelaku industri pariwisata. Ya, kita sah-sah saja menjual paket wisata di hotel-hotel tempat menginap para atlet Asian Games,” tegasnya.

Ditambahkan Herman, bagi pelaku industri pariwisata Jawa Barat supaya terus saja tawarkan paket-paket wisata menarik di lokasi tempat para atlet Asian Games menginap.

“Persoalan mereka tertarik atau tidak,itu persoalan lain. Hak kita kan menjual destinasi wisata Jawa Barat. Dan,saya pikir tak boleh ada larangan kita menawarkan paket wisata kepada wisatawan asing,” kata Herman.

Masih kata Budi, pihaknya sejak awal telah berupaya semaksimal mungkin turut andil dalam pelaksanaan Asian Games 2018. Khususnya, untuk wilayah Jawa Barat. Oleh sebab itu berbagai paket wisata pun disiapkan dengan berbagai penawaran menarik.

“Tapi paket-paket wisata yang sudah kita siapkan beberapa tahun lalu menjadi sia-sia karena Inasgoc tak memberikan izin. Padahal target kita kan Jawa Barat,” ungkapnya.

Terkait keluhan dari pelaku industri pariwisata daerah ini,Ketua Umum PHRI Haryadi Sukamdani belum memberikan penjelasan. Konfirmasi melalui melalui WA juga belum mendapat respon.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya