Selangkah Lagi Kopi Jabar Mendunia

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan saat memperkenalkan kopi Jawa Barat dalam satu acara Ngopi Saraosan. Foto:IG-aher

JELAJAH NUSA – Bicara soal kopi seperti kita bicara gaya hidup masa kini. Kopi merupakan salah satu jenis minuman yang banyak digemari masyarakat. Kopi dibudidayakan di seluruh dunia di lebih dari 70 negara, dan dikonsumsi di ratusan negara.

Sejak jaman dahulu, kopi biasanya dihidangkan mulai pada upacara keagamaan, kepada tamu terhormat, hingga untuk dikonsumsi sehari-hari, seperti sebelum bekerja atau saat bersantai.

Ada banyak varietas dari kopi, mulai dari jenis tanaman hingga metode pemrosesannya. Jenis dan metode pemrosesan yang berbeda di berbagai daerah memberikan tekstur aroma dan rasa yang berbeda.

Semakin berkembangnya metode dan teknologi yang digunakan, standar dan kualitas dari secangkir kopi pun bertambah.

Nah, jika selama ini kopi di Indonesia banyak di dominasi provinsi Aceh, ke depan Provinsi Jawa Barat bisa menjadi kompetitor terberat Negeri Serambi Mekkah itu.

Sebab kini kopi asal Jabar sukses menggebrak dunia sebagai produsen kopi unggul bercita rasa tinggi. Buktinya, kopi jenis arabika produksi petani di Jabar menjadi jawara saat event Specialty Coffee Association of America Expo di Atlanta, Amerika Serikat, pada April 2016 lalu.

“Sekarang masih Aceh yang menjadi penghasil kopi terbanyak di Indonesia. Targetnya dua hingga tiga tahun ke depan, penghasil kopi terbanyak ialah Jabar,” kata Gubernur Jabar Ahmad Heryawan atau akrab disapa Aher ini.

Kopi Boehoen di Sumedang ini salah satu kopi yang banyak diminati. Foto:Jelajah Nusa/Adhi

Aher bangga lantaran kopi dari sejumlah daerah di Jabar atau dikenal dengan nama Java Preanger telah menyedot perhatian dunia dan sempat menyabet enam predikat juara dalam pameran kopi di di Atlanta, Amerika Serikat, beberapa waktu silam.

Menurut Aher, hasil petani kopi di Jabar yang sempat mendunia diantaranya adalah kopi  Gunung Puntang, Mekar Wangi, Malabar Honey, Java Cibeber, West Java Pasundan Honey, dan Andungsari.

“Arabika merupakan terbaik dunia. Ternyata kopi arabika terbaik itu di Indonesia, ada di Pulau Jawa yaitu Jabar. Jadi, kopi dari Jabar ialah kopi terbaik di muka bumi ini. Kopi arabika Java Preanger kembali menggeliat. Sejak 2013, kita sudah ekspor,” ujar Aher.

Untuk mempercepat growing produksi kopi di Jabar, Aher pun memberikan perhatian khusus terhadap budidaya kopi ini di beberapa kabupaten, seperti  Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Subang, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Sumedang.

“Kopi ini menjadi alat penyejahteraan petani. Saya berharap semakin banyak lahan Perhutani dikerjasamakan untuk menanam kopi unggul asal Jabar,” ucap Aher.

Kepala Dinas Perkebunan Jabar Arief Santosa menyebut menjelaskan luas tanaman kopi di tatar Sunda ini mencapai 37.725 hektare dengan potensi lahan seluas 50.000 hektare dan dapat dimaksimalkan hingga 200.000 hektare.

Fantastik lagi, ternyata  Kopi Luwak  asal Indonesia sampai saat ini masih bertengger di papan atas kopi dunia. Kopi yang dilepas dengan harga  Rp 2,08 juta per 500 gram, tercatat pula sebagai kopi termahal,menyingkirkan kopi Hacienda La Esmeralda (Boquete, Panama) – Rp 1,4 juta per 500 gram, dan kopi St.Helena Coffee Company Island (St.Helena).

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya