Eksotisme Kasepuhan Ciptagelar Sukabumi

Suasana Kasepuhan Ciptagelar atau sering disebut juga Kampung Ciptagelar di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat menghadirkan pemandangan yang eksotik. Hamparan padi menguning yang siap dipanen. Foto : IG

JELAJAH NUSA- Ingin liburan agak ekstrem. Lokasi ini boleh dicoba. Selain alamnya yang benar-benar masih asri, masyarakatnya juga masih kuat menjaga adat istiadat.  Kampung Citagelar atau sering juga disebut Kasepuhan Ciptagelar. Lokasinya  berada di selatan Jawa Barat dan sebagian masuk perbatasan Provinsi Banten, Kabupaten Lebak.

Belum banyak yang tahu jika selama ini terdapat sebuah desa adat yang indah dengan potensi wisata yang menjanjikan ini.

Kasepuhan Ciptagelar yang masuk dalam Kasepuhan Banten Kidul ini berada di dua daerah teritorial. Pusat dari ‘pemerintahan’ dan mayoritas masyarakat desa adat ini masuk wilayah Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Sebagian lainnya masuk ke dalam wilayah Kabupaten Lebak, Banten.

Warga Kasepuhan Ciptagelar memikul hasil panen untuk disimpan di Leuit Si Jimat (lumbung padi). Foto : IG

Untuk menuju tempat ini diperlukan stamina ekstra. Lokasinya yang berada di daerah perbukitan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS) membuat perjalanan terasa berat. Terlebih jalan yang masih alami ditambah turunan dan tanjakan yang curam dan licin membuat siapa pun harus ekstra waspada.

Untuk menuju tempat ini diperlukan waktu sekira 7-8 jam perjalanan dari pusat kota. Dari pusat kota Sukabumi perjalanan dimulai menuju Pantai Pelabuhan Ratu dengan waktu 2-3 jam. Kemudian perjalanan mulai dari Kecamatan Cisolok sudah mulai menanjak dengan kondisi jalan cukup baik.

Leuit Si Jimat, rumah lumbung padi di Kampung Ciptagelar. Foto : IG

Memasuki daerah taman nasional, jalan mulai menyempit dan nampak sama sekali belum tersentuh tangan pemerintah. Jalan di tempat ini masih berupa bebatuan dengan jembatan yang terbuat dari kayu seadanya. Soal udara, sepanjang perjalanan akan terasa sejuk karena melewati hutan dengan pohon yang tinggi di sisi kanan dan kiri.

Di tempat ini wisatawan bisa menginap di pemukiman warga dengan ciri khas rumahnya berbentuk panggung. Soal harga tak perlu khawatir karena warga di sini tidak mematok tarif dan menyerahkan itu pada orang yang akan menginap.

Bagi pengunjung remaja, tempat penyimpanan padi juga menarik untuk wisata selfie. Foto: IG

Bahkan tanpa diminta pun warga akan secara otomatis memberikan makanan dan minum untuk tamu yang datang ke rumahnya, sesuai dengan sifat orang Sunda yang terkenal ramah (somea).

Jangan dipikir, Kampung Citagelar sangat udik. Jadi tak perlu repot-repot menyediakan power bank jika berniat ke tempat ini. Pasalnya seluruh warga sudah memiliki jaringan listrik sehingga dengan mudah bagi para tamu untuk mengisi daya telepon genggam atau kamera sebagai sarana dokumentasi.

Mengumpulkan hasil panen bumi warga Kampung Citagelar untuk dibawa dalam ritual adat. Foto : IG

Hanya saja, untuk sinyal telepon selular, hanya beberapa provider yang memiliki jaringan cukup kuat di tempat ini.

Pagi hari di tempat ini pun cukup mengesankan. Cuaca dingin yang merasuk tulang membuat sebagian orang harus membawa perlengkapan ekstra seperti jaket atau pun sarung.

Rumah Adat Kasepuhan Ciptagelar.

Jika bangun di waktu pagi, wisatawan pun bisa memanfaatkan momen saat matahari terbit secara perlahan dari balik perbukitan dengan pemandangan rumah panggung dan sawah.

Penasaran kan. Nah, apa salahnya objek wisata ini coba dimasukan dalam daftar kunjungan traveling.

(adh/DTK)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya