Gara-gara Kapal Karam Thailand Terncam Kehilangan Wisatawan China

Para petugas penyelamat Thailand menggotong tubuh korban dengan tandu, setelah sebuah kapal di pulau tujuan wisata Phuket, Thailand karam tanggal 6 Juli 2018. Foto:reuters

JELAJAH NUSA – Gara-gara insiden karamnya kapal feri di Thailand yang menewaskan puluhan wisatawan China pada pertengahan tahun ini, Negara Gajah Putih itu terancam kehilangan “donatur” terbesarnya,China.

Seperti dilansir kantor berita  AFP, wisatawan China menyumbang lebih dari seperempat dari jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Thailand.

Tahun lalu Thailand dikunjungi oleh sekitar 35 juta wisatawan mancanegara, itu artinya wisatawan asal China menyumbang nyaris sembilan juta orang dalam angka tersebut.

Usai insiden tersebut, angka wisatawan China yang berkunjung ke Thailand langsung berkurang signifikan.

Pada bulan Agustus, tercatat wisatawan asal China berkurang hingga 12 persen sedangkan bulan September berkurang 15 persen jika dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu.

Ternyata ‘musibah’ ini belum berhenti di September. Pada bulan selanjutnya, yakni Oktober, merupakan fase terberat bagi Thailand.

Tercatat ada defisit wisatawan asal China sebanyak 160 ribu orang, atau berkurang 20 persen dibandingkan bulan Oktober tahun 2017.

Diperkirakan Thailand kehilangan pemasukan sejumlah US$476 juta atau sekitar Rp6,9 triliun.

Namun hal ini justru membuat perwakilan dari pihak Asosiasi Travel Asia Pasifik, Paul Pruangkarn, merasa terpacu untuk membangkitkan pariwisata Thailand.

“Banyak orang yang terlalu mengkhawatirkan penurunan jumlah wisatawan asal China,” ujar Paul.

Ia bahkan memprediksi jumlah kunjungan wisatawan ke Thailand akan kembali normal.

Menyikapi insiden kapal feri tersebut, pemerintah Thailand membuat berbagai langkah untuk mengembalikan kepercayaan wisatawan untuk kembali mengunjungi Thailand.

Contohnya adalah membebaskan wisatawan asal China dari biaya visa, mulai bulan November 2018 hingga pertengahan Januari 2019.

Sebelumnya wisatawan asal China diharuskan membayar biaya visa on arrival sebesar US$60 atau sekitar Rp874 ribu per orang.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya