Technopark,Dorong Inovasi SMK Pariwisata Se-Indonesia

Ketua Plt STP Bandung Faisal memukul gong menandai dibukanya Workshop Pengembangan Technopark SMK Bidang Pariwisata yang berlangsung, Rabu-Kamis (26-27/2018). Foto:Stanly

JELAJAH NUSA – Sebagai lembaga pendidikan berbasis vokasi Sekolah Tinggi Pariwista Bandung (STP Bandung) telah lama menghasilkan intrapreneur profesional dalam menggerakan bidang pariwisata.

Kini, seiring kemajuan jaman dalam keterbukaan ekonomi, sosial, dan budaya antar negara secara global serta didukung pergerakan industri 4.0,STP Bandung tidak hanya memperkuat basis intrapreneurnya namun juga membangun entrepreneurial ekosistem dalam proses pendidikannya.

Salah satu yang sedang digerakan adalah Technopark atau Sciencepark. Suatu platform terpadu yang menghubungkan dunia industri, perguran tinggi (pendidikan), pusat riset dan pelatihan, kewirausahaan, pebankan, pemerintahan pusat dan daerah yang memungkinkan aliran informasi dan teknologi secara lebih efisien dan cepat.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan perekonomian bagi para pelaku bisnis dari peningkatan efisiensi proses bisnis tersebut.

Kemandirian ekonomi yang saling didukung dari proses kolaborasi mulai diterapkan di berbagai lembaga pendidikan.

Technopark pada lembaga pendidikan mendorong proses inovasi pada penguatan dan percepatan difusi pengetahuan dan fenomena industri yang sedang terjadi.

Proses penguatan ilmu berbasis skill pada lembaga pendidikan vokasi dikenal juga dengan Teaching Factory (TeFa).

TeFa ini  memiliki konsep pembelajaran berbasis produksi/jasa yang mengacu pada sttandar dan prosedur yang berlaku di industri dan dilaksanakan dalam suasana seperti yang terjadi di industri.

Hal tersebut membatu meminimalisir kesenjangan antara kebutuhan industri dan kompetensi yang dihasilkan dari kurikulum lembaga pendidikan.

Menurut Plt Ketua STP Bandung Faisal,STP Bandung sebagai lembaga pendidikan tinggi berbasis vokasi bidang pariwisata telah menerapkan konsep TeFa dan Technopark dalam menghasilkan entrepreneurial ecosystem.

“Penguatan skill mahasiswa  ini tidak hanya menghasilkan produk sumber daya manusia yang profesional tapi juga mandiri untuk menciptakan kemajuan ekonomi dengan lahirnya para pelaku/pemilik bisnis,” jelas Faisal, saat berbicara dalam acara  Workshop Pengembangan Technopark SMK Bidang Pariwisata yang berlangsung, Rabu-Kamis (26-27/2018).

Workshop ini diikuti 22 SMK Pariwisata terpilih dari seluruh Indonesia. Keikutsertaan mereka diharapkan bisa memberikan kontribusi pengembangan pariwisata di tanah air.

Dikatakan Faisal, bahwa STP Bandung merupakan satu-satunya lembaga pendidikan tinggi pariwisata yang telah menerapkan konsep TeFa dan Technopark.

Selanjutnya, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mulai menerapkan konsep tersebut kepada SMK Pariwisata Se-Indonesia dengan menunjuk STP Bandung sebagai pendamping kepada 22 SMK Pariwisata.

Ke-22 SMK Pariwisata tersebut adalah  SMKN 3 Bogor, SMKN  3 Samarinda, SMKN 4 Yogyakarta, SMKN 2 Jayapura, SMKN 1 Palu, SMKN 2 Muara Enim, SMKN 2 Kabupaten Raja Ampat, SMKN 2 Tanjung Pinang, SMKN 3 Ternate, SMKN 3 Malang, SMKN 3 Kabupaten Pangkal Pinang Belitung, SMKN 3 Singkawang, SMKN 3 Kabupaten Tanggerang, SMKN 27 Jakarta, SMKN 1 Lembah Gumanti, SMKN 3 Bengkulu, SMKN 3 Kendari, SMKN 3 Pamekasan, SMKN 3 Bandar Lampung, SMKN 1 Ambon, SMK Katolik St. Familia dan SMK 3 Pati.

Hadir dalam workshop tersebut  Direktorat Kemendikbud Junus Simangsunsong yang didampingi  Ketua STP Bandung Faisal.

Ketua Pendamping SMK Technopark Haryadi Darmawan dan  Ketua Enhaiipreneur Christian Helmy Rumayar turut memberikan pengarahan program pendampingan, kelembagaan technopark STP Bandung, action plan technopark, dan standard operational procedure technopark.

Kegiatan ini juga turut menghadirkan beberapa pengusaha diantaranya bidang kuliner seperti Claudia Sarah sebagai founder Tortens, founder startup bidang akomodasi Mochammad Nurcahyo dari Lokapoin, dan founder startup bidang travel Reka Primasetyo Mohamad dari Selena – Tripgram.

Mereka share pengetahuan terhadap inovasi produk dan jasa, business model canvas, dan business matching.

Hasan dari SMKN 2 Kabupaten Raja Ampat menyampaikan bahwa melalui Workshop ini diharapkan dapat menambah kapasitas guru-guru dalam mengembangkan edukasi yang berbasis industri.

“Tentu harapan besarnya, dapat berpengaruh pada siswa-siswa didik sehingga kedepan bisa menjadi entrepeneur-entrepeneur  berkualitas. Ujungnya, mereka dapat membawa dampak bagi kemajuan pariwisata di KabupatenRaja Ampat,” kata Hasan ketika ditemui Jelajah Nusa.

Senada dengan Hasan, Ketua Pendamping SMK Technopark  Haryadi Darmawan mengemukakan bahwa para peserta ditargetkan dapat membangun technopark.

“Minimal produk-produk SMK Pariwisata dapat dijual kepada masyarakat serta yang terpenting adalah SMK Pariwisata dapat menghasilkan uusahawan-usahawan baru (enterpreneur) dari alumi mereka,” katanya.

Kegiatan pendampingan ke setiap SMK untuk memantau dan memandu langsung sesuai kondisi riil di lapangan ditargetkan rampung pada akhir tahun ini.

STP Bandung mengerahkan puluhan pendamping agar program ini dapat terlaksana sesuai waktu yang ditargetkan.

“Dengan begitu, kegiatan technopark ini akan membantu SMK Pariwisata dapat menghasilkan pengusaha muda mandiri dan berprestasi di bidangnya,” tutup Haryadi.

(stn/adh).

Redaksi: Terjadi perbaikan pada berita ini pukul 06.51 WIB,Jumat (28/9/2018). Terima kasih.

 

 

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya