Kemenristekdikti Gelar Evaluasi Program Studi Ilmu Pariwisata Program Doktor

Direktorat Jenderal Kelembagaan, Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi melaksanakan klarifikasi hasil evaluasi terhadap usulan pembukaan Program Studi Ilmu Pariwisata Program Doktor. Foto:Dok

JELAJAH NUSA – Sebagai sebuah lembaga tinggi milik pemerintah, Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung (STP NHI Bandung) terus  menyiapkan tenaga-tenaga profesional di bidang pariwisata sebagai aset nasional yang berkualitas internasional, kreatif, berjiwa wirausaha, berkepribadian Indonesia serta memiliki sikap dan perilaku yang baik.

Berangkat dari spirit tersebut STP NHI Bandung juga menjalin kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi,baik dalam negeri maupun luar negeri dalam mengembangkan program-program pendidikannya pada tingkat Diploma III, Diploma IV, Sarjana dan Pascasarjana Pariwisata, serta ke depannya mendirikan Program Doktoral.

STP NHI Bandung sendiri  merupakan perguruan tinggi yang bernaung di bawah Kementerian Pariwisata Republik Indonesia dan secara teknis akademis dibina oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

Baru-baru ini,tepatnya Kamis (13/9/2018),Direktorat Jenderal Kelembagaan, Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi melaksanakan klarifikasi hasil evaluasi terhadap usulan pembukaan Program Studi Ilmu Pariwisata Program Doktor yang diajukan oleh Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung pada tahun 2017 lalu.

Kegiatan klarifikasi hasil evaluasi tersebut berlangsung di Gedung Pascasarjana STP Bandung. Mewakili Direktur Pengembangan Kelembagaan Kemenristekdikti, hadir Prof. Dr. Lili Warly, M.Agr. (Reviewer Kemenristekdikti).

Sementara itu, Plt. Ketua STP Bandung, Faisal, MM.Par., CHE. mempresentasikan terkait Program Studi Ilmu Pariwisata Program Doktor yang diusulkan.

Usulan Program Doktor Terapan Pariwisata menjawab tantangan bagi pariwisata untuk menjadi Hot Issue dan Trend Global, serta sebagai Leading Sector unggulan pembangunan sejak tahun 2016 yang didukung oleh SDM Vokasi yang berkualitas.

“Kebutuhan akan jenjang pendidikan Doktor Terapan (S3) sangat dinanti oleh para akademisi di bidang pariwisata,” kata Faisal.

Program Doktor Terapan Pariwisata ini menjadi satu-satunya program doctor yang tidak menginduk kepada keilmuan lain.

Konsentrasi yang ditawarkan oleh program studi ini adalah Manajemen Bisnis Hospitality, Manajemen Destinasi Pariwisata, Manajemen Bisnis Perjalanan, dan Manajemen Konvensi dan Acara.

Tim Ditjen Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Kemenristekdikti kemudian melakukan evaluasi lapangan, diakhiri dengan perumusan hasil evaluasi dan kesimpulan.

(adh/rls)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya