Musik Randai “Siti Manggopoh” Tampil Meriah Di Paris

Tiga perempuan Minang berbusana tradisional di pusat mode dunia, Paris. Foto:IG

JELAJAH NUSA – Penampilan musik randai dengan cerita “Siti Manggopoh” dibawakan grup Minangkabau Arts and Cultures Heritage pimpinan Soni Drestiana tampil meriah dihadapan sekitar 300 penonton Prancis di Auditorium Mus’e National des Arts Asiatiques Guimet (Mus’e Guimet), Paris.

Atase Pendidikan KBRI Paris Surya Rosa Putra, Sabtu (14/4/2018) mengatakan pertunjukan di Mus’e Guimet adalah bagian dari rangkaian muhibah grup Minangkabau Arts and Cultures Heritage pimpinan Soni Drestiana di Paris.

Kegiatan lainnya adalah workshop tari dan randai untuk penggiat seni Indonesia di Prancis dan pagelaran seni Minang di gedung ASIEM Paris.

“Seluruh kegiatan difasilitasi dan didukung sepenuhnya oleh KBRI Paris melalui program Rumah Budaya Indonesia (RBI) Atdikbud Paris,” ujar Surya Rosa Putra.

Dikatakannya, bagi Mus’e Guimet pertunjukan Randai Siti Manggopoh ini adalah bagian dari program “Indonesia, un portrait d’artistes” yang diselenggarakan dari tgl 7-14 April bekerja sama dengan KBRI.

Program ini meliputi diskusi tentang karya-karya klasik Walter Spies, tentang Bali setelah perang dunia pertama, pemutaran film Kartini dan Seen and Unseen, serta penyelenggataan round table tentang budaya Indonesia dan pertunjukan gamelan Bali Puspawarna KBRI.

Siti Manggopoh, perempuan asal Minangkabau ini meski tengah menyusui bayinya tak gentar berjuang lepaskan rakyat dari kezaliman penjajah. Foto:IG

Pertunjukan Randai Siti Manggopoh dimulai dengan Tari Pasambahan sebagai penghormatan pada para tamu yang hadir. Setelah itu, ada fragmen sinopsis cerita yang disampaikan dalam bentuk puisi yang apik.

Cerita Siti Manggopoh dibagi menjadi lima episode. Diawali dengan episode kegusaran Siti dengan tindakan penjajah Belanda yang semakin menyengsarakan rakyat Minang, dan diakhiri dengan episode penyerangan benteng Belanda yang banyak memakan korban.

Seluruh adegan dibawakan dengan karakter teatrikal yang ekspresi dengan terjemahan Bahasa Prancis yang mumpuni. Diiringi musik Minang talempong, saluang dan puput serta gerakan silat profesional, penonton tidak beranjak sampai akhir pertunjukan.

Dalam round table yang berlangsung Sabtu para pakar Prancis mengaku terkejut dan takjub dengan ‘opera’ dari negeri matrilinial terbesar dunia yang lengkap seperti tari, dendang, pencak silat dan teater.

(adh/ant)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya