Kementerian Pariwisata Gelar ToT untuk Pelaku Usaha Sektor Pariwisata di 6 Lokasi Ini

KLIKNUSAE.com – Kementerian Pariwisata gelar ToT (Training of Trainer)  untuk melahirkan trainer-trainer andal.

ToT ini diikuti, mulai dari pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang berasal dari 6 Destinasi Prioritas Pariwisata (DPP).

Keenam DPP itu adalah Danau Toba, Borobudur-Yogyakarta-Prambanan, Bromo-Tengger-Semeru, Labuan Bajo, Lombok, dan Wakatobi.

Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf Martini Mohamad Paham menjelaskan bahwa peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia menjadi harapan besar.

BACA JUGA: Pacitan Siapkan Konsep Ekonomi Berbasis Wisata Olahraga, Dapat Dukungan Kemenparekraf

Termasuk, menjadi sebuah peluang yang baik bagi pelaku usaha untuk segera bergerak cepat dalam menjangkau permintaan pasar yang mulai muncul kembali.

“Kementerian pariwisata gelar ToT, sebagai upaya untuk memberikan dukungan kepada para pelaku parekraf yang mulai kembali bangkit. Ini agar mampu mengoptimalkan teknologi digital dalam mengkomunikasikan produk dan layanan yang disediakan kepada pasar,” kata Martini dalam sambutannya pada kegiatan “ToT Program Pelatihan Pemasaran Online dan Peningkatan Kualitas” di Grand Ronan Jogja, Yogyakarta, Jumat 11 November 2022.

Meningkatkan kualitas layanan

Hal lain yang diharapkan dari ToT ini yakni bisa  mendukung pelaku usaha sehingga bisa meningkatkan kualitas layanan usahanya.

BACA JUGA: Lewat Hari Pariwisata Dunia, Masata Sumsel Dorong Pertumbuhan Wisata Baru

“Karena tentunya pascapandemi persepsi wisatawan akan mengalami pergeseran terutama dalam hal kebersihan, kesehatan, keamanan, dan juga hal terkait kelestarian lingkungan yang semakin meningkat,” tambahnya.

Selain itu, Martini menjelaskan, melalui Program Pembangunan Pariwisata Terintegrasi dan Berkelanjutan (P3TB), Kemenparekraf berupaya memberikan dukungan kepada pelaku usaha melalui program pelatihan pemasaran online dan juga pelatihan peningkatan kualitas layanan.

Pada ToT kali ini terdapat 110 peserta calon trainer yang terdiri dari 64 calon trainer marketing online dan 46 calon trainer kualitas layanan.

Materi Pelatihan

Adapun materi yang diberikan antara lain Kebijakan Pemerintah, Etika Trainer, Micro Teaching, materi Marketing Online.

Kemudian, ada materi Kualitas dan Layanan yang terdiri dari pemaparan materi, diskusi, tanya jawab dan praktik. Dalam ToT ini menghadirkan narasumber (Master Trainer) dan praktisi.

BACA JUGA: PHRI Mitra Super Prioritas Kemenparekraf, Ini Alasan Sandiaga Uno

“Pelatihan ini dikembangkan untuk dapat membekali peserta dengan pengetahuan dan keterampilan. Sehingga mereka nantinya memiliki kapasitas dalam memasarkan usahanya dengan memanfaatkan tekonologi digital, melalui materi yang mencakup digital mindset, digital toolset, dan digital skillset,” ujarnya.

“Selain itu juga kemampuan dalam menyediakan layanan yang berkualitas bagi pelanggan,” lanjut Martini.

Sementara itu, Direktur Pengembangan SDM Pariwisata Kemenparekraf  Florida Pardosi menambahkan, sasaran peserta pelatihan adalah para pelaku usaha yang berasal dari 6 DPP yang berjumlah total 4.119 orang.

Dimana,  usahanya belum terdaftar pada platform digital. Dan 3.614 orang pelaku usaha yang sudah onbarding secara online namun masih memiliki kualitas layanan yang perlu ditingkatkan.

BACA JUGA: Deputi Investasi Kemenparekraf Hengky Hotma Parlindungan Manurung Berpulang

“Kami mencoba berkolaborasi dan melibatkan trainer lokal di masing-masing destinasi, melalui mekanisme rekrutmen calon trainer secara terbuka. Namun demikian kami tetap harus melakukan seleksi kepada trainer untuk menjaga kesesuaian antara kebutuhan program dengan kompetensi dari trainer,” ujarnya.

Florida Pardosi menjelaskan, pihaknya menyiapkan pelatih/mentor dan melakukan pemantauan dalam pengelolaan program pelatihan.

Termasuk persiapan konten, program keseluruhan dan desain modul individu, desain instruksional, persiapan materi pelatihan, penyampaian pelatihan, dan penilaian hasil pelatihan.

“Disadari betul bahwa keberhasilan pelatihan ini salah satunya ditentukan oleh kualitas pelatih. Oleh karena itu rekrutmen pelatih dilakukan. Tentu,  secara ketat dengan kriteria yang mengacu pada kualifikasi setara dengan instruktur senior,” ungkapnya.

“Oleh karena itu, penilaian terhadap peserta ToT, juga mengacu pada klaster kompetensi pada SKKNI. Dengan acuan tersebut diharapkan hasil ToT dapat menghasilkan para pelatih yang memenuhi baik kualifikasi maupun kompetensi,” sambunganya. ***

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya