PHRI: Longsor Puncak Pukulan Berat Bagi Industri Pariwisata

Ketua BPC PHRI Kabupaten Cianjur Nano Indrapraja saat rapat kerja dengan pelaku industri pariwisata Cianjur. Foto:Jelajah Nusa/adhi

JELAJAH NUSA – Belum pulih betul kondisi longsor di kawasan puncak, musibah serupa kembali terjadi. Kondisi ini tentu sangat memukul industri pariwisata di Puncak Bogor-Cianjur.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Cianjur, Jawa Barat, Nano Indrapraja mengatakan longsor di Jalur Puncak-Bogor, akan berdampak pada angka kunjungan wisatawan, yang kembali menurun tajam ke wilayah tersebut.

Pasalnya, ungkap dia, tidak ada jalur alternatif, yang dapat dilalui untuk sampai ke wilayah Puncak-Cipanas, sebagai akibat akses jalan utama satu-satunya kembali ditutup selama pengerjaan perbaikan.

“Sudah pasti dampaknya luas terhadap sektor pariwisata, apalagi dengan tidak bisa diaksesnya jalur utama tersebut. Banyak pesanan hotel yang dibatalkan ketika jalur Puncak kembali ditutup karena longsor,” katanya  di Cianjur, Kamis (29/3/2018).

Dia menjelaskan rata-rata pengunjung hotel yang sudah memesan sejak beberapa waktu lalu menunda dan membatalkan kedatangan karena tidak ada akses cepat untuk sampai ke wilayah Puncak-Cipanas, kecuali melalui jalur alternatif Jonggol yang memakan waktu cukup panjang.

“Sejak semalam, rekan-rekan yang tergabung di PHRI sudah langsung respon, terutama dengan kondisi ini karena pendapatan mereka akan berkurang seperti kejadian longsor Februari 2018 lalu, banyak pesanan yang dibatalkan,” katanya.

Meskipun ada sebagian kecil pengunjung yang tetap ingin datang menghabiskan libur panjang di wilayah tersebut, namun jumlah wisatawan yang menunda dan membatalkan kedatangan jauh lebih banyak.

Pihaknya memperkirakan kerugian secara keseluruhan mencapai Rp1,5 miliar di hari biasa dan lebih besar di akhir pekan.

Dia menambahkan penurunan pendapatan serta kunjungan akan berdampak pada pengurangan pengawai, kemungkinan sementara waktu ada pegawai yang dirumahkan untuk mengurangi beban operasional.

“Sampai sekarang masih ada hotel yang merumahkan pegawainya, kemungkinan kembali ditutupnya jalur Puncak jumlah pegawai yang dirumahkan akan bertambah karena pembiayaan setiap hari harus keluar sementara aktivitas tidak ada,” katanya.

Dia dan ratusan anggota PHRI mengharapkan penanganan longsor dapat segera dituntaskan, sehingga lalu lintas kendaraan kembali normal. Bahkan, pihaknya mendorong rencana jalur alternatif Puncak II kembali dibahas karena Cianjur butuh jalur alternatif untuk menunjang pariwisata.

“Kami berharap pemerintah lebih respon dengan memberikan alternatif dan solusi agar pariwisata tetap hidup dan perekonomian tetap berjalan kalau sudah ada jalur lain yang tetap bisa dilalui untuk sampai ke Puncak-Cipanas,” katanya.

(adh/ant)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya