Ada Tol Nyeberang Laut di Indonesia, Bakal Menarik untuk Spot Foto

KLIKNUSAE.com – Tak lama lagi, Indonesia memiliki tol nyeberang laut. Bakal keren dan bisa menjadi spot foto lho.

Tentu foto-foto dari dalam kendaraan saat melintasi tol tersebut. Sebab, seperti halnya tol lain, pengendaraan tidak boleh berhenti begitu saja.

Belum tahu persis, apakah ada rest area, untuk pemberhentian sementara saat darurat.

Nah, tol nyeberang laut itu masuk dalam  9 tol baru akan dibangun. Saat ini, 9 tol itu dalam persiapan dan ada juga yang dalam proses tender.

BACA JUGA: Tarif Tol Trans Sumatera Jakarta-Medan Bisa Mencapai 500 Ribu

Penasaran kan?

Nah, tol yang akan dibangun melayang tersebut adalah Tol Jembatan Balikpapan-Penajam Paser Utara.

Tol ini akan menjadi salah satu akses penting menuju ibu kota negara di Kalimantan Timur. Tol ini akan dibangun melayang di atas laut.

Proyek ini sebenarnya adalah jembatan tol yang akan menghubungkan Balikpapan dan Penajam Paser Utara.

Secara resmi proyek ini yang menginisiasi adalah PT Waskita Toll Road, PT KBK – Pemerintah Kalimantan Timur, Pemda Benua Taka Kabupaten Penajam Paser Utara. Dan, Pemerintah Daerah Balikpapan.

BACA JUGA: Mudik Lewat Tol Cipali, 5 Fasilitas Ini Akan Membantu Pemudik

Untuk biayanya memang fantastic. Tol sepanjang 7,35 km itu bakal menelan investasi sebesar Rp 15,53 triliun.

Mendukung Distribusi Barang

Sementara itu, Sekretaris Yayasan Universitas Presiden Jony Oktavian Haryanto menyatakan optimalisasi proyek tol laut dilakukan  untuk mendukung distribusi barang.

“Sekitar delapan tahun, proyek tol laut ini sudah dilaksanakan namun hasilnya belum maksimal,” katanya Jony seperti dikutip Kliknusae.com dari Antaranews, Selasa 20 September 2022.

Jony Oktavian Haryanto hal itu saat berbicara dalam pengarahan  NEXT Summit : Global Change and Rebuilding Collaboration” di Jakarta, kemarin.

BACA JUGA: Rest Area 229B Tol Kanci-Pejagan Boleh Buka Hotel Sebagai Layanan Destinasi

Ia mengatakan, Presiden Joko Widodo telah mengembangkan tol laut yang bertujuan untuk mengefisienkan distribusi barang di Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri lebih dari 17.000 pulau.

Pelabuhan sudah dibangun secara masif dan dalam skala besar namun kapal besar masih jarang karena komoditas/produk yang bisa dikapalkan sangat sedikit, katanya.

Kalaupun ada, komoditi atau produk yang bisa dibawa saat kembali ke pelabuhan asal kapal akan kosong. Atau tidak mencukupi volume minimal.

BACA JUGA: Ini Alasan Stasiun Kereta Api Cepat Tidak Di Kota Bandung

Karena tidak ada produk dari daerah tempat kapal terakhir merapat yang bisa dibawa kembali untuk diperdagangkan.

Terkait hal itu, Haryanto mengatakan, kegiatan impor dan ekspor dengan negara lain tidak efisien karena harus melalui pelabuhan besar di Jakarta atau Surabaya.

“Untuk itu, diperlukan inisiasi kerja sama yang merangkul banyak pihak agar infrastruktur yang telah dibangun bisa maksimal dan menjadi batu loncatan bagi pertumbuhan komoditas strategis yang diperdagangkan,” ujarnya. ***

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya