Villa Pagaralam Full Booking Untuk Akhir Tahun

Villa-villa di kaki Gunung Dempo,Kota Pagaralam,Sumatera Selatan kini sudah penuh dipesan pengunjung untuk merayakan akhir tahun. Foto:IG

JELAJAH NUSA – Berada di kaki Gunung Dempo,Kota Pagaralam,Sumatera Selatan  dengan hamparan perkebunan teh memang menghadirkan pesona tersendiri. Jauh dari kebisingan kota, dengan semilir angin yang sejuk,membuat siapa saja betah untuk tinggal berlama-lama disini.

Saat  Pagaralam Heritage Trail 2018 belum lama ini digelar para peserta merasa senang mengikuti event ini. Mereka yang sebagian besar menginap di vila-vila di kaki gunung Dempo itu pun tampak sumringah.

Pemandangan indah dengan udara sejuk memang sangat menarik untuk dikunjungi. Meski akses jalan agak sempit namun itu tak jadi soal lantaran kiri kanan jalan disuguhkan hamparan pemandangan yang menyejukan mata.

Jalan-jalan disini sangat memuaskan dan memanjakan mata. Harus diakui alam disini sangat terjaga dan sangat segar, masih belum banyak terjamah oleh pembangunan.

Peserta Pagaralam Heritage Trail 2018 saat memulai melintasi kawasan wisata Gunung Dempo. Foto:IG

Banyak tempat pilihan untuk berekreasi. Banyak juga air terjun yang masih sangat natural, sangat cocok untuk honeymoon dengan pasangan

Di kaki gunung Dempo juga terdapat kebun teh seluas mata memandang. Di sini kita bisa melihat para pekerja perkebunan teh memetik pucuk-pucuk teh. Sungguh pemandangan yang mengasyikan.

Untuk mencapai lokasi, dari terminal Pagar Alam terlebih dulu mencarter mobil/taksi jurusan Pabrik Teh PTPN VII Persero yang jaraknya mencapai 8 km dari terminal.

Kawah Merapi di puncak Gunung Dempo sangat mempesona ketika tak diselimuti kabut. Foto:IG

Mobil carteran akan tiba ke desa terdekat dari puncak gunung Dempo bernama Kampung 4 yang dapat memakan waktu lebih dari 20 menit karena jalannya cukup terjal dan berkelok melewati hamparan kebun teh hijau.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata (Kadispas) Pagaralam Samsul Bachri di kaki gunung Dempo terdapat vila-vila yang dinding-dindingnya terbuat dari kayu. Vila-vila tersebut juga bagus untuk spot foto-foto.

“Vila-vila di sini juga bagus buat foto-foto dengan nuansa alam pegunungan. Ini sengaja dibuat agar kesan alaminya tidak hilang. Vila dengan nuansa alam ini memang menjadi daya tarik wisatawan,” kata Samsul Bachri, Jumat (7/12/2018).

Salah seorang pengunjung berfoto dengan latar belakang perkebunan teh yang hijau. Foto:IG

Dikatakan Samsul Bachri, kawasan gunung Dempo biasanya akan banyak dikunjungi wisatawan yang ingin melewati malam tahun baru.

Demikian pula malam pergantian tahun kali ini. Bahkan biasanya banyak wisatawan dari luar daerah yang berlibur ke Pagaralam. Hal ini membuat Villa dan Hotel di Pagaralam akan penuh.

“Bahkan agar bisa mendapatkan hotel dan villa, banyak wisatawan yang sudah membooking sejak 1 sampai 2 bulan sebelum tahun baru,” kata Samsul Bachri.

Villa yang berada di Gunung Dempo kental dengan arsitektur Besemah. Foto:IG

Seperti tahun ini saja, sudah ada beberapa Villa di Pagaralam yang Full booking. Para wisatawan sudah booking villa sejak September lalu.

“Kondisi  ini membuat pengelola Villa sudah tidak lagi menerima pesanan,” ujar Samsul.

Sementara menurut Menpar Arief Yahya, wisata alam menjadi menarik bila dijaga kelestariannya. Untuk itu ia berharap setiap wilayah yang memiliki kekuatan wisatanya pada alam harus pandai membuat destinasi itu menjadi lebih menarik dengan tetap menjaga alamnya.

Ruang tamu di villa Gunung Dempo yang didesign untuk tak merubah adat setempat. Foto:IG

Arief menjelaskan keunggulan alam di Indonesia akan dikembangkan dengan produk wisata bahari, wisata ekologi, dan wisata petualangan.

“Porsi pengembangan alam sebesar 35 persen, sedangkan buatan manusia dikembangkan sebagai wisata MICE, wisata olahraga, dan wisata kawasan terpadu,” kata Arief.

Menurut Arief Yahya ada lima besar produk wisata sebagai kontributor kunjungan wisman ke Indonesia, sebagaimana hasil dari survei PES (passenger exit survey) 2013 oleh Pusdatin Kemenpar yakni wisman yang melakukan wisata belanja dan kuliner (80 persen), wisata religi dan heritage (80 persen), wisata bahari (35 persen), wisata MICE (25 persen), dan wisata olahraga (5 persen).

(mawardi)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya