Kementerian Pariwisata Beberkan Pencapaian Kinerja 2020 di Komisi X DPR
KLIKNUSAE.com – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memaparkan berbagai program strategis dan capaian selama tahun 2020 dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR RI, Kamis 26 Agustus 2021.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyampaikan bahwa pihaknya telah melaksanakan sejumlah program yang mengacu kepada Kerangka Pembangunan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nasional (RENSTRA) 2020-2024.
“Program-program ini bertujuan meningkatkan kontribusi pariwisata dan ekonomi kreatif terhadap ketahanan ekonomi nasional yang berbasis quality tourism experience, pariwisata berbasis ekonomi kreatif, dan nilai tambah ekonomi kreatif,” kata Sandiaga.
Ia mengemukakan subprogram yang dilaksanakan oleh Kemenparekraf-Baparekraf berdasarkan ketiga basis ini.
BACA JUGA: Kemenparekraf Jawab Tudingan UNESCO Soal Pengrusakan Labuan Bajo
Kelima subprogram tersebut adalah pengembangan destinasi pariwisata dan produk kreatif, pengembangan promosi pariwisata dan ekonomi kreatif.
Pengembangan industri pariwisata dan ekonomi kreatif, pengembangan SDM dan kelembagaan pariwisata dan ekonomi kreatif, serta pengembangan kreativitas.
“Untuk mendukung tujuan utama tersebut maka kami konsisten dan berkomitmen dalam memajukan beberapa aspek penunjang utama,” kata Sandiaga.
Menurutnya, beberapa aspek itu diantaranya kajian kepariwisataan dan ekonomi kreatif, regulasi yang mendukung pembangunan kepariwisataan dan ekonomi kreatif nasional.
BACA JUGA: Tujuh Aspek Prioritas Pengembangan Desa Wisata Kemenparekraf, Apa Saja?
“Kami juga mengadopsi teknologi informasi dan komunikasi secara tepat guna, dan reformasi birokrasi Kemenparekraf-Baparekraf,” tambahnya.
Pandemi Covid-19 Telah Menggeser Program Gerakan BISA
Namun karena pandemi COVID-19, dalam rapat terbatas kabinet pada 16 April 2020, Presiden Joko Widodo memberikan arahan agar Kemenparekraf melaksanakan program-program pemulihan sektor parekraf yang terdampak oleh pandemi.
Seperti program perlindungan sosial bagi pekerja pariwisata, realokasi anggaran di Kemenparekraf ke kegiatan semacam program padat karya, dan pemberian stimulus ekonomi bagi pelaku usaha di sektor parekraf.
“Selain itu, langkah-langkah pemulihan yang dilakukan oleh Kemenparekraf adalah mempersiapkan tatanan kenormalan baru di sektor parekraf. Mempersiapkan destinasi atau yang lain, dan membangun kepercayaan public guna meningkatkan minat wisatawan dan menciptakan daya tarik,” ungkapnya.
BACA JUGA: Wamen Angel: Telah Disiapkan Rp 3,3 Triliun untuk Membantu Usaha Hotel
Beberapa program yang menyesuaikan dengan arahan Presiden ini, dikatakan Sandiaga, adalah dukungan industri pariwisata untuk tenaga kesehatan, program BaLaSa (Bahan Pokok & Lauk Siap Saji).
Ada gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat, dan Aman), pembuatan konten, gerakan dan ajakan masyarakat, pelaksanaan event virtual, webinar, dan bantuan modal bisnis melalui kebijakan fiskal atau moneter melalui relaksasi pajak dan lain sebagainya.
Optimalisasi Kegiatan MICE Kementerian dan Lembaga
Sandiaga juga menyebutkan hingga saat ini Kementerian Pariwisata terus berupaya meningkatkan keseimbangan penyediaan dan permintaan di sektor parekraf.
Kementerian Pariwisata memanfaatkan fase pandemi COVID-19 ini untuk memperbaiki sisi penyediaan di sektor parekraf.
“Kemenparekraf memperbaiki sisi supply ini melalui enam langkah. Yaitu melalui persiapan destinasi wisata, implementasi dan monitoring protokol kesehatan CHSE di daerah, menciptakan atraksi dan membangun daya tarik wisata,” ujarnya.
Disamping juga peningkatan kualitas SDM parekraf, peningkatan kuantitas dan kualitas produk ekraf, dan stimulus industri pariwisata melalui koordinasi dengan K/L terkait,” ujar Sandiaga.
BACA JUGA: Pariwisata Dibuka, Sandiaga Ingatkan Hati-hati Risiko ‘Travel Revenge’
Di sisi permintaan, Sandiaga menyebutkan Kemenparekraf juga berupaya menjaga perputaran roda ekonomi dan menciptakan rasa aman dengan penerapan protokol kesehatan.
Adapun upaya-upaya tersebut adalah membangun citra yang menciptakan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan, pemberian insentif dan paket wisata, optimalisasi kegiatan MICE kementerian dan lembaga di destinasi wisata, serta insentif peningkatan daya beli produk lokal.
Nilai Devisa Pariwisata Indonesia Pada Tahun 2020
Sementara terkait capaian kinerja Kemenparekraf/Baparekraf tahun 2020, Sandiaga mengatakan ada beberapa hal yang belum mencapai target pencapaian.
Seperti devisa pariwisata yang bernilai 3,244 miliar dolar Amerika Serikat dari target 3,3 miliar dolar Amerika Serikat.
Untuk, nilai ekspor ekonomi kreatif senilai 15,06 miliar dolar Amerika Serikat dari target 16,9 miliar dolar Amerika Serikat.
BACA JUGA: Co-Branding Pariwisata Indonesia, Kemenparekraf Gandeng 12 Mitra di Bali
Nilai tambah ekonomi kreatif sebesar Rp1.134,9 triliun dari target Rp1.157 triliun, serta jumlah pengeluaran wisatawan mancanegara sebesar 1.145,64 dolar Amerika Serikat dari target 1.213,87 dolar Amerika Serikat.
“Meski demikian, untuk kontribusi PDB pariwisata berhasil mencapai target sebesar 4 persen. Lalu jumlah kunjungan wisatawan mancanegara mencapai total 4,053 juta kunjungan dari target 2,8 juta-4 juta kunjungan dan jumlah pergerakan wisatawan nusantara dengan target 120-140 juta pergerakan dengan capaian 198,246 juta pergerakan,” jelasnya.
Pergerakan Wisnus 2020 Mencapai 140 Juta Orang
Perlu digarisbawahi bahwa data capaian target tersebut merupakan target penyesuaian berdasarkan revisi renstra 2020-2024 yang diperbaharui pada Juli 2020 karena adanya pandemi COVID-19.
Data pergerakan wisnus 2020 misalnya target awalnya adalah 310 juta pergerakan lalu direvisi menjadi 120-140 juta dan berdasarkan data sementara tercapai 198 juta. Sehingga bila dibandingkan dengan target awal justru -36 persen.
BACA JUGA: Kemenparekraf Tawarkan Pemanfaatan AI untuk Dukung Pasokan Oksigen
Sementara itu, Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo memaparkan anggaran dan laporan keuangan Kemenparekraf tahun 2020.
Angela mengatakan, pada 2020, Kemenparekraf memiliki pagu anggaran sebesar Rp3.684.440.605.000 dengan realisasi sebesar Rp3.410.271.877.209 atau sekitar 92,56 persen dan sisa anggaran sebesar Rp274.168.727.791.
Kemenparakreaf Dapat Opini WTP dari BPK
Angela juga menyampaikan berdasarkan hasil opini laporan keuangan tahun 2020 yang dikeluarkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Kementerian Pariwisata meraih predikat wajar tanpa pengecualian (WTP).
“Kami juga sudah menindaklanjuti seluruh rekomendasi BPK dari temuan yang ada pada laporan keuangan Kemenparekraf/Baparekraf tahun anggaran 2020 dan akan terus dimonitor pelaksanaannya,” ucap Angela.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih yang bertindak sebagai pimpinan rapat mendorong Kemenparekraf agar tetap mempertahankan program-program strategis tahun 2020.
BACA JUGA: Kolaborasi Kemenparekraf-Asyst Hadirkan Layanan Website Indonesia.Travel
Utamanya yang berkaitan dengan mitigasi terhadap pelaku parekraf yang terdampak oleh pandemi COVID-19 di tahun 2021 ini.
“Program-program penguatan penciptaan lapangan kerja, perlindungan usaha pelaku parekraf, dan pemberian stimulus ini sebaiknya dipertahankan karena sektor pariwisata dan ekonomi kreatif ini adalah sektor yang paling terdampak oleh pandemi COVID-19,” kata Fikri.
Fikri mewakili anggota komisi X juga mengapresiasi capaian opini BPK tahun 2020 terhadap Kemenparekraf yang meraih predikat WTP dan mempertahankan capaian ini di tahun-tahun berikutnya.
Ia juga mendorong agar Kemenparekraf/Baparekraf dapat meningkatkan realisasi anggaran di tahun-tahun yang akan datang. ***