Sejak Bandara Husein Sastranegara Ditutup, Hotel di Kota Bandung Kehilangan 12 Persen Tamu Luar
KLIKNUSAE.com – Penutupan Bandara Husein Sastranegara Bandung makin terasa signifikan dampaknya terhadap sektor ekonomi dan mobilitas masyarakat.
Bandara yang selama ini menjadi gerbang utama transportasi udara bagi Kota Bandung ditutup karena ingin menghidupkan Bandara Kertajati atau Bandara Internasional Jawa Barat.
Akibatnya, banyak pengunjung dari luar yang tak lagi memilih Kota Bandung sebagai salah satu tujuan.
Beberapa pengelola hotel yang ditemui Kliknusae.com, Rabu 16 Oktober 2024 mengungkapnyaokupansi hotel untuk kegiatan MICE turun dratis.
BACA JUGA: 12 Rute Penerbangan Bandara Husein Sastranegara Dipindah Ke Bandara Kertajati
“Kalau dari data kami, rata-rata kami kehilangan 10 persen tamu dari luar. Baik itu, dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera dan beberapa daerah lainnya,” kata salah seorang marcomm hotel bintang 4 di Kota Bandung.
Sementara itu, Ketua Riung Priangan Arief Bonafianto membenarkan adanya keluhan dari pelaku usaha di bidang perhotelan.
“Iya, benar kita kehilangan tamu antara 10-12 persen setiap bulannya. Bahkan tamu yang dari Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali hilang sama sekali,” kata Arief–yang juga General Manager Arion Suites Hotel Bandung ini.
Tak bisa dipungkiri, begitu Bandara Husein Sastranegara ditutup, dampak pertama yang dirasakan adalah penurunan jumlah wisatawan domestik dan internasional yang datang ke Bandung.
BACA JUGA: Hati-hati, Salah Strategi Bandara Kertajati Bisa Mangkrak Lagi
Akses Berkurang
Industri pariwisata, termasuk perhotelan, restoran, dan pusat perbelanjaan di kota ini, mengalami penurunan pendapatan dratis.
Hal ini, akibat berkurangnya akses langsung dari dan ke Bandung melalui transportasi udara.
Beberapa agen perjalanan melaporkan penurunan pesanan hingga 30% sejak penutupan bandara. Bahkan, terus menurun hingga dikhawatirkan akan semakin tenggelam
Selain sektor pariwisata, penutupan bandara ini juga berdampak pada industri logistik dan perdagangan.
BACA JUGA: Okupansi Hotel di Jawa Barat Terendah Dibanding 5 Kota Besar Ini
Banyak pengusaha yang biasanya mengandalkan pengiriman barang melalui kargo udara di Bandara Husein Sastranegara kini harus mencari alternatif lain.
Sedangkan, mengandalkan Bandara Kertajati di Majalengka, kondisinya juga seperti hidup segan mati tak mau.
Belum, jarak yang memerlukan waktu tempuh lebih lama. Kondisi ini memicu peningkatan biaya logistik dan memperlambat distribusi barang.
BACA JUGA: Okupansi Hotel di Kota Bandung Diperkirakan Naik, Dengan Syarat Ini
Terutama untuk produk-produk yang memerlukan pengiriman cepat seperti barang elektronik dan produk pertanian segar.
Di sisi lain, masyarakat umum juga terkena dampak dari terbatasnya pilihan transportasi udara.
Masyarakat yang biasanya terbang dari Bandung kini harus melakukan perjalanan darat ke Bandara Kertajati atau Soekarno-Hatta, Jakarta.
Hal ini tidak hanya meningkatkan biaya perjalanan, tetapi juga memperpanjang waktu perjalanan.
BACA JUGA: Infrastruktur Bandara Kertajati 2,6 Triliun, Bandara Sepinggan 1,8 Triliun, Siapa Juara?
Bahkan, sering kali menyebabkan ketidaknyamanan bagi penumpang, terutama bagi mereka yang bepergian dalam keadaan darurat.
Selain hotel sektor perdagangan tradisional juga ikut “babak belur”. Salah satu contohnya adalah Pasar Baru Trade Center.
“Iya, sangat terdampak pada kami. Sebelumnya, disini menjadi salah satu tujuan favorit wisatawan dari Malaysia. Namun sejak Bandara Husein ditutup, mereka tidak kesini. Kalau pun masih ada, jumlahnya sangat sedikit,” kata Untung BW, Direktur Marketing PT Dam Sawarga Maniloka Jaya-selaku pengelola Pasar Baru Trade Center. ***