Lewat Festival Film Bulanan Bandung, Ajak Sineas Masuk Industri Perfilman
KLIKNUSAE.com – Melalui Festival Film Bulanan Bandung, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengajak sineas Banten dan Jawa Barat masuk industri perfilman.
Workshop Festival Film Bulanan di Bandung sendiri berlangsung pada 31 Maret sampai 2 April 2023.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno dalam keterangannya di Jakarta, Rabu 12 April 2023 mengatakan kegiatan workshop Festival Film Bulanan adalah salah satu upaya konkret.
Yaitu, untuk mendorong sineas lokal agar mampu bersaing di industri dan menghasilkan nilai ekonomi.
BACA JUGA: Festival Film Bulanan Kembali Diluncurkan, Ini Jadwalnya
“Ini merupakan salah satu program yang dinilai tepat manfaat, tepat sasaran, dan tepat waktu. Harapannya agar bisa meningkatkan kemampuan para filmmaker sekaligus memberikan akses supaya bisa masuk industri perfilman nasional dan semakin baik,” katanya.
Workshop dengan tema “Menuju Industri Perfilman” ini diikuti oleh 20 peserta yang berpartisipasi di Festival Film Bulanan lokus 2 (Banten dan Jawa Barat).
Para peserta merupakan perwakilan dari berbagai komunitas film asal Kuningan, Sukabumi, Depok, Tangerang, Cirebon, Cilegon, Pandeglang, dan Kabupaten/Kota Bandung.
Mandiri dan Sejahtera
Pada kesempatan tersebut, Direktur Musik, Film dan Animasi Kemenparekraf Mohammad Amin berharap kegiatan workshop Festival Film Bulanan ini seperti terapi pada titik akupuntur yang tepat.
BACA JUGA: Festival Film Wartawan Hadirkan 123 Judul, Tayang Hingga 30 September
Sehingga dapat memberikan efek berantai yang positif, menyehatkan, dan memperkuat ekosistem perfilman di daerah yang mandiri dan sejahtera.
“Harapan selanjutnya, dapat menebalkan rasa percaya diri sineas daerah untuk memproduksi film secara berkelanjutan, berkolaborasi, berjejaring, bersaing, dan mengukir prestasi pada level yang lebih tinggi,” kata Mohammad Amin.
Selama 3 hari, peserta dibimbing oleh para pelaku industri perfilman seperti Abdul Manaf (produser), Rahabi Mandra (sutradara/penulis skenario).
Kemudian ada juga, Kusen Dony Hermansyah (editor), dan Ezra Tampubolon (pengarah artistik).
BACA JUGA: Film Ngeri-ngeri Sedap DampaknyaTerhadap Promosi Pariwisata Indonesia
Turut hadir pula perwakilan Founder Festival Film Bulanan, Vera Damayanti, Head of Marketing FlipFlop TV, Indra Agus Rahman, dan CEO Rangkai.id, Redemptus Rangga.
Selain dibekali pengetahuan seputar perfilman, para peserta workshop juga diberi pelatihan bagaimana mendistribusikan karya film.
Menyusun proposal film, kiat-kiat menghasilkan ide cerita yang komersil, merancang film yang bisa dipasarkan, budgeting, sampai proses pitching.
Pada akhir sesi, seluruh peserta diberi kesempatan untuk pitching langsung dengan investor. Bagi peserta yang proposalnya terpilih, akan mendapat pendanaan dari FlipFlop TV.
BACA JUGA: Menteri Sandiaga Sampaikan Stimulus PEN Rp 144 Miliar Diterima Industri Film
Salah satu peserta, Rivaldo Caesar Rio, dari Lokatara Pictures mengatakan, mengikuti workshop Festival Film Bulanan adalah kesempatan yang sangat berharga.
“Ini adalah sebuah kesempatan yang sayang untuk dilewatkan, bagi filmmaker yang masih mencari jati diri,” kata Rivaldo.
“Di sini, kita dapat pengetahuan yang nyata, yang riil, bagaimana kenyataannya industri film itu bekerja,” sambungnya.
Sebuah Pembelajaran Penting
Sementara itu, peserta lainnya Rahadian Navanka Samhudi juga merasa workshop Festival Bulanan ini adalah sebuah pembelajaran penting.
Ia pun menyatakan bahwa dirinya ingin serius di bidang ini. Workshop tersebut jadi pembelajaran penting banget buatnya.
BACA JUGA: Menteri Sandiaga Uno Diarak ‘Emak-emak’ Saat Berkunjung ke Desa Cibeusi
“Di sini aku belajar soal production design, kebetulan film saya butuh production design yang memadai, jadi materi itu penting banget,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga belajar directing dan editing. “Sangat mencerahkan buat ngelakuin kegiatan film making kedepannya,” ujar Anka.
Sebagai pemateri, Rahabi Mandra berharap workshop seperti ini bisa terus ada dan semakin menjamur. Terlebih bisa digarap langsung oleh komunitas hingga mahasiswa di kampus.
“Ilmu yang sudah kita bagikan di sini bisa diteruskan kembali ke komunitas-komunitas atau kampus-kampus, sehingga nantinya bisa menghasilkan sumber daya manusia yang mampu membuat film dengan baik,” ujar Rahabi. ***