International Women’s Day, Perempuan Harus Jadi Guru dan Ibu Bangsa

Kliknusae.com – Hari Perempuan Internasional atau International Women’s Day (IWD) diperingati setiap 8 Maret di seluruh dunia. Hal ini pun menjadi momentum penting bagi perempuan di Indonesia.

Tema yang diambil dalam IWD kali ini choose to challenge, seperti meneguhkan konsistensi perjuangan kaum perempuan dalam menyuarakan kesetaraan gender. Logonya, wanita mengangkat satu tangan tinggi-tinggi, menjadi simbol komitmen perempuan, menantang setiap bentuk ketidaksetaraan, bias gender dan membantu membentuk dunia yang inklusif.

Itulah yang diutarakan Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Dr. Giwo Rubianto Wiyogo, seperti dikutip Kliknusae.com dari Antara. Ia mengungkapkan, perempuan Indonesia harus merdeka dalam melaksanakan darma atau tugasnya.

”Perempuan Indonesia haruslah menjadi pribadi yang merdeka melaksanakan darma. Saat ini, dunia telah memasuki era 5.0. Perempuan Indonesia pun harus siap menjawab tantangan zaman dalam masyarakat 5.0,” kata Giwo, di Jakarta.

Sebagai salah satu wadah federasi yang beranggotakan hampir 100 organisasi wanita di Indonesia, Kowani, secara konsisten terus mengupayakan kesetaraan gender. Giwo menuturkan, organisasi ini pun mendorong perempuan Indonesia, sebagai ‘Ibu Bangsa’.

Adapun tujuannya ialah untuk dapat berperan aktif, baik di ruang domestik, sebagai ‘guru’ utama bagi generasi penerus bangsa. Begitu pula di ruang publik, guna eksis dan mampu berkarya bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Giwo juga menjelaskan, Kowani melalui berbagai kesempatan, secara aktif mendorong perempuan Indonesia untuk maju dan berkarya dalam berbagai bidang.

Meski tantangan masih dihadapi oleh perempuan Indonesia, sebut dia lagi, baik diskriminasi maupun tindak kekerasan, namun spirit kaum perempuan tak boleh surut untuk maju dan bangkit menghadapi tantangan kemajuan teknologi yang demikian pesat.

”Hari Perempuan Internasional, menjadi momen kita melakukan refleksi. Serta meneguhkan harapan bagi perempuan Indonesia, untuk bergerak maju. Saatnya perempuan Indonesia menunjukkan kemampuan dan jati dirinya sebagai Ibu Bangsa yang produktif, inovatif, kreatif dan inklusif,” imbuh dia.

Sejarah International Women’s Day

Hari Perempuan Internasional pertama kali dirayakan pada 28 Februari 1909 di New York, diselenggarakan oleh Partai Sosialis Amerika Serikat. Di sisi lain, demonstrasi pada 8 Maret 1917, yang dilakukan perempuan di Petrograd, memicu terjadinya Revolusi Rusia. Karenanya di Rusia sejak 1917, Hari Perempuan Internasional, menjadi hari libur nasional.

Pada tahun 1917, Hari Perempuan Internasional atau International Women’s Day, oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, diresmikan sebagai perayaan tahunan. Untuk memperjuangkan hak perempuan dan mewujudkan perdamaian dunia. (*adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya