11 Juta Warga Asia Timur Terancam Miskin Akibat Virus Corona

Kliknusae.com -Ekonomi China yang sebelumnya kokoh, akhirnya goyang juga. Pandemi virus corona mengancam pertumbuhan negeri Tirai Bambu tersebut, sekaligus mempengaruhi kawasan Asia Timur.

Jika ramalan Bank Dunia itu benar, diperkirakan 11 juta orang di Asia Timur akan jatuh miskin.

Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik Aaditya Mattoo mengungkapkan pandemi ini mengakibatkan guncangan global yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“Pandemi ini dapat menghentikan pertumbuhan dan meningkatkan kemiskinan di seluruh kawasan,” ujarnya, Selasa (31/3/2020).

Menurut Mattoo, dalam skenario terbaik, ekonomi kawasan Asia Timur akan menurun tajam. Ia memproyeksi ekspansi China akan melambat dari 6,1 persen menjadi hanya 2,3 persen.

Pasalnya, dua perlima populasi dunia sedang dalam karantina dan lock down. Dua hal ini mengakibatkan penutupan bisnis dan transportasi demi menekan risiko penyebaran covid-19.

Mattoo menilai dunia masih bisa lolos dari potensi resesi, namun tetap akan mengalami perlambatan yang tajam.

Dua bulan lalu, ekonom Bank Dunia masih memperkirakan China bisa tumbuh sekitar 5,9 persen. Angka tersebut pun menjadi skenario terburuk sejak 1990 silam.

Namun, sekarang negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia menghadapi proyeksi yang lebih ‘mengerikan’.

Hal tersebut tercermin dalam rekor kontraksi aktivitas manufaktur pada Februari dan produksi industri yang turun untuk pertama kalinya dalam 30 tahun.

Wilayah Asia Timur dan Pasifik, tidak termasuk China, dapat mengalami perlambatan pertumbuhan menjadi 1,3 persen atau menyusut 2,8 persen dalam skenario yang lebih buruk dibandingkan dengan 5,8 persen tahun lalu.

“Pandemi itu sangat mempengaruhi ekonomi kawasan Asia Timur dan Pasifik, selain itu kedalaman dan lamanya guncangan itu tidak pasti,” kata laporan Bank Dunia.

Bank Dunia memperingatkan pengendalian pandemi mungkin akan memulihkan ekonomi. Namun, risiko tekanan keuangan akan berlangsung lama bahkan melewati tahun ini.

“Yang paling rentan adalah negara-negara yang sangat bergantung pada perdagangan, pariwisata, dan komoditas, dan yang bergantung pada arus keuangan yang fluktuatif,” jelasnya.

Mattoo mengatakan 17 negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik merupakan kunci rantai global dan bertanggung jawab atas 70 persen perdagangan dunia.

Saat ini, semuanya telah terpengaruh dan sekarang memiliki beberapa kasus virus corona dengan jumlah tertinggi di dunia.

“Di dunia yang saling bergantung ini, di mana nasib ekonomi kita saling terkait, goncangan secara simultan mempengaruhi semua negara penting ini,” katanya.

Bank Dunia menyerukan tindakan keras dengan prioritas pertama pada penahanan penyebaran virus serta langkah untuk meredam guncangan bagi rumah tangga yang kehilangan upah atau pekerjaan.

Mattoo melanjutkan belum terlambat untuk mengikuti contoh Korea Selatan yang meningkatkan pengujian dan penahanan, sehingga ekonomi dapat mulai kembali normal lebih cepat.

“Ini bukan ilmu roket. Dengan bantuan, bahkan negara-negara miskin pun bisa melakukannya,” pungkasnya.

(adh/cnn)

 

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya