Dunia Terkejut Ada Gitar Super Tipis Dari Bandung
JELAJAH NUSA – Dunia tiba-tiba terkejut. Ada warga Bandung berhasil menelorkan gitar akustik super tipis. Setipis smartphone slim. Alhasil, Indonesia pun kembali menjadi perhitungan para musisi kaliber international.
Adalah Raka Shidiq (33) berhasil membuat gitar yang memiliki ketebalan delapan milimeter. Gitar akustik ini pun digadang-gadang sebagai gitar tertipis di dunia.
Gitar asal Rumah Produksi Anymos Essential Guitar tersebut memiliki keistimewaan untuk menghasilkan ciri khas suara akustik yang sebelumnya hanya mungkin dihasilkan oleh desain gitar akustik tradisional.
“Saya membuat ini sebagai inovasi atau revolusi gitar. Karena banyak musisi yang seolah gengsi menggunakan gitar produksi lokal saat manggung,” ujar Raka kepada awak media, belum lama ini.
Raka menjelaskan awal mula memproduksi gitar tipis. Saat itu, dirinya mulai jenuh dengan pembuatan gitar yang tidak mengalami perubahan bentuk. Apalagi sebagai rumah produksi, gitar konvensional sulit bersaing dengan gitar-gitar buatan luar negeri.
Dalam benaknya, perlu ada inovasi baru agar gitar yang dibuatnya dapat bersaing di pasaran terutama sebagai pesaing gitar-gitar buatan luar negeri. Hingga pada 2015 setelah melalui berbagai penelitian, lahirlah gitar tipis yang dapat digunakan sebagai akustik maupun elektrik.
“Meski tidak ada ruang resonansi, tapi dengan menggunakan sistem microchamber. Walaupun tipis ketika dimainkan, resonansi tetap ada, getarannya ada. Beda sama produk sejenis atau gitar elektrik,” papar Raka.
Sistem microchamber membuat suara yang lebih panjang berkat konstruksi neckthrough, dikombinasikan dengan sistem undersaddle piezo untuk performa suara terbaik tanpa noise.
Dengan desain ini, suara yang dihasilkan tidak memiliki resonansi berlebih yang sering menjadi penyebab feedback.
Meski belum diluncurkan, gitar tipis ini sempat diperkenalkan dalam ajang pameran di tiga negara berbeda. Pameran-pameran tersebut seperti Business of Desain Week 2016 di Hong Kong, South-by-SouthWest (SXSW 2017) Austin USA, Salone Del Mobile Milano 2017.
Bahkan gitar ini mendapat predikat The Most Marketable Product di Business of Design Week 2016 di Hongkong serta mendapat respon baik dalam dua pameran lainnya.
“Responsnya bagus. Ini masuk ke dalam best produk yang diminati pengunjung di tiga pameran tersebut,” katanya.
Ia juga menjelaskan, untuk sisi bahan, 80 persennya berasal dari kayu lokal jenis mahoni dan sisanya hanya asesoris pendukung yang hanya bisa didapatkan dari luar negeri.
“Sebenarnya kayu-kayu lokal itu banyak berkualitas. Tapi karena mindset kita itu gitar luar itu bagus, jadi milih gitar luar karena kayunya bagus. Padahal, di sana hanya ada kayu itu saja. Kalau di Indonesia beragam kayu yang bagus,” kata dia.
Salah satu musisi asal Kota Kembang, Ferry Curtis yang mencoba gitar tersebut mengaku gitar tipis ini memiliki keunggulan terutama bagi musisi travelling yang membutuhkan portabilitas tinggi.
Selain itu, dengan teknologi mikrochamber yang tertanam di dalamnya, membuat tidak memiliki resonansi lebih yang menjadi yang sering dikeluhkan para musisi.
“Selain ringan, tidak ada resonansi lebih. Itu yang selalu menjadi masalah bagi para musisi yang menggunakan gitar akustik,” katanya.
(adh/KOM)