Geosite Tebat Rasau Lintang akan Disinggahi Tim Ekspedisi Dayung Jelajah Nusantara

KLIKNUSAE.com – Geosite Tebat Rasau Lintang dipastikan akan disinggahi tim Ekspedisi Kayak Laut Dayung Jelajah Nusantara 2024.

Sungai purba yang terletak di Desa Lintang, Kecamatan Simpang Renggiang, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung menjadi salah satu prioritas tim.

“Kita pilih di Belitung karena kita liat daerah ini memiliki alam yang indah, yang bisa kita explore lebih lanjut. Kemudian ada masalah Mangrove disana yang kita ingin angkat  bekerjasama dengan National Geograpic (Natgeo),” kata Ketua Ekspedisi Yoppi Saragih menjawab pertanyaan Kliknusae.com, Senin 5 Agustus 2024.

Ekspedisi Dayung Jelajah Nusantara

CEO Eiger, Ronny Lukito membubuhkan tandatangan di perayu kaya laut (Class Sea Kayak) yang akan digunakan oleh tim ekspedisi Dayung Jelajah Nusantara. (Foto: Kliknusae.com/Adhi

Menurut Yoppi—yang juga Ketua Umum Dayung Jelajah Nusantara, pihaknya akan melihat lebih dekat kondisi Mangrove di Belitung. Termasuk, ingin mengetahui apa yang sudah dilakukan oleh masyarakat disana.

“Lalu, kita akan petakan, langkah-langkah apa yang bisa kita bantu untuk bisa melestarikan hutan mangrove,” jelas Yopi.

BACA JUGA: EIGER Adventure Buka Lagi Toko Kedua di Malaysia, Ini Produk-produk Yang Ditawarkan

“Dan satu lagi, masalah terumbu karang karang juga menjadi perhatian kita sebagai kampanye karbon biru (blue carbon) yang sekarang memang sedang digalakkan,” sambung Yoppi.

Masih banyak lagi yang bisa diexplore di kawasan Belitung Timur tersebut. Seperti budayanya yang unik.

Dayung Jelajah Nusantara

Pengibaran bendera Wanadri sebagai simbol dimulainya perjalanan ekpedisi Dayung Jelajah Nusantara, Senin 5 Agustus 2024. (Foto: Kliknusae.com/adhi)

Kliknusae.com, beberapa lalu sempat mengunjungi Tebat Rasau Lintang. Lahan basah ini merupakan salah satu dari 17 situs warisan dunia di Belitong Geopark yang diakui UNESCO Global Geopark.

BACA JUGA: Ekspedisi Merah Putih Eiger Kali Ini Akan Mendaki Gunung Terganas Di Asia

Bandara Hanandjoeddin

Tebat Rasau bisa ditempuh dengan jarak tempuh 46 kilometer atau 50 menit perjalanan menggunakan minibus  dari Bandara Hanandjoeddin, Tanjungpandan, Belitung

Nama Tebat Rasau berasal dari bahasa daerah setempat yakni tebat dan rasau. Tebat diartikan sebagai genangan air dan rasau merupakan nama salah satu jenis tanaman yang banyak tumbuh di rawa.

Dayung Jelajah Nusantara

Tokoh senior Wanadri Ipong Witono saat memberikan sambutan dalam acara peluncuran Tim Ekspedisi Dayung Jelajah Nusantara di Store Eiger, Kota Bandung, Senin 5 Agustus 2024. (Foto: Kliknusae.com/adhi)

Sebagai salah satu warisan dunia, Tebat Rasau terus dibenahi. Saat ini sudah ada jembatan kayu untuk melintasi sebagian kawasan rawa.

Kemudian ada bangunan sekretariat relawan yang sehari-hari menjaga dan melakukan pengamatan di Tebat Rasau.

Wilayah Tebat Rasau diperkirakan seluas 8,040 hektar dengan 132 jenis ikan. Maka tidak mengherankan kalau Tebat Rasau juga menjadi sumber mata pencaharian ratusan nelayan.

Dayung Jelajah Nusantara

Ketua Ekspedisi Yoppi Saragih (pertama dari) kanan saat mendengarkan kesiapan anggota tim Ekspedisi Dayung Jelajah Nusantara. (Foto: Kliknusae.com/Adhi(

Seperti diketahui, sebanyak dua belas pedayung bersiap memulai ekspedisi mengelilingi perairan Pulau Belitung dalam tajuk ‘Dayung Jelajah Nusantara-Belitong Sea Kayak Expedition’.

Ekspedisi ini dijadwalkan berlangsung selama 30 hari, mulai dari Agustus hingga September 2024.

Dijelaskan Yoppi Saragih, bahwa para peserta akan menempuh jarak sejauh 440 kilometer.

Dalam misi ini, tim tidak hanya sekadar mendayung. Namun juga membawa misi penting untuk menggali informasi. Yakni, tentang kekayaan alam, budaya, dan potensi yang dapat diangkat dari Belitung.

Dayung Jelajah Nusantara

CEO Eiger, Ronny Lukito menyampaikan spirit kepada para tim yang akan mengikuti ekspedisi Dayung Jelajah Nusantara 2024. (Foto: Kliknusae.com/Adhi)

Destinasi Wisata

“Target kami adalah mempublikasikan destinasi wisata yang menarik di Belitung, termasuk budaya, kuliner, dan desa-desa wisata di sana. Kami ingin membantu mempromosikan semua itu,” ujar Yoppi saat melepas tim ekspedisi di Eiger Store, Jalan Sumatera, Kota Bandung, kemarin.

Ia pun berharap apa yang diperoleh selama ekspedisi ini bisa dibagikan kepada masyarakat luas di Indonesia.

“Intinya adalah bahwa apa yang kami terima dan dapatkan selama ekspedisi ini bisa kami bagikan kepada lebih banyak orang,” lanjutnya.

Ekspedisi ini merupakan yang kedua setelah sebelumnya sukses dilakukan di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tahun 2023.

Pada ekspedisi tersebut, tim menyusuri perairan dengan kayak sejauh 1.509 kilometer selama 60 hari, mengungkap berbagai budaya setempat.

Dalam ekspedisi Belitung ini, para pedayung telah dibekali pelatihan dan keterampilan mumpuni untuk mengarungi perairan selama 30 hari.

Ekspedisi ini diharapkan tidak hanya menjadi petualangan mendayung semata, tetapi juga sebuah upaya untuk memperkenalkan dan melestarikan kekayaan alam dan budaya Indonesia. ***

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya