Keterisian Kamar Hotel di Kota Bogor Bertumbuh Diatas 80 Persen

KLIKNUSAE.com  – Keterisian kamar hotel di Kota Bogor, Jawa Barat mulai tumbuh sangat baik. Pada akhir pekan—weekend (Jumat-Sabtu) mencapai 91,8 persen.

“Untuk hari biasa, okupansi  sudah mencapai 60 persen. Ini sangat membantu industri,dimana hampir dua tahun kita benar-benar ambruk,” kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bogor Yuno Abeta Lahay ketika dihubungi Kliknusae.com, Jumat petang, 22 Oktober 2021.

Menurut Yuno,  okupansi hotel di daerahnya mulai merangkak ke keadaan normal dalam dua hari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2.

Namun demikian, kenaikan ini tidak lantas menjadikan eforia bagi para pelaku atau pengusaha di sektor akomodasi.

“Kami ingatkan ke teman-teman pengusaha, tetap jaga protokol kesehatan (prokes),” kata Yuno.

Ia  mengatakan dengan pelonggaran aktivitas masyarakat di PPKM level 2, sejumlah reservasi penginapan dan pemesanan ruang rapat tren-nya terus meningkat.

Aktivitas Rapat Pemerintahan Mulai Tinggi

Khususnya, untuk aktivitas instansi pemerintah, kementerian dan komunitas sudah mulai hampir berjalan normal seperti kondisi sebelum Pandemi COVID-19.

BACA JUGA: Puan Sependapat Dengan Herman Muchtar, Test PCR Bikin Bingung

Pesanan penginapan dan ruang rapat sudah datang dari wilayah sekitar Kota Bogor, seperti Jabodetabek.

Termasuk, Bandung, Sukabumi, Cianjur dan Jakarta dari instansi dan perusahaan dengan jumlah lebih dari 85 persen.

Sementara, pesanan menginap pada akhir pekan sudah banyak dari masyarakat yang senang bertravel atau sekedar kumpul keluarga karena jenuh di rumah.

BACA JUGA: Tiga Hotel Kota Bogor Tutup, Perusahaan Tak Lagi Mampu Beroperasi

“Pengamatan saya dan posisi saya sebagai pelaku usaha hotel, sejujurnya sulit untuk mengukur atau membatasi kunjungan dan penginap,” ungkapnya.

Menurutnya, yang bisa dilakukan pengusaha hotel dalam lingkaran PHRI Kota Bogor adalah menjaga poin-poin aturan yang tertera dalam sertifikat CHSE– kebersihan (cleanliness), kesehatan (health), keamanan (safety)., dan keberlangsungan lingkungan (environmental sustainability).

BACA JUGA: Camping di Lembah Pinus Bogor, Seperti ini Rasanya

Karyawan yang sudah 75 persen lebih kembali berkerja sudah terbiasa dengan protokol kesehatan mengenai dalam memberikan layanan kepada sekedar pengunjung atau penginap.

Ditambahkan Yuno,  pengusaha hotel telah banyak juga yang berinisiatif memakai QR barcode aplikasi Pedulilindungi.

Meskipun, sejauh ini kebijakan pemerintah tidak mengharuskan hotel-hotel Kota Bogor menggunakan fasilitas tersebut.

Satu hal lagi, pemerintah Kota Bogor saat ini juga sudah menghapus kebijakan ganjil genap yang sebelumnya diterapkan pada masa PPKM Lanjutan.

“Pemerintah Kota Bogor, sangat mendukung pelaku pariwisata untuk kembali bergerak dengan tetap menekankan pada prokes,” tutup Yuno.

***

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya