Aplikasi PeduliLindungi ‘Bermasalah’ Banyak Wisatawan Putar Balik

KLIKNUSAE.com – Aplikasi PeduliLindungi sebagai syarat yang harus dipasang pengelola objek wisata di Jawa Barat belum berjalan maksimal.

Akibatnya, banyak wisatawan yang terpaksa putar balik karena tidak bisa mengakses QR Code. Masalah yang dihadapi adalah kesulitan dalam melakukan update di aplikasi tersebut.

Hal lain dalam uji coba pembukaan beberapa objek wisata di masa PPKM yakni terkait larangan bagi anak usai 12 tahun.

“Kebanyakan yang berlibur kesini kan keluarga. Mereka bawa anak, karena ada larangan itu, banyak yang akhirnya putar balik,” kata petugas objek wisata Kawa Putih di Kabupaten Bandung, Minggu 12 September 2021.

BACA JUGA: 7 Objek Wisata Jabar Siap Uji Coba Aplikasi PeduliLindungi

Sementara itu Ketua DPD Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) Jawa Barat Heni Smith membenarkan adanya keluhan penggunaan aplikasi PeduliLindungi dari beberapa pengelola objek wisata.

“Untuk kasus gagal download PeduliLindungi  masih banyak terjadi. Oleh sebab itu, kami sedang menunggu dan meminta penjelasan, baik dari kementerian kesehatan dan kementerian pariwisata,” kata Heni.

Beberapa hal yang menyebabkan gagalnya akses ke aplikasi PeduliLindungi saat hendak memasuki kawasan wisata diantaranya;

BACA JUGA: Aplikasi eHAC di Bandara Dihapus, Ini Penggantinya

  • Ponsel wisatawan masih menggunakan type OS android terdahulu.
  • Device wisatawan yang tidak on GPS
  • Device  atau memori  ponsel wisatawan space harus dikosongkan
  • Jaringan internet yangg kurang stabil ketika cuaca mendung atau hujan
  • Ponsel tamu yang low battery

Sebagaimana diketahui, sejak pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) meluncurkan uji coba pembukaan destinasi wisata di Jawa Barat, banyak warga  Jakarta yang berkunjung.

Dari 7 objek wisata yang ditetapkan sebagai lokasi uji coba, salah satu lokasi wisata yang diserbu turis lokal adalah Kawah Putih di Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung.

Namun, ternyata beberapa wisatawan gagal masuk ke kawasan wisata unggulan Jabar ini. Penyebabnya, sinyal di daerah itu susah, sehingga pengunjung kesulitan melakukan update di aplikasi PeduliLindungi.

Kawasan Kawah Putih sendiri, memberlakukan protokol ketat untuk pengunjung yang masuk, salah satunya dengan screening via aplikasi PeduliLindungi.

BACA JUGA: Aplikasi PeduliLindungi, Detektif Digital Pelacak Orang Terpapar Virus Corona

Susah Sinyal, Banyak Pengunjung Kecewa

Wisatawan asal Jakarta, Anisa (25), menceritakan pengalamannya saat berwisata ke Kawah Putih bersama keluarganya, kemarin.

Ia mengaku kecewa karena ibunya tak bisa masuk ke Kawah Putih karena belum vaksin, sehingga tak ada akses ke PeduliLindungi.

Akibatnya, ayahnya menemani sang ibu dan keduanya tidak masuk ke kawasan wisata.

“Pas masu diinfoin semua harus ada keterangan sudah divaksin, kemudian ditanya saat ke pos, apakah sudah divaksin. Saya kan lima orang, ibu enggak bisa divaksin karena ada penyakit bawaan,” ujar Anisa di halaman wisata Kawah Putih, seperti dikutip dari Tribun Jabar.

Anisa mengatakan, sebelumnya petugas memberi opsi apakah ibunya mau ditinggal di luar Kawah Putih atau putar balik semua.

“Tapi kan kami berlima jauh- jauh dari Jakarta, disuruh pulang ya gimana gitu,” ucap dia.

BACA JUGA: Ingin Wisata Ke Indramayu, Ini Syarat dan Tempat Rekreasi Yang Buka

“Ya ada kecewanya, tapi kita harus ngikuti aturannya kaya gitu,” tutur Anisa.

Anisa juga mendapatkan kendala saat akan memperlihatkan aplikasi PeduliLindungi.

“Tadi sempat terkendala, punya aku belum di-upgrade, sinyal juga kendala susah masuk ke aplikasinya,” katanya.

Kecewa anak tak bisa ikut masuk ke Kawah Putih

Wisatawan lain asal Jakarta, Gerry, mengaku kecewa anaknya yang masih kecil tak bisa masuk ke Kawah Putih karena belum vaksin, sehingga tak tercatat di aplikasi PeduliLindungi.

BACA JUGA: Pariwisata Dibuka, Sandiaga Ingatkan Hati-hati Risiko Travel Revenge

“Ke sini bawa anak kecil, cuman gak bisa masuk karena protokol kesehatan.  Mau enggak mau istri yang menunggu di mobil,” ujar Gery.

Ia juga mengaku kepayahan saat harus membantu orangtuanya yang tidak paham menggunakan gadget, saat harus memakai aplikasi PeduliLindungi.

“Kalau kami yang generasi muda masih relevan dengan aplikasi PeduliLindungi, tapi kalau orangtua kami yang mungkin enggak terlalu paham itu,” kata Gerry.

“Aplikasi PeduliLindungi bagi saya enggak masalah, tapi orangtua (yang masalah) karena satu gadget satu orang (untuk masuk),” lanjutnya. ***

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya