Labuan Bajo Menjadi Tuan Rumah Forum Meeting Australia-Timor Leste-Indonesia
JELAJAH NUSA – Tiga negara yakni Indonesia,Timor Leste dan Australia sepakat membangun kerja sama dalam sejumlah bidang. Selain sektor pariwisata join ini juga menyasar peternakan,perikanan,pendidikan dan kesehatan.
Pertemuan delegasi tiga negara tersebut berlangsung di Hotel Jayakarta, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang berlansung 11-13 April lalu.
Dalam kegiatan yang bertajuk The Senior Official Meeting of The Trilateral Economic Cooperation Indonesia-Timor Leste-Australia itu banyak hal yang dikupas.
Delegasi Australia dipimpin oleh Jeremy Bruer, selaku Assistant Secretary Southeast Asia Maritime Branch, Department of Foreign Affairs and Trade. Sedangkan delegasi Timor Leste dipimpin oleh Joao Mendes Goncalves dan delegasi Indonesia dipimpin oleh Bobby C Siagian.
Satu bidang yang dibahas khusus dan akhirnya ditindaklanjuti dalam bentuk kesepakatan bersama oleh para delegasi adalah sektor pariwisata.
Kepala Dinas Pariwisata NTT Marius Ardu Jelamu yang ikut dalam pertemuan itu, menyampaikan sejumlah potensi daerah yang ada di NTT.
Marius menjelaskan sejumlah obyek wisata di NTT yang sudah mendunia, seperti Pulau Komodo, Danau Tiga Warna Kelimutu, Pulau Sumba, Pulau Timor, Alor, Rote Ndao dan wisata perbatasan.
Usai pertemuan itu, Marius kepada sejumlah wartawan menjelaskan, tiga negara tersebut telah membuat MoU terkait dengan pengembangan pariwisata di tiga negara yang bertetangga itu.
“Indonesia, Timor Leste dan Australia sepakat untuk melakukan promosi pariwisata bersama sehingga ini adalah hal yang luar biasa,” kata Marius.
Menurut Marius, akan ada pula kerja sama untuk mendatangkan kapal pesiar dari Australia ke Timor Leste dan Indonesia khususnya NTT.
Para wisatawan internasional, lanjut Marius, yang masuk melalui Darwin (Australia) menggunakan kapal pesiar akan dibawa ke Dili (Timor Leste) dan NTT.
Pemerintah Timor Leste, juga siap mengikuti festival seni dan budaya di wilayah NTT, khususnya wilayah perbatasan seperti festival Likurai dan musik perbatasan serta, Tour di Timor dan Tour de Flores.
“Kita akan menyusun paket tournya ke Darwin, Australia dan Timor Leste. Ini tentu teman-teman Asita di Indonesia, Timor Leste dan Australia semua akan terkoneksi dalam kerja sama ini, untuk marketing dan promosi pariwisata kita,” katanya.
Marius menjelaskan, delegasi Australia dan Timor Leste, setelah selesai pertemuan itu, akan menggelar pertemuan lanjutan untuk menggandeng pihak swasta guna menindaklanjuti kerja sama tersebut.
“Jadi, kerja sama bukan hanya antara pemerintah, tapi juga antara pelaku bisnis hingga masyarakat,” ucapnya.
Untuk mendukung kerja sama itu, menurut Marius, saat ini pembangunan pelabuhan khusus untuk kapal pesiar di Labuan Bajo telah dipercepat dan targetnya pada bulan September 2018 sudah rampung.
Di samping itu, sambung Marius, pihaknya juga mendorong pemerintah Australia, agar membuka slot penerbangan dari Darwin ke Kupang maupun Labuan Bajo.
“Ini sesuatu yang positif dan pemerintah Australia dan Timor Leste sangat mendukung kerja sama ini,” ucapnya.
Sementara itu Direktur Kerja Sama Ekonomi Asia Kementerian Koordinator Perekonomian Bobby C Siagian mengatakan, untuk mendukung pengembangan pariwisata, pihaknya mendorong pembukaan penerbangan dari Australia ke NTT.
Pihaknya juga, lanjut Bobby, akan segera berkoordinasi dengan instansi terkait, agar status Bandara Komodo lebih ditingkatkan.
“Kalau pelabuhan laut di Labuan Bajo statusnya sudah internasional, sedangkan Bandara Komodo masih domestik, sehingga perlu ditingkatkan menjadi bandara internasional,” tambah Bobby.
Kerja sama ini diharapkan akan semakin memperkenalkan destinasi Indonesia di mata internasional. Outputnya diharapkan kunjungan wisatawan mancanegara juga naik.
(adh)