Sajian Kuliner Lakso Buat Pak Menteri Di Bangka
JELAJAH NUSA – Selalu ada kuliner yang dikunjungi Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam setiap kunjungannya ke daerah. Begitu pun saat tiba di Negeri Laskar Pelangi, Bumi Serumpun Sebalai, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ia mendapat suguhan Lakso,menu sarapan pagi.
Menpar memang selalu mencipi kuliner lokal. Hal itu juga untuk meningkatkan brand kuliner daerah. Saat berada di Bangka untuk mengikuti rangkaian acara HUT Real Estate Indonesia (REI) ke-46,Jumat (13/4/2018), Menpar Arief langsung menyantap Lakso bersama Deputi Pengembangan Destinasi Pariwisata Dadang Rizki Ratman, Ketua Tim Percepatan 10 Bali Baru Hiramsyah, Sekretaris Daerah Provinsi Bangka Belitung Yan Megawandi, Kadispar Provinsi Babel Rivai, Jajaran Forkopimda Provinsi Bangka Belitung, dan Pengurus Real Estat Indonesia (REI) Pusat.
“Lakso ini merupakan salah satu sajian lezat dari Bangka. Mi seperti udon disiram dengan kuah santan ikan yang gurih luar biasa. Cocok jadi menu sarapan sampai juga camilan ringan di akhir pekan,” ujar Menpar Arief Yahya.
Menurutnya, kuliner tradisional adalah juga daya tarik wisata. Saat ini, wisata kuliner mempunyai porsi terbesar dalam bisnis pariwisata Indonesia. Kuliner masuk dalam wisata budaya sebesar 60 persen, alam 35 persen, dan buatan manusia 5 persen.
“Top 3 motivasi orang wisata adalah kuliner. Secara motivasi maupun komersial, kuliner itu posisinya tinggi. Sekarang 2017 yang dilaporkan di 2018, kuliner melompat cukup tinggi kontribusi 42 persen, nomor dua tetap fashion, tapi turun 18 persen, dan nomor tiga kriya 15 persen,” kata Menpar Arief Yahya,
Lakso merupakan kuliner legendaris yang hingga kini masih digemari. Sajian khas Bangka berkuah santan ikan itu sering ditemui di pasar ataupun warung jajanan lokal.
Lakso dibuat menggunakan bahan dasar tepung beras dan sagu. Penyajiannya ditambah kuah ikan bersantan berwarna kuning muda. Nikmatnya lakso tentu tak kalah dengan spageti, asal Italia.
Setelah menyantap Lakso sebagai menu sarapan, Menpar Arief langsung meninjau dua Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Bangka Belitung. Yaitu KEK Tanjung Gunung yang punya luas total 385 hektare dan KEK Sungai Liat dengan luas total 273 hektare.
Menpar Arief juga mengatakan, kedua KEK tersebut diampu oleh dua pengembang yang berbeda yakni PT Pan Semujur Makmur akan menggarap KEK Tanjung Gunung. Nilai investasi Tahap I mencapai Rp 1,58 triliun.
Sedangkan KEK Sungai Liat diampu oleh PT Pantai Timur Sungai Liat dengan nilai investasi Rp 5 triliun.
“Perhitungan return investasinya harus jelas, karena itulah yang pertama kali ditanyakan investor. Selanjutnya perizinan investasi juga harus dipermudah,” ujar Menpar Arief Yahya.