Tagline “Bukan 7 Juta Wisatawan, tapi Sedunia ke Jogja” Viral, Yogyakarta Primadona di Libur Nataru

KLIKNUSAE.com — Tagline “bukan 7 juta wisatawan, tapi sedunia ke Jogja” belakangan viral di media sosial.

Kalimat singkat itu seolah menjadi penegas bahwa Yogyakarta memang memiliki daya tarik yang melampaui sekadar angka statistik kunjungan.

Kota gudeg kembali membuktikan keistimewaannya sebagai magnet wisata. Terutama pada libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

Sejak beberapa hari terakhir, hampir seluruh ruas jalan di Kota Yogyakarta dipadati kendaraan wisatawan dari berbagai daerah di Indonesia.

Kawasan-kawasan favorit seperti Malioboro, Tugu Yogyakarta, Keraton, hingga destinasi penyangga di Sleman dan Bantul tampak penuh sesak.

Arus wisatawan yang terus mengalir menjadikan suasana kota nyaris tanpa jeda, siang hingga malam.

Sementara itu Ketua DPD PUTRI (Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia) Yogyakarta, GKR Bendara, mengingatkan bahwa lonjakan wisatawan ini perlu disikapi dengan bijak oleh semua pihak.

Termasuk pelaku usaha lokal. Ia meminta para pelaku UMKM untuk bersabar menghadapi tingginya aktivitas wisata. Sekaligus menyampaikan pesan penting kepada para pengunjung.

“Dan kepada para wisatawan yang datang ke Jogja, tolong hargai dan hormati budaya di sini,” ujar Gusti Bendara–yang juga Ketua Badan Promosi Pariwitasa Indonesia (BPPD) Yogyakarta ini.

Pesan tersebut dinilai beralasan, mengingat Yogyakarta bukan hanya destinasi wisata. Tetapi juga ruang hidup masyarakat dengan nilai budaya yang masih dijaga kuat.

Di tengah euforia liburan, etika wisata dan penghormatan terhadap tradisi lokal menjadi hal yang tak terpisahkan.

Tantangan Pengelola Hotel

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X selalu seiring sejalan bersama Ketua PHRI Yogyakarta Deddy Pranowo Eryono (tengah)  dalam mengemas sektor pariwisata untuk menarik wisatawan. (Foto: Dok.Pemda DIY)

Sedangkan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta, Deddy Pranowo Eryono, mengakui adanya lonjakan signifikan wisatawan selama libur Natal.

Pada periode 25–28 Desember 2025, rata-rata tingkat hunian kamar hotel di seluruh wilayah DIY mencapai sekitar 80 persen. Bahkan, di kawasan Malioboro okupansi menembus angka 90 persen.

“Untuk reservasi tanggal 30–31 Desember nanti, saat ini masih di kisaran 20 sampai 50 persen,” kata Deddy ketika dihubungi Kliknusae.com, Senin 29 Desember 2025.

Sekarang,menurut Deddy, ada  trend dimana wisatawan tidak reservasi tapi langsung datang ke hotel.

Ia menilai viralnya tagline “sedunia ke Jogja” berpotensi mendorong peningkatan okupansi hotel menjelang puncak pergantian tahun.

Namun, Deddy juga menyoroti tantangan yang dihadapi pelaku usaha perhotelan resmi.

“Saat ini di DIY mulai marak rumah-rumah yang disewakan harian, kos-kosan harian, homestay, hingga vila,” ungkap Deddy.

“Mereka itu  kebanyakan ilegal atau tidak sesuai peruntukannya dan tidak membayar pajak. Karena harganya murah, banyak wisatawan memilih menginap di sana,” sambungnya.

Fenomena tersebut menjadi catatan tersendiri di tengah menggeliatnya pariwisata Yogyakarta.

Di satu sisi, kota ini kian menegaskan posisinya sebagai destinasi favorit nasional.

Di sisi lain, penataan dan pengawasan akomodasi menjadi pekerjaan rumah agar geliat wisata tetap berjalan seimbang, adil, dan berkelanjutan.

Viralnya tagline itu mungkin berangkat dari kelakar, namun realitas di lapangan menunjukkan satu hal: Yogyakarta bukan sekadar tujuan liburan.

Ia telah menjelma menjadi pengalaman budaya yang membuat siapa pun ingin kembali. ***

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya