Majelis Musyawarah Sunda Serukan Manifesto Kebangkitan Tatar Sunda

KLIKNUSAE.com  — Majelis Musyawarah Sunda (MMS) mengibarkan sinyal perubahan besar bagi masa depan Tatar Sunda.

Dalam Musyawarah Tahunan ke-II di Gedung Sate, Sabtu siang 21 November 2025, MMS membacakan Manifesto Peradaban Sunda Raya.

Sebuah dokumen yang mereka sebut sebagai peta jalan strategis untuk memulihkan martabat Sunda di tengah arus modernisasi Indonesia.

Presidium Pinisepuh MMS, Dindin S. Maolani, tampil dengan peringatan keras bahwa persoalan Sunda hari ini tak lagi bisa dilihat sebagai sekumpulan masalah kecil yang tersebar.

“Persoalan Sunda hari ini bukan sekadar daftar keluhan, tetapi soal sistemik yang rumit dan saling mengunci,” ujar mantan Tenaga Ahli Kejaksaan Agung itu.

Dindin menyebut ketimpangan fiskal, eksploitasi ruang tanpa balasan adil, terpinggirkannya kebudayaan, ketertinggalan pendidikan.

Termasuk, rapuhnya ekonomi rakyat, hingga kepemimpinan kolektif yang belum padu sebagai potret nyata yang harus ditangani dengan keberanian politik.

Dokumen Manifesto kemudian diserahkan langsung kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, disaksikan tokoh-tokoh kunci. Seperti Wakil Menteri Dalam Negeri Akhmad Wiagus, Pangkogabwilhan I Letjen TNI Kunto Arief.

BACA JUGA: Bung Karno Berpidato Pakai Bahasa Sunda, ‘Eta Anu Bereum…Gulung’

Pinisepuh MMS

Kemudian, ada juga  para pinisepuh MMS diantaranta Burhanudin Abdullah, Nu’man Abdul Hakim, Taufikurahman Ruki, dan Laksamana (Purn) Ade Supandi.

Hadir pula Sekda Jabar Herman Suryatman, Ketua DPRD Jabar Buky Wibawa Karya, serta PJ Gubernur Jabar 2023–2025 Bey Machmudin.

Sejumlah tokoh Sunda turut memadati ruangan—Erry Riana Hardjapamekas, Dada Rosada, Ayi Vivananda, Ernawan S. Koesoemaatmadja, Etty RS, Prof. Didin S. Damanhuri, Makbul Padmanegara—bersama ratusan peserta dari berbagai elemen masyarakat.

Sementara itu, Ketua Panata Gawe Majelis Musyawarah Sunda , Andri Perkasa Kantaprawira, menjelaskan bahwa penyusunan Manifesto ini melewati rangkaian panjang Sawala Maya I dan II, hingga pertemuan tatap muka di Unpad pada 15 November.

Kajian policy brief, notulensi rapat pinisepuh, serta laporan komisi Panata Pikir menjadi fondasi utama yang kemudian disuling menjadi garis besar perjuangan.

Hasilnya, MMS merumuskan empat agenda strategis menuju 2045, yang mereka sebut sebagai kontribusi Sunda bagi visi besar Indonesia Emas.

Revolusi Pendidikan

Pertama, penguatan jati diri dan kebudayaan Sunda. Langkahnya meliputi Revolusi Pendidikan Karakter Sunda, afirmasi bahasa dan toponimi, serta pembentukan Dana Abadi Kebudayaan Sunda Raya.

Kedua, penataan ulang hubungan pusat–daerah melalui semangat Sunda jeung Sarakan jeung Sunda jang Negara.

Agenda ini mencakup reforma fiskal nasional, integrasi kawasan Sunda Raya dengan model ala Benelux. Pencabutan moratorium pemekaran wilayah secara selektif, hingga peninjauan kembali kebijakan strategis nasional di tanah Sunda.

Ketiga, agenda kesejahteraan rakyat melalui audit sistemik proyek strategis nasional di wilayah Sunda, reforma agraria berbasis kultural, serta pembangunan yang ditopang data presisi dan indikator kesejahteraan khas Sunda Raya.

Keempat, pembentukan sistem kepemimpinan Sunda yang lebih solid melalui pendirian Sunda Leadership Institute, konsolidasi Fraksi Sunda Raya di parlemen, penyusunan Buku Putih Perjuangan Sunda, serta pengakuan MMS sebagai mitra strategis negara dan pemerintah daerah.

“Kami menyerukan kebangkitan Sunda Raya melalui empat agenda perubahan,” kata Dindin menutup sambutan.

“Agar tanah ini kembali berdiri bermartabat, dengan keadilan fiskal, budaya yang mulia, kesejahteraan rakyat, dan kepemimpinan yang terhormat demi masa depan anak-cucu.” ***

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya