Mantan Menpar Arief Yahya: Branding adalah Investasi Strategis Pariwisata Indonesia

KLIKNUSAE.com  — Mantan Menteri Pariwisata periode 2014–2019  Arief Yahya menegaskan bahwa kekuatan branding menjadi kunci utama dalam memperkuat posisi Indonesia di panggung pariwisata global.

Hal itu ia sampaikan dalam acara Indonesia Tourism Marketing Week (ITMW) yang digelar di Maya Resort & Spa Sanur, Bali, Sabtu, 11 Oktober 2025.

Menurut Arief, branding bukan sekadar kegiatan promosi, melainkan investasi jangka panjang yang berdampak langsung terhadap pertumbuhan sektor pariwisata.

“Branding itu investasi. Misalnya, jika nilai brand kita naik 10 persen, maka pertumbuhan sektor pariwisata bisa meningkat 11 persen,” paparnya.

“Jadi, branding ‘Wonderful Indonesia’ sejatinya adalah bentuk investasi strategis bagi sektor ini,” sambung  Arief.

Ia mencontohkan, keberhasilan kampanye Wonderful Indonesia selama masa jabatannya. Dimana kebijakan tersebut menunjukkan bagaimana citra positif dapat mendongkrak kepercayaan wisatawan internasional.

Bahkan mampu  menarik lebih banyak investasi di bidang pariwisata.

Arief menekankan bahwa di tengah ketatnya persaingan global, Indonesia perlu terus memperkuat identitas dan konsistensi brand.

BACA JUGA: Jawa Barat Juara Wisata Ramah Muslim 2025, Jadi Barometer Pariwisata Halal

Keragaman Budaya

Utamanya yang mencerminkan keindahan alam, keragaman budaya, serta keramahtamahan masyarakatnya.

“Kuncinya adalah menjaga kualitas dan konsistensi pesan. Branding yang kuat membuat Indonesia tidak hanya dikenal, tapi juga diingat,” tuturnya.

Sementara itu Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menegaskan arah baru pengembangan pariwisata Indonesia.

Bukan lagi berburu angka kunjungan, melainkan mengejar mutu dan daya saing di panggung global.

Widiyanti menyebut kekuatan utama pariwisata Nusantara terletak pada kombinasi alam yang memukau, budaya yang berakar kuat, dan keramahan warganya.

“Dengan lahan dan lautan yang terbentang luas serta budaya yang begitu kuat. Kekayaan yang kita miliki bukan hanya cerita masa lalu. Tetapi modal besar untuk masa depan pariwisata Indonesia,” kata Widiyanti.

Ia menilai, pariwisata kini menjadi salah satu sektor prioritas dalam Asta Cita. Delapan program utama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Menurutnya, arah kebijakan ini membuka peluang besar bagi transformasi pariwisata yang tak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi. Namun juga menegakkan keberlanjutan lingkungan dan inklusi sosial.

“Fokus kita bukan pada kuantitas, tapi kualitas. Pertumbuhan ekonomi harus berjalan beriringan dengan manfaat sosial dan kelestarian alam,” ujarnya.

Sebagai bentuk konkret, Kementerian Pariwisata telah menyiapkan sejumlah program strategis. Diantaranya, Gerakan Wisata Bersih, Kharisma Event Nusantara (KEN).

Kemudian, Wonderful Indonesia Gastronomy, Wonderful Indonesia Wellness, pengembangan Desa Wisata, serta revisi Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.

Pemerintah juga tengah merancang Peraturan Presiden tentang Dana Pariwisata Berkualitas atau Indonesia Quality Tourism Fund (IQTF).

Dimana lembaga ini akan mendanai program-program transformatif berbasis peningkatan kualitas destinasi. Termasuk,  penyelenggaraan event, dan penguatan ekosistem pariwisata berkelanjutan.

Acara ITMW turut dihadiri Asisten Deputi Strategi dan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Kemenpar, Firnandi Gufron, serta pendiri MarkPlus Corp, Hermawan Kartajaya. ***

 

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya