Minat Wisman Malaysia dan Singapura ke Bandung Masih Tinggi, Tapi Lewat Mana?

KLIKNUSAE.com  — Permintaan wisatawan asal Malaysia dan Singapura untuk berkunjung ke Kota Bandung ternyata masih tinggi.

Namun, kebingungan mereka mengenai akses penerbangan menuju Kota Kembang ini menjadi kendala utama. Setidaknya sejak Bandara Husein Sastranegara tidak lagi beroperasi untuk penerbangan komersial.

Hal ini disampaikan Daniel G. Nugraha, unsur pengurus Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) Jawa Barat, dalam pertemuan dengan Komisi II DPRD Jawa Barat di Gedung DPRD Jabar, Jumat, 3 Oktober 2025.

“Permintaan wisatawan Malaysia dan Singapura ke Bandung itu masih tinggi. Tapi mereka tidak tahu harus lewat mana, karena melihat bandara Bandung tidak ada (buka),” kata Daniel.

Pernyataan itu, lanjutnya, terungkap saat asosiasi mengikuti pameran wisata MATTA Fair di Kuala Lumpur, Malaysia, beberapa waktu lalu.

Daniel mengaku sedih karena banyak wisatawan mancanegara mengira Bandara Husein Sastranegara telah tutup total.

“Padahal mereka sangat ingin datang kembali ke Bandung. Namun karena akses udara terputus, mereka memilih destinasi lain,” ujarnya.

Menurut Daniel, meski kini ada kereta cepat Whoosh, keberadaannya masih sebatas atraksi wisata.

“Baik wisatawan dalam negeri maupun luar negeri, mereka hanya mencoba Whoosh satu atau dua kali. Setelah itu ya selesai,” ungkapnya.

“Kami khawatir nanti, ketika kereta cepat juga hadir di Malaysia sampai Bangkok, justru wisatawan Indonesia yang berbondong-bondong ke sana,” katanya.

Perputaran Ekonomi

Ia memaparkan, sejak penutupan Bandara Husein Sastranegara, potensi kehilangan perputaran ekonomi di Kota Bandung mencapai sekitar Rp1,5 miliar per hari.

Angka itu dihitung dari rerata pengeluaran wisatawan Malaysia dan Singapura yang mencapai Rp1 juta per orang per hari.

Sebut saja, misalnya,  mulai dari penginapan Rp250 ribu, transportasi dalam kota Rp250 ribu.

Kemdian, makan dan minum Rp200 ribu, tiket wisata Rp100 ribu, serta belanja Rp200 ribu.

“Ini hitungan minimum, bahkan bisa lebih. Dulu, satu penerbangan dengan 100 penumpang saja sudah membawa perputaran ekonomi besar untuk Bandung,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua DPD PUTRI Jawa Barat, Taufik Hidayat Udjo, menegaskan bahwa turunnya kunjungan wisatawan asing, khususnya dari Malaysia dan Singapura, erat kaitannya dengan tidak beroperasinya Bandara Husein Sastranegara.

“Melalui Komisi II DPRD Jawa Barat, kami berharap aspirasi ini bisa diteruskan ke pemerintah provinsi agar bandara Husein dapat dibuka kembali,” ujarnya.

Dalam pertemuan itu juga dibahas berbagai masalah yang sedang dihadapi pelaku pariwisata di Jawa Barat.

Bandara Husein Sastranegara merupakan salah satu pembahasan. Namun beberapa faktor penting yang perlu segera dibenahi diantaranta gerakan promosi yang masih dinilai minim.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi II DPRD Jawa Barat, Bambang Mujiarto, menyatakan pihaknya memahami beratnya tantangan yang dihadapi sektor pariwisata.

“Kami akan memastikan agar Pemerintah Jawa Barat memberikan atensi terhadap sektor ini. Potensi pariwisata Jabar sangat besar, bukan hanya dari alam, tetapi juga budaya dan kreativitas masyarakat,” ucap Bambang.

Ia menambahkan, pertemuan tersebut menjadi ruang penting untuk mendengar langsung aspirasi pelaku industri pariwisata.

“Pariwisata bukan sekadar bisnis, tapi juga menyangkut kehidupan ribuan pekerja dan pelaku UMKM,” tandasnya.

Dengan kondisi transfer daerah yang berkurang, ruang fiskal makin sempit.

“Maka untuk itu  dibutuhkan kebijakan inovatif agar sektor ini bisa tumbuh dan menggenjot PAD,” katanya. ***

 

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya