Gubernur KDM Sampaikan Alasan Pembongkaran Bangli di Depan Pelaku Usaha Pariwisata

KLIKNUSAE.com  – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan bahwa langkah penertiban dan pembongkaran bangli (bangunan liar) bukan tanpa alasan.

Pihaknya belakangan gencar melakukan tindakan (penertiban)  karena merupakan bagian dari upaya mengembalikan citra Jawa Barat.

Menurutnya, penataan lingkungan menjadi kunci agar alam kembali terlihat indah sekaligus mendorong pertumbuhan sektor pariwisata.

“Kalau citranya sudah membaik, alamnya terlihat indah, siapa yang akan menikmati? Ya para jasa pariwisata,” ujar Dedi saat menerima pimpinan asosiasi kepariwisataan di Gedung Sate, Jumat, 22 Agustus 2025.

KDM—sapaan akrab Dedi Mulyadi—mencontohkan pengalamannya saat pertama menjabat Bupati Purwakarta.

Saat itu jumlah wisatawan per tahun hanya sekitar 5 ribu orang.

Namun setelah dilakukan penataan kota dan pembangunan sejumlah infrastruktur, angka kunjungan melonjak menjadi 1 juta wisatawan per tahun.

“Nah, siapa yang untung di sini? Ya pengusaha pariwisata. Hotel jadi ramai. Kerangka menuju ke sana memang harus bekerja keras melakukan perubahan,” ujarnya.

Kebijakan Anggaran

Selain soal penataan, Dedi juga menyinggung soal pergeseran kebijakan anggaran pemerintah daerah.

Ia meminta maaf lantaran selama ini birokrat dan DPR terbiasa menggunakan anggaran untuk perjalanan dinas yang berujung pada pemborosan, seperti menginap di hotel.

Kini, kata dia, anggaran tersebut dialihkan untuk kebutuhan rakyat, terutama pendidikan.

“APBD yang dulu untuk pemborosan, sekarang dipakai untuk membebaskan anak-anak Jawa Barat dari pungutan sekolah. Berapa ratus ribu orang Jawa Barat yang terselamatkan dari dana APBD yang kami alokasikan itu,” kata Dedi.

BACA JUGA: Membaca “Pikiran” KDM Dalam Mengembangkan Sektor Pariwisata Jabar

Ia memaparkan, alokasi anggaran pembangunan jalan yang tadinya hanya sekitar Rp600 miliar kini naik menjadi Rp2 triliun.

Begitu pula pembangunan penerangan jalan umum (PJU) yang semula Rp40 miliar, kini meningkat menjadi Rp700 miliar.

Pada 2026, Pemprov Jabar menargetkan penyelesaian pembangunan jalan senilai Rp2 triliun untuk jalur kabupaten, provinsi, hingga nasional.

Kondisi Terkini Industri Hotel

“Artinya, investasi yang sedang dilakukan Gubernur Jawa Barat ini adalah untuk kepariwisataan yang profesional. Bukan kepariwisataan yang judulnya study tour tapi di dalamnya piknik,” tandas Dedi.

Dengan infrastruktur yang baik, Dedi optimistis wisatawan dari luar daerah bahkan luar negeri dengan daya beli tinggi akan lebih tertarik berkunjung ke Jawa Barat.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat, Dodi Ahmad Sofiandi, menyampaikan kondisi terkini industri perhotelan yang mengalami penurunan okupansi cukup signifikan.

“Rata-rata tingkat hunian hotel saat ini hanya sekitar 41 persen. Kondisi ini terjadi akibat dampak keluarnya Inpres No. 1 Tahun 2025 tentang efisiensi,” ungkap Dodi.

Menurutnya, kehadirannya dalam pertemuan tersebut bertujuan untuk menyampaikan situasi nyata yang dihadapi pelaku usaha perhotelan.

“Selanjutnya, apa pun yang disampaikan bapak (Gubernur Dedi) kami tidak protes. Cuma menerima saja,  karena semua kebijakan ada di bapak Gubernur,” ucapnya di hadapan Dedi.

Pertemuan antara Gubernur Jawa Dedi Mulyadi dengan para pelaku usaha pariwisata dihadiri oleh beberapa asosiasi pariwisata.

Diantaranya, Organda (organisasi angkutan darat), PHRI dan beberapa asosiasi lainnya. ***

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya