Wali Kota Bandung Farhan Janjikan Volume Event Diperbanyak, Agar Dongkrak Okupansi Hotel
KLIKNUSAE.com — Wali Kota Bandung Muhammad Farhan berkomitmen untuk meningkatkan sektor pariwisata kota dengan menjanjikan penyelenggaraan lebih banyak volume event. Kebijakan ini dilakukan agar mendorong tingkat hunian hotel dan kunjungan ke restoran.
Hal itu disampaikan Farhan dalam acara Silahturahmi (Halal Bi Halal) 2025 BPD PHRI Jawa Barat yang digelar di Sari Ater Kamboti Hotel, Kota Bandung, Senin malam, 5 Mei 2025.
Menurut Farhan, strategi tersebut menjadi bagian dari upaya pemulihan dan penguatan ekonomi lokal, khususnya di sektor perhotelan dan kuliner yang sempat terdampak pandemi.
“Kami akan memperbanyak volume event yang menarik wisatawan untuk datang ke Bandung, agar okupansi hotel dan restoran meningkat signifikan,” ujar Farhan dalam sambutannya.
Ditambahkan Farhan, sepanjang Mei hingga Juli 2025, Kota Bandung akan diramaikan berbagai even fun run. Termasuk Pocari Sweat Run yang diprediksi akan mendatangkan 15 ribu pelari, 10 ribu di antaranya dari luar kota.
Menurut Farhan, sport tourism seperti ini bukan hanya soal kebugaran. Tetapi peluang nyata bagi pelaku industri perhotelan dan restoran.
Ia juga mendorong kolaborasi pelaku usaha dengan kereta cepat Jakarta-Bandung, Whoosh, dalam bentuk paket bundling atau diskon.

Ketua PHRI Jawa Barat H.Dodi Ahmad Sofiandi menyampaikan sambutan di acara Silahturahmi (Halal Bi Halal) 2025 BPD PHRI Jawa Barat, Senin malam, 5 Mei 2025, dengan membeberkan kondisi perhotelan dan restoran saat ini. (Foto: Kliknusae.com/Adhi)
Konser Musik
Selain lari, musik juga jadi andalan. Ada konser musik kebangsaan saat peringatan Hari Kemerdekaan, serta festival jazz seperti TP Jazz di Hotel Papandayan.
“Kuliner dan musik bisa menjadi kekuatan wisata yang saling menopang,” kata Farhan.
Farhan menyinggung potensi education tourism dengan menghidupkan kembali Bandara Husein Sastranegara.
“Bandung masih menjadi magnet mahasiswa dari Medan, Makassar, hingga Batam,” ujarnya.
Menurutnya, kehadiran keluarga mahasiswa yang rutin berkunjung bisa menjadi pasar baru bagi hotel dan restoran.
Farhan bahkan melirik peluang di sektor lain, seperti perdagangan kopi hingga wisata kesehatan.
Tak sampai disitu, Farhan membuka wacana pembangunan rumah sakit bedah plastik sebagai alternatif destinasi kecantikan di Asia.

Hadir dalam acara Silahturahmi (Halal Bi Halal) 2025 BPD PHRI Jawa Barat seluru BPC PHRI Se-Jawa Barat. (Foto: Kliknusae.com/Adhi)
“Tak perlu ke Korea, cukup di Bandung. Inap di hotel, makan enak, operasi jalan,” katanya.
Namun Farhan tak menutup mata pada problem kota, seperti macet dan sampah.
Alih-alih pesimis, ia justru menyebut keduanya sebagai peluang ekonomi.
“Kalau ada kendala, pasti ada peluang. Dan di setiap peluang, pasti ada cuan,” tutupnya.
Selain memperbanyak volume event, Farhan juga mengungkapkan rencana pemerintah kota untuk memperbaiki trotoar di sepanjang Jalan Otto Iskandardinata (Otista), salah satu kawasan pusat aktivitas wisata dan perdagangan di Kota Bandung.
BACA JUGA: Farhan Beberkan Visi Besarnya Membangun Kota Bandung, Seperti Apa?
“Perbaikan trotoar ini kami lakukan agar wisatawan merasa lebih nyaman berjalan kaki, sekaligus memperindah wajah kota,” tambahnya.
Kehadiran Farhan di acara tersebut mendapat sambutan hangat dari para pelaku industri perhotelan dan restoran yang tergabung dalam BPD PHRI Jawa Barat.
Mereka berharap rencana-rencana tersebut dapat segera direalisasikan demi menggairahkan kembali dunia pariwisata di Kota Bandung.
Dampak Kebijakan Efesiensi
Sementara itu, Ketua BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat, H. Dodi Ahmad Sopiandi, dalam sambutannya menyoroti dampak signifikan. Utamanya, atas kebijakan efisiensi pemerintah terhadap keberlangsungan usaha hotel dan restoran.
Dodi menyebutkan bahwa pendapatan sejumlah hotel mengalami penurunan drastis akibat menurunnya kegiatan MICE (*Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition).
“Selama ini, MICE masih menjadi andalan pemasukan hotel. Khususnya dari instansi pemerintah pusat, daerah, serta kementerian dan lembaga lainnya,” ujar Dodi.

Wali Kota Bandung Muhammad Farhan melakukan sesi foto bersama dengan Pengurus BPD PHRI Jawa Barat. (Foto: Kliknusae.com/Adhi)
“Kami tidak lagi melihat kegiatan MICE yang selama ini menjadi salah satu tulang punggung pemasukan hotel dan restoran. Kondisi ini perlu menjadi perhatian bersama,” ungkap Dodi.
Namun Dodi meyakini, bahwa kekuatan PHRI ada pada kebersamaan anggotanya dalam memajukan pariwisata Jawa Barat.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum Bidang Pengembangan Usaha, Investasi, Litbang dan IT BPP PHRI, Teddy Rionald Bachtiar, mengatakan bahwa Jawa Barat khususnya Kota Bandung masih lebih baik.
Paling tidak, bila dibandingkan engan wilayah lain dalam hal transportasi dan infrastruktur menuju destinasi wisata.
“Namun untuk menyempurna hasil dari hotel dan restoran dibutuhkan legalitas yang pasti. Hal ini menjadi kendala tidak terserapnya pendapatan daerah,” ujar Teddy.
Masih ada perusahaan internasional dan lokal yang dalam memasarkan produknya melalui platform digital belum mempunyai ijin kelayakan usaha hotel dan restoran.
“Hendaknya, baik Pemerintah Jawa Barat maupun Kota Bandung memiliki Satgas Perijinan, agar keberadaan hotel dan restoran sesuai dengan amanat undang-undang,” seru Teddy Rionald Bachtiar.