Menpar: Kuliner Adalah Diplomasi Paling Halus
JELAJAH NUSA – Menteri Pariwisata Arief Yahya menghadiri pembukaan Batavia Cafe di Lotte Mart Bintaro, Tangerang Selatan, Rabu (28/2/2018).
Batavia Cafe merupakan waralaba yang dimiliki Susanty Wijaya yang telah memiliki ratusan restoran waralaba, diantaranya Mie Kota Batavia, Crispy Duck Bebek Garing, Bakmi Naga Resto. Susan sendiri telah dinobatka sebagai Ratu Waralaba Indonesia oleh kemenpar.
Menteri Arief kembali menegaskan bahwa orang yang berwisata, spending untuk kuliner mencapai 30-40%.
Ekraf berkontribusi sebesar 7,38% terhadap perekonomian nasional dengan total PDB sekitar Rp 852,24 triliun, dari total kontribusi tersebut, subsektor kuliner menyumbang 41,69%.
“Nah kemenpar tidak bertanggung jawab pada kulinernya, namun pada delivery channel nya, yaitu restaurant dan cafa©,” ujarnya.
Menpar juga menyatakan kuliner adalah diplomasi ekonomi paling halus (soft diplomacy). Sebagai strategi memasarkan kuliner di dunia, kuliner Indonesia masih memiliki tantangan, yaitu Indonesia tidak punya makanan dan minuman nasional (National Food).
Kemenpar, Bekraf, Kemenlu, dan BKPM menetapkan Soto sebagai makanan nasional Indonesia. Namun Kemenpar menetapkan Rendang, Soto, Nasi Goreng, Sate, Gado-Gado (5 national food).
Destinasi Kuliner juga telah ditetapkan dan akan disertifikasi oleh UNWTO, yaitu Bali, Joglosemar, Bandung. Selain itu, Menpar memiliki strategi Branding 10 existing restoran Indonesia di luar negeri.
(adh)