Fadli Zon Dorong Ponpes Lebih Berperan dalam Melestarikan Kearifan Lokal

KLIKNUSAE.com – Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan pentingnya peran pondok pesantren (ponpes) dalam menjaga dan mengembangkan kearifan lokal.

Salah satu contoh nyata adalah Ponpes Dzikir Al-Fath di Sukabumi, Jawa Barat, yang aktif melestarikan budaya daerah.

“Kami berharap semakin banyak ponpes yang berkontribusi dalam pengembangan budaya lokal, seperti yang dilakukan oleh Ponpes Al-Fath Sukabumi ini,” ujar Fadli dalam kunjungan kerjanya ke Sukabumi, Rabu 29 Januari 2025.

Menurut Fadli, pesantren bukan sekadar lembaga pendidikan agama, tetapi juga benteng pertahanan budaya daerah.

Arus globalisasi yang semakin deras, katanya, membuat banyak kebudayaan lokal tergerus oleh pengaruh asing.

Oleh karena itu, peran pesantren dalam merawat tradisi menjadi krusial.

Sementara itu, Ponpes Dzikir Al-Fath, di bawah pimpinan KH Fajar Laksana, menjadi garda terdepan dalam upaya tersebut.

Para pelaku seni Sunda saat Nggotong Lisung, sebuah ritual adat yang mencerminkan kebesaran budaya Sunda, semangat kebersamaan, dan nilai kearifan lokal dalam menjaga warisan leluhur. Mereka menyambut kedatangan Menteri Kebudayaan Fadli Zon. (Foto: Instagram/@fadlizon)

BACA JUGA: Masjid, Pesantren dan Ulama Juara Dapat Penghargaan Gubernur Jabar

Salah satu warisan budaya yang mereka lestarikan adalah Bola Leungeun Seuneu (Boles) atau bola tangan api.

Tradisi ini bahkan telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

“Tugas mengembangkan dan memajukan kebudayaan nusantara bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Semua pihak harus terlibat, seperti yang dicontohkan Ponpes Dzikir Al-Fath,” kata Fadli.

Selain itu, pesantren ini juga memiliki Museum Prabu Siliwangi, yang menyimpan berbagai benda peninggalan Kerajaan Sunda.

Keberadaan museum ini dinilai penting agar generasi muda memahami bahwa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang tak kalah hebat dibandingkan bangsa lain.

Dengan upaya semacam ini, pesantren tidak hanya menjadi pusat pendidikan dan spiritualitas, tetapi juga benteng terakhir dalam menjaga identitas budaya lokal di tengah arus modernisasi. ***

 

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya