Menteri Arief Yahya: Sudah 10 Tahun Saya Gak Naik Delman
JELAJAH NUSA – Ada kesan membekas di hati Menteri Pariwisata Arief Yahya saat menginjakan kaki di Kabupaten Garut,Jawa Barat. Kota indah dengan sejuta pemandangan alam ini. Bagaimana tidak, sudah 10 tahun lebih tidak naik Delman, begitu di Garut keinginannya itu terwujud.
“Ini sudah 10 tahun saya baru naik Delman kembali, ini salah satu ciri khas, dan harus dilestarikan untuk pariwisata,” ujar Menpar saat naik Delman urutan pertama dari 15 Delman yang disiapkan panitia Gebyar Pesona Budaya Garut 2018,Kamis (22/2/2018)
Bertempat di SMAN 1 Garut, Jawa Barat, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya diarak dengan menggunakan Delman menuju acara puncak di Lapangan GOR Bela Diri, Garut.
Menpar didampingi Wakil Ketua Komisi X DPR RI Ferdiansyah, Staff Ahli Menteri Pariwisata Esthy Reko Astuti, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Dadang Rizki Ratman, Pjs Bupati Garut Kusmayadi, dan Kepala Bidang Area Jawa Wawan Gunawan serta stakeholder pemerintah Garut.
Ikut juga naik Delman para perwakilan duta besar dari berbagai negara sahabat yakni Mr. Zalmai Wafamal (Wakil Dubes Afghanistan), Mr. Emil Ahmadov (Consul Embassy Afghanistan), Mr. Mehdi Abolghasemi (Attacha© Embassy Iran), Mr. Mahmud Tohtiev (Wakil Dubes Uzbekistan), Mr. Alisher Kayumov (Senior Diplomat Uzbekistan), dan Mr. Roslan Othman (Director of Malaysian Tourism).
Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Garut Budi Gumilar mengucapkan terima kasih banyak atas kehadiran Menpar di kota Garut.
Kehadiran Menpar Arief dipastikan akan memantik semangat, adrenalin para pelaku pariwisata di Garut untuk menjadikan pariwisata menjadi sektor unggulan di wilayahnya.
“Dan pastinya membuat masyarakat kami semakin sejahtera melalui pariwisata,”kata Budi.
Budi memang sengaja menyiapkan Delman dalam menyambut Menpar dan petinggi yang hadir. Karena menurut Budi, Delman masih jadi alat transportasi yang masih ada di Garut.
Budi juga menceritakan bahwa ada lagi yang menarik yakni Deldom. Deldom adalah kronim dari delman domba. Berbeda dengan kereta kuda, kusir deldom tidak ikut duduk di keretanya. Kusir harus berjalan kaki sambil memegang tali kendali domba agar kereta berjalan sesuai keinginan.
Budi juga menceritakan, seekor domba mampu menarik beban hingga 80 kilogram. Deldom dimanfaatkan sebagai hiburan masyarakat sekitar.
Karena bentuknya yang lebih kecil dari pada delman pada umumnya, penumpang yang boleh naik hanyalah anak-anak.
Delman domba yang merupakan kendaraan khas Garut ini sudah ada sejak tahun 1990-an. Saat itu para pemuda Garut yang gemar nongkrong di alun-alun kota berinisiatif untuk menciptakan ciri khas kota sekaligus dapat dijadikan mata pencaharian.
Terpikirlah oleh mereka untuk membuat delman yang ditarik oleh seekor domba. Ide ini dianggap menarik karena menurut para pemuda tersebut delman domba belum pernah ada di daerah manapun di seluruh Indonesia.
Domba yang digunakan untuk menarik delman tersebut adalah domba Garut jantan, yang terkenal dengan kekuatan tenaganya.
Selain itu domba Garut jantan juga dikenal sebagai domba petarung yang sering digunakan pada tradisi adu domba di beberapa wilayah di Jawa Barat.
Untuk dapat menarik delman, domba Garut yang digunakan haruslah berumur empat tahun ke atas. Harga domba ini juga tergolong mahal.
Untuk domba dengan usia yang layak menarik delman harganya bisa mencapai jutaan rupiah. Agar domba garut kuat menarik delman diperlukan perawatan khusus. Yang perlu diperhatikan adalah kualitas makanan si domba tersebut karena akan sangat mempengaruhi stamina si domba.
“Jadi jika ingin merasakan Delman Domba, silahkan mengunjungi Garut. Garut layak untuk pariwisata,” kata Budi..
Nah,sampai Minggu nanti masih banyak acara yang di gelar dalam event GPBG. Silahkan datang ke Garut.
(adh)