Kotawaringin Tawarkan Tanjung Puting Menjadi Ikon Dunia
JELAJAH NUSA – Tekad Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah (Kalteng) sudah bulat yakni ingin menjadikan pariwisata sebagai leading sektor dengan menempatkan Tanjung Puting (obyek wisata alam sebagai habitat orang utan) yang sudah mendunia sebagai ikon.
“Setelah pertanian dan infrastruktur, pariwisata kami jadikan sebagai leading sektor,” kata Bupati Kotawaringin Barat Nurhidayah di rumah dinasnya, belum lama ini.
Bupati Nurhidayah menjelaskan, baru tujuh bulan setelah dilantik menjadi bupati, ia menetapkan pariwisata sebagai skala prioritas utama dalam pembangunan daerahnya lima tahun mendatang, disusul prioritas lainnya yaitu; pertanian dan infrastruktur.
“Saat ini kami terus mempercantik dan meningkatkan daya saing pariwisata di Kotawaringin Barat, serta berbagai akselerasi terus dikembangkan termasuk menggali dan menciptakan destinasi baru,” katanya.
Bupati perempuan pertama di Kalteng ini sangat yakin dan percaya diri bahwa pariwisata menjadi modal penting untuk dikembangkan secara berkelanjutan dalam memberikan kemakmuran daerahnya.
Karena untuk mengembangkannya dibutuhkan modal murah dan cepat serta banyak menciptakan lapangan kerja.
“Taman Nasional Tanjung Puting, menjadi modal awal yang sangat besar dan telah menjadi ikon dunia. Wisatawan asing dari belahan dunia banyak yang berkunjung ke sana. Kita pun menciptakan destinasi lain untuk memecahkan konsentrasi agar tidak terfokus ke Tanjung Puting,” kata Nurhidayah.
Kebijakan Pemkab Kotawaringin Barat untuk meneguhkan pariwisata sebagai leading sektor diteguhkan dalam bentuk perintah agar segala pembangunan infrastruktur mengarah kepada pengembangan dan kemajuan pariwisata.
Selain itu dari sisi anggaran pun terus disesuaikan dan akan ditingkatkan setiap tahunnya.
Upaya kebijakan dan arahan pembangunan ke sektor pariwisata ini pun untuk menciptakan daya saing dan menarik investor datang ke Kotawaringin Barat.
Pihaknya akan membuat perijinan lebih mudah, simpel, dan singkat bagi para investor.
“Kalau bisa dipermudah dan dipersingkat kenapa harus dibikin lama. Itu semboyan kita,” kata Nurhidayah.
(adh)