Badan Otoritas Borobudur Dorong Upaya Konservasi

Menteri Pariwisata Arief Yahya saat memberikan keterangan pers terkait pembentukan Badan Otoritas Borobudur. Foto:IG

JELAJAH NUSA – Mesin kerja Wonderful Indonesia makin kinclong. Kian kuat. Tengok saja Borobudur. Per 9 Februari 2018, Menteri Pariwisata Arief Yahya langsung action meluncurkan Badan Otorita Pariwisata Borobudur (BOB), pada malam budaya Borobudur, di Magelang.

“Malam ini saya perkenalkan Dirut Badan Otorita Pariwisata Borobudur, Intan Juanita. Dia sudah berpengalaman 20 tahun mengelola pembangunan Nusa Dua, Bali dan Mandalika, Lombok. Jadi sangat bisa diandalkan,” tutur Menteri Arief Yahya, Jumat (9/2) malam.

Pembentukan Badan Otorita Pariwisata Borobudur bukan hanya untuk menggenjot pendapatan dari sektor wisata, melainkan juga menjaga situs warisan dunia itu agar tetap lestari untuk generasi mendatang.

“Badan Otorita adalah wakil pemerintah pusat yang kita tetapkan. Jadi, nanti kalau ada apa-apa datang saja ke Badan Otorita,” tambahnya.

Karena statusnya sebagai Badan Otorita ia mempunyai dewan pengarah, ketuanya Menkomar, anggotanya semua menteri terkait dan gubernur terkait dalam hal Badan Otorita Borobudur, jadi ada dua gubernur terkait.

Menurutnya, BOB akan menangani hal-hal terkait koordinatif infrastruktur dan utilitas dasar.

“Koordinatif kerjaan PUPR, infrastruktur Kemenhub, dan lainnya. Jadi itu satu pintu melalui Badan Otorita, dan ini terbukti efektif seperti di Danau Toba,” paparnya.Menteri Pariwisata mengaku tidak khawatir akan terjadi tumpang tindih kebijakan.

“Badan Otorita itu akan otoritatif di zona otoritatif, yaitu di Purworejo dengan luas zona 309 hektare. Di luar itu kembali ke pemerintahan biasa,” ujarnya.

Arief Yahya menambahkan, pembentukan Badan Otorita, juga Kawasan Ekonomi Khusus, akan mengurangi birokrasi berbelit.

“Karena, ada one stop service, atau pelayanan satu atap. Jadi, investor tidak akan dipingpong dari satu dinas ke dinas lain,” jelasnya.

Candi Borobudur diharapkan makin lestari dengan dibentuknya Badan Otoritas Borobudur. Foto:IG

Badan Otorita Pariwisata Borobudur dibentuk per tanggal 4 Januari 2018, berdasarkan Peraturan Presiden tentang Pembentukan Badan Otoritas Pariwisata Borobudur tahun 2017 lalu.

Dan kebetulan, Borobudur termasuk dalam Warisan Budaya Dunia (World Culturala Masterpiece, dan menjadi salah satu ikon pariwisata di Indonesia.

“Borobudur adalah ikon yang kita pilih untuk Jogja dan Jawa Tengah, Ini bukan untuk membedakan Jogja dan Jawa Tengah. Tidak relevan kita mempermasalahbatas-batas administrasi untuk destinasi wisata,” jelasnya.

Infrastruktur pun langsung dikebut. Semua diarahkan untuk mendukung konektivitas ke Borobudur. Di antaranya melalui pembangunan Bandara Kulon Progo, Kereta Bandara, Jalan Tol, Pelabuhan Kapal Pesiar Tanjung Mas, dan lainnya.

Sementara Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Kemenko Maritim Ridwan Djamaluddin mengatakan, untuk menghargai karya besar peradaban manusia tidak cukup dengan menikmatinya, tapi juga harus melestarikannya.

“Kemenko Maritim telah mengkoordinasikan dan mengendalikan pembentukan Badan Otorita Pariwisata Borobudur, aspek legal, teknis, dan SDM,” tegas Deputi Ridwan.

Ridwan menambahkan, BOB akan memiliki konsep wisata yang menjaga kelestarian Borobudur. Konsep itu adalah menikmati Borobudur, tidak perlu menyentuh Borobudur.

“Keberadaan Badan Otorita justru untuk membantu upaya konservasi,” jelasnya.

Deputi Ridwan berpendapat, pembentukan BOB dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan kawasan pariwisata yg membentang dari selatan Yogyakarta hingga Karimun Jawa.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya