BPPD Jabar Lakukan Revitalisasi Jalur Wisata

Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Cecep Rukmana beserta tim survey foto bersama di Sari Ater Hotel & Resort. Rombongan diterima General Manager Sari Ater Deprido Reflianto. Foto:Dok

Klik nusae  – Wilayah Bandung Utara,Bandung Barat dan Kabupaten Subang masih memiliki banyak potensi wisata yang bisa dieksplore. Sebagai upaya  menambah rute dan destinasi yang sudah ada di kawasan tersebut, Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Jawa Barat berencana membuat program jalur wisata baru yang cukup menarik dan eksotik.

Untuk merealiasikan rencana itu, BPPD Jabar selama dua hari Selasa-Rabu (30-31/2018) langsung melakukan survey dan penelitian ke beberapa objek wisata di tiga daerah tadi.

Kawasan Capolaga salah satu destinasi yang dikunjungi tim survey BPPD Jabar. Foto:Indra

Dalam kesempatan ini BPPD juga membawa  semua Board mengunjungi spot-spot destinasi jalur wisata baru yang bisa dijual, khususnya untuk tamu Singapore.

Beberapa tempat yang dikunjungi rombongan BPPD Jabar itu diantaranya Capolaga,Paralayang Bukit Santiong,Wisata Perkebunan PTPN VII,Sari Ater Hotel & Resort,Orchid Park.

Kepala Administrasi (Adm) PTPN VII Asep Budi Jatnika (ANJ) (kiri) saat memberikan penjelasan tentang produksi teh sekaligus tentang wisata kebun teh kepada  Ketua BPPD Jabar Cecep Rukmana (kanan) dan rombongan saat melakukan kunjungan di perkebunan usai survey destinasi. Foto:Indra

Ada lagi yakni Wisata Kuliner Kopi Luwak,Wisata Foto Amazing Art Word,Wisata Kuliner Dusun Bambu,Cimahi Rainbow Waterfall,De Ranch,The Lodge Maribaya,Dago Dream Park, dan Indo Wisata Permata.

Ketua BPPD Jabar Cecep Rukmana mengemukakan wisata alam jalur utara ini layak dijual kepada wisatawan Singapore. Terlebih BPPD jabar sudah mempunyai kantor representative di Singapore untuk menjual Nuansa Alam dan pegunungan wilayah Bandung Utara.

Dari hasil survey yang dilakukan BPPD Jabar diharapkan bisa menghasilkan destinasi menarik bagi wisatawan. Foto:Indra

“Karena Singapore itu kan tidak punya destinasi alami. Kalau pun ada  hampir semua destinasi disana merupakan objek alam  buatan,” ujarnya.

Oleh sebab itu, pihaknya a akan mencoba mengemas program atau itenary ke jalur ini, tentunya perlu  ada beberapa perbaikan dan sentuhan, supaya tidak terlihat kumuh, khususnya untuk aktivitas alam.

(IWN)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya