Tak Terintegrasi Dengan Baik Jabar Terkesan Sepi Event

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Ida Hernida saat memipin Rapat Koordinasi Kepariwisataan,Rabu (31/1/2018). Foto:Indra

JELAJAH NUSA – Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Ida Hernida mematahkan anggapan bahwa Jawa Barat tak memiliki banyak event. Padahal dalam setiap tahun selalu ada program untuk menggelar kegiatan pariwisata.

“Saya perlu sampaikan disini, sepertinya even di Jawa Barat kok sepi. Padahal tidak seperti itu. Ini disebabkan pemerintah daerah dan kota belum memberikan laporan, apa saja even yang sudah dilaksanakan di masing-masing daerah,” demikian ditegaskan Ida Hernida saat memimpin Rapat Koordinasi I Kepariwisataan dan Kebudayaan Jawa Barat yang berlansung di Hotel Jayakarta,Kota Bandung, Rabu (31/1/2018).

Menurut Ida, menjadi sangat penting kabupaten dan daerah memberikan laporan pelaksanaan even supaya bisa dihitung,apakah ada even yang layak untuk dimasukan dalam even nasional. Oleh sebab itu, sekarang saat untuk membahas masalah tersebut.

“Ketika saya diminta event, saya memiliki 27 kota dan kabupaten. Akan tetapi ketika saya diminta even-even seksi untuk dijadikan even nasional,maka yang masuk itu sedikit sekali,” katanya.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan ketika tiba di arena Rapat Koordinasi I Kepawisataan dan Kebudayaan Jawa Barat,Rabu (31/1/2018) di Hotel Jayakarta, Kota Bandung. Foto:Jelajah Nusa/adhi

Jadi, pada  tahun mendatang minimal satu even saja dari kabupaten atau kota yang bisa diandalkan sehingga Provinsi Jawa Barat bisa “menyombongkan” ada 27 event.

“Coba bayangkan oleh bapak-bapak dan ibu sekalian kalau program seperti ini bisa terealisasi. Sekarang kan baru memiliki 7 event, eta ge bari dipaksa, diteleponan kepala dinas pariwisatanya. Padahal untuk Garut saja,misalnya, sudah berapa even yang sifatnya bisa dinasionalkan,” lanjutnya.

Ida juga menyampaikan bahwa pihaknya sekarang sedang mempersiapkan aplikasi e-pariwisata dimana seluruh kepala dinas pariwisata kota dan kabupaten bisa mengisi.

“Dengan model seperti ini, nanti masing-masing dinas pariwisata daerah tak perlu lagi bikin aplikasi sehingga ada efesiensi anggaeran disana,” tegasnya.

(adh)

 

 

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya