Kampung Topeng Sekarang Dilengkapi Flying Fox
JELAJAH NUSA – Mau cari spot foto di destinasi wisata yang instagramable? Coba datang ke Kampung Topeng Desaku Menanti di Kota Malang. Selain banyak spot foto keren, tempat ini kini dilengkapi wahana flying fox yang mengasikkan.
Wahana Kampung Topeng ini dibangun di tebing perbukitan Buring. Lintasan luncurnya sepanjang 85 meter.
Berawal di tengah perkebunan sisi timur Kampung Topeng dan berakhir di tengah-tengah perkampungan warga. Waktu luncurannya sangat cepat, cuma 10 detik. Tapi sensasinya luar biasa.
“Seru sekali, bikin ketagihan ini. Saya kepingin lagi. Anggap saja bagian dari senam jantung,” ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang Wasto usai menjajal wahana saat peresmian, pekan lalu.
Saat mencoba, Wasto tampak ragu untuk mengangkat kaki dari pijakan yang tersedia. Namun setelah diyakinkan, dia terjun dari ketinggian. Mungkin karena terpacu adrenalinnya, Wasto terdengar berteriak keras.
Wasto mengaku, wahana tersebut aman dan menyenangkan meski yang bermain telah paro baya seperti dirinya.
“Walaupun seusia saya ke atas, dijamin aman. Bikin sehat lahir batin. Yang pasti sangat seru,” tambahnya.
Wahana tersebut cocok untuk semua usia. Tetapi beban maksimalnya adalah 90 kilogram. Untuk anak-anak, naik harus dengan persetujuan orang tua atau wali.
Pengunjung yang takut tidak perlu risau. Kalian juga masih bisa enjoy. Tinggal bersantai di ayunan maupun hammock yang disediakan di sekitar lokasi.
Wahana swafoto seperti bentuk hati dengan hiasan topeng malangan, juga sepeda angin, cocok untuk pasangan yang ingin mengabadikan kemesraan.
Menurut Wasto, inovasi yang digagas Dinsos Kota Malang ini akan menambah nilai ekonomi setempat. Pasalnya kampung wisata ini dihuni oleh gelandangan dan pengemis (gepeng) binaan Dinas Sosial (Dinsos) Kota Malang.
“Kita mendorong anak-anak di sini semakin inovatif, sehingga mereka dapat mandiri. Sekaligus membangun simbisosis mutualisme antara dinsos dan masyarakat,” terang mantan kepala Badan Penelitian, Perencanaan dan Pengembangan (Barenlitbang) Kota Malang itu.
Kehadiran Kampung Topeng Desaku Menanti ini membuktikan sektor pariwisata bisa menciptakan lapangan kerja paling cepat dan murah.
Dia berharap, destinasi ini bisa menjadi sebuah model pengentasan kemiskinan secara riil.
“Ini sangat nyata dan sangat signifikan dalam aplikasi pengentasan kemiskinan. Tanpa begini pasti sulit. Prinsipnya orang kan butuh papan, butuh pangan, butuh sandang. Ketiganya diselesaikan oleh dinsos melalui sektor pariwisata,” terangnya.
Gagasan penambahan wahana tersebut merupakan gagasan warga. Pihak Dinsos berupaya menggalang dana dari pihak swasta untuk mewujudkan keinginan para gepeng binaan tersebut.
“Awalnya mimpi mereka biar Kampung Topeng ini makin ramai. Setelah itu kami tawarkan konsep kampung wisata edukatif pada perbankan dan dapat sambutan positif,” ujar Kepala Dinsos Kota Malang Sri Wahyuningtyas menambahkan.
Wanita yang akrab disapa Yuyun ini menguraikan, pembangunan wahana flying fox dan tempat-tempat swafoto tersebut membutuhkan anggaran Rp 76 juta.
Dengan tambahan tersebut, diharapkan perekonomian warga semakin tergerak. Sehingga mereka tidak lagi berkeinginan turun ke jalan untuk mengemis atau mengamen.
“Di sini kan juga ditawarkan untuk belajar membuat topeng Malangan, belajar tari, ditambah ini bisa jadi paket wisata edukasi,” ujarnya.
Untuk menikmati wahana flying fox, lanjutnya, pengunjung cukup merogoh kocek Rp 20 ribu untuk satu kali luncuran. Saat ini, pihaknya masih menggandeng Griya Kampung Outbond Pujon untuk mengoperasikan instalasi flying fox.
“Sambil melatih pemuda di sini, nanti kalau sudah ahli bisa dikelola sendiri,” ujarnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengacungkan dua jempol atas kreativitas warga Kampung Topeng Desaku Menanti.
Menurutnya, destinasi ini sesuai dengan harapannya, menjadi destinasi digital. Disamping itu menjadi bukti bahwa pariwisata adalah cara cepat mendongkrak perekonomian masyarakat.
“Sangat kreatif. Destinasi ini akan menjadi favorit. Tempatnya sangat Instagramable, penuh keseruan. Dan yang pasti mendongkrak perekonomian warga,” ujar Menteri Arief.
(adh)