Indonesia Dongkrak Interaksi Budaya Di Bo Sang Umbrella

Indonesia memanfaatkan Bo Sang Umbrella Festival 2018 yang digelar di Chiang Mai, Thailand mulai 19-21 Januari 2018, untuk mempromosikan lini pariwisata yang dikemas dalam brand Wonderful Indonesia. Foto:IG

JELAJAH NUSA –  Melalui Bo Sang Umbrella Festival 2018 yang digelar di Chiang Mai, Thailand mulai 19-21 Januari 2018, Indonesia mempromosikan lini pariwisata yang dikemas dalam brand Wonderful Indonesia.

Bo Sang Umbrella Festival ini sendiri merupakan “sister festival” dari Festival Payung Indonesia (FPI) yang rutin digelar di Solo, Jawa Tengah.

Festival Bo Sang diadakan secara rutin setiap tahun di sepanjang jalan utama di desa Bor Sang, distrik San Kamphaeng, Provinsi Chiang Mai, Thailand Utara selama tiga hari.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata I Kementerian Pariwisata Profesor I Gde Pitana mengatakan, ini adalah momen yang tepat sebagai ajang potensial meningkatkan interaksi budaya.

Pria yang biasa disapa Prof Pit itu mengemukakan Festival Bo Sang telah berlangsung selama 35 tahun tersebut, menjadi ajang yang sangat potensial.

“Promosi Wonderful Indonesia pada Bo Sang Umbrella Festival 2018 diharapkan dapat semakin mempopulerkan destinasi wisata yang ada di tanah air kita,” ujar Pitana.

Menurutnya, keanekaragaman budaya dan keindahan alam Indonesia potensial menjadi nilai jual untuk menarik wisatawan mancanegara di kawasan Asia Tenggara khususnya Thailand.

“Diharapkan kegiatan ini dapat lebih memperkenalkan Indonesia sebagai destinasi wisata budaya di tingkat Internasional,” kata pria asli Bali itu.

Melalui keikutsertaan dalam Bo Sang Umbrella Festival 2018, pihaknya berupaya mempromosikan dan melakukan pelayanan informasi destinasi wisata Indonesia untuk menciptakan public awareness khususnya di Thailand.

Selain itu juga untuk menjadikan kesenian dan kebudayaan Indonesia sebagai alat diplomasi dalam rangka mempromosikan Indonesia sebagai destinasi wisata.

“Acara ini diharapkan mampu meningkatkan hubungan budaya Indonesia-Thailand dan kunjungan wisatawan mancanegara ke Festival Payung Indonesia yang ada di Solo,” tandasnya.

Disamping itu event ini sekaligus mewujudkan gagasan ‘sister festival’ yang akan berdampak secara internasional.

Sekadar informasi, saat festival berlangsung, jalan-jalan, toko-toko dan rumah-rumah dihiasi dengan ratusan kain sutra berwarna-warni dan payung kertas yang disebut ‘Saa’.

Kemeriahan warna-warni ini membuat suasana yang menyenangkan untuk dilihat dan diabadikan.

Pada sore harinya, Jalan Bor Sang menyajikan kemeriahan baru dengan dinyalakannya ratusan lentera tradisional ‘Lanna’.

Lentera berwarna-warni ini merupakan lentera yang sama yang berada di seantero Chiang Mai selama Festival Yi Peng.

Pengunjung juga dapat menikmati parade mobil yang berhiaskan payung, parade gadis-gadis pembawa payung, toko-toko souvenir dan warung kuliner khas, kontes kerajinan, serta pertunjukan seni dan budaya.

Dari tahun ke tahun, Festival Bo Sang dikunjungi begitu banyak wisatawan mancanegara dari berbagai negara seperti ; Amerika Serikat, Selandia Baru, Belgia, India dan Inggris.

Pada tahun ini, Indonesia juga difasilitasi lahan booth sebagai Paviliun Indonesia yang akan dihiasi ratusan payung dan backdrop bernuansa Wonderful Indonesia.

Di dalam booth Indonesia, pengunjung yang datang akan diberi informasi menarik dan demonstrasi singkat seputar payung batik, sekaligus dapat berinteraksi dengan melakukan tanya jawab, baik terutama yang berkaitan dengan destinasi budaya Indonesia.

Tidak hanya itu, pengunjung juga dapat membatik payung yang sudah berlogo Wonderful Indonesia.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menambahkan, ikut tampilnya Kota Solo dalam Festival Bo Sang diharapkan mampu semakin memperkenalkan kota tersebut sebagai kota kreatif kepada publik di Thailand.

Kata Menpar, pasar Thailand merupakan salah satu segmentasi pasar wisata yang potensial untuk digarap.

Thailand dinilai dapat menjadi sumber originasi wisatawan mancanegara yang potensial karena jaraknya yang dekat dengan Indonesia.

“Semoga ke depannya, dengan ikut sertanya Indonesia dalam ajang Bo Sang Umbrella Festival 2018 ini mampu menjaring lebih banyak kedatangan wisman khususnya dari Thailand untuk datang ke tanah air,” ucap Arief.

Di 2018, Indonesia ditarget mampu menjaring wisman hingga 17 juta orang atau meningkat sekitar 13 persen dibandingkan target tahun sebelumnya sebesar 15 juta wisman.

Dari target itu, Pemerintah Indonesia berupaya mendatangkan 163.000 wisman di antaranya dari Thailand.

Terpisah, Direktur Program Festival Payung Indonesia Heru Prasetya mengatakan, tahun ini pihaknya akan melibatkan para perajin payung tradisional, perupa dan penari yang sebagian besar berasal dari Solo.

“Kami berharap keikutsertaan Indonesia dalam festival ini mampu menjadikan Payung Tradisional Indonesia sebagai diplomasi budaya antar-bangsa,” kata pria yang juga Direktur Mataya Art & Heritage di mana Mataya Art & Heritage akan turut serta sebagai event organizer asal Solo yang concern terhadap acara budaya.

(adh)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya