Festival Bumi Rempah Nusantara Tahun Ini Digelar Secara Daring

KLIKNUSAE.com  – Festival Bumi Rempah Nusantara untuk dunia mulai digelar 29 Oktober 2021. Acara dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan kembali.

Sejumlah tayangan bertemakan Jalur Rempah akan ditayangkan setiap akhir pekan, hingga 13 November 2021 di kanal Indonesiana.tv.

“Memasuki tahun kedua Festival Jalur Rempah, Kemendikbud Ristek melanjutkan kembali program  Jalur Rempah untuk mendukung penetapannya sebagai warisan dunia di UNESCO, ” kata Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid dalam siaran pers pada Minggu, 31 Oktober 2021.

BACA JUGA: Bupati Beltim Resmi Membuka Jelajah Pesona Jalur Rempah

“Tahun ini dengan mempertimbangkan situasi pandemi, Festival Bumi Rempah Nusantara untuk Dunia digelar secara daring,” lanjut Hilmar.

Ada 13 Titik Jalur Rempah

Ia menjelaskan bahwa kali ini program fokus mengangkat narasi Jalur Rempah melalui berbagai acara budaya yang diproduksi langsung di 13 titik Jalur Rempah.

Sementara itu Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Restu Gunawan mengungkapkan bahwa kegiatan Festival Jalur Rempah Nusantara ini bertujuan untuk membangun ekosistem budaya rempah dari hulu hingga hilir.

“Muhibah budaya Jalur Rempah adalah platform kerjasama yang melibatkan kemendikbudristek, pemda, komunitas, dan pihak swasta,” paparnya.

BACA JUGA: Jember Fashion Carnival Kembali Digelar, Seperti Ini Pelaksanaannya

Tayangan-tayangan dalam Festival Bumi Rempah Nusantara untuk Dunia digodok langsung di Banda Neira, Ternate, Makassar, Banjarmasin, Tanjung Uban-Pulau Bintan, Belawan.

Termasuk, Lhokseumawe-Banda Aceh, Padang, Banten, Jakarta, Semarang, Benoa, dan Surabaya.

Restu mengatakan berbagai komunitas kreatif bekerja bersama dengan Unit Pelaksana Teknis dan para kurator, berhasil menciptakan tayangan-tayangan menarik.

Disitu, menggambarkan ketersambungan budaya dalam lintas daerah di Indonesia.

Peluncuran Festival Jalur Rempah Di Candi Borobudur

Peluncuran festival ini ditandai dengan acara puncak yang berlangsung di Candi Borobudur pada 29 Oktober 2021.

BACA JUGA: 7 Kuliner Khas Indramayu yang Nikmat dan Menggoyang Lidah. Kamu Pasti Suka!

Video “Syahbandar Palang Dada dari Betawi” yang menampilkan Menteri Pendidikan kebudayaan Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim sebagai Syahbandar, juga ditayangkan perdana pada 29 Oktober 2021.

Kegiatan lain yang juga mewarnai acara puncak ini adalah penayangan video mozaik Laskar Rempah, pertunjukan “Mataya Indonesia” oleh Mila Art Dance, serta Ikrar Laskar Rempah oleh 79 Laskar Rempah yang mewakili 34 Propinsi di Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, akan mengadakan bincang kreatif bersama dengan perwakilan Laskar Rempah yang terpilih mewakili 34 Propinsi.

BACA JUGA: Jakarta Kreatif Festival 2021 Berikan Dampak Besar Bagi UMKM

Laskar Rempah, menurut Rama Soeprapto, selaku Direktur kreatif dari Festival Bumi Rempah Nusantara adalah garda depan untuk mewartakan keberagaman budaya nusantara yang selama ini dipersatukan melalui kehangatan rempah-rempah.

“Selama proses produksi Festival Bumi Rempah Nusantara untuk Dunia, kami bertemu dengan Laskar Rempah dari berbagai tempat,” jelasnya.

BACA JUGA: Festival Isen Mulang di Kalteng Akan Kembali Digelar

Para Laskar Rempat Antusias Ikut Event Ini

Para Laskar Rempah ini, kara Rama, terlihat antusias untuk turut serta mengharumkan Nusantara melalui berbagai keragaman budaya dan kemampuan yang mereka miliki.

“Entah itu dengan menari, menulis buku, membuat video, ataupun berkreasi di bidang kuliner,” katanya.

Kanal Indonesiana.tv akan mulai menayangkan Festival Bumi Rempah Nusantara untuk Dunia mulai 29 Oktober 2021, di setiap akhir pekan, yakni 29-30 Oktober 2021, 5-6 November 2021 dan 12-13 November 2021.

Kegiatan ini sendiri diharapkan bisa membangkitkan lagi historikal tanah air Indonesia sebagai penghasil rempah terbaik dunia.

Indonesia sudah dikenal sebagai negara dengan rempah-rempah yang melimpah. Saking melimpahnya, pada zaman penjajahan berbagai negara di dunia berambisi dan berburu untuk menguasai rempah-rempah yang ada di Indonesia.

Hal ini cukup berasalan, pasalnya saat itu rempah-rempah menjadi salah satu komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Bahkan, pada masa penjajahan rempah khas Indonesia memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan emas.

***

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya