Kawasan Puncak Waringin Disinggahi Presiden Jokowi, Hotel Diperbaiki
KLIKNUSAE.com – Kawasan Puncak Waringin, di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mendapat kesempatan dikunjungi Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada, Kamis 14 Oktober 2021.
Selain Puncak Waringin ada destinasi lain yang disinggahi presiden yakni Kawasan Batu Cermin, termasuk delapan ruas jalan di Labuan Bajo.
“Alhamdulillah pembangunan berbagai infrastruktur untuk mendukung pariwisata di Labuan Bajo telah selesai dan Labuan Bajo telah siap untuk menyambut kedatangan para wisatawan,” kata Presiden Jokowi begitu sampai di Puncak Waringin, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat itu.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Kementerian Perhubungan melakukan penataan besar-besaran di Labuan Bajo.
BACA JUGA: Membangun Sektor Pariwisata NTT Perlu Kolaborasi Dengan PHRI
Pengembangan Landasan Pacu di Bandara Komodo
Infrastruktur di Labuan Bajo telah lengkap, sementara Bandara Komodo pada 2022 akan dikembangkan landasan pacu dan terminalnya.
“Kemudian kita juga melihat hotel, pusat suvenir, ‘creative hub’, amfiteater, plaza, ‘citywalk’, dan ruang-ruang publik yang lainnya semuanya sudah diperbaiki,” ujarnya.
“Saya melihat perubahan wajah itu kelihatan sekali, juga infrastruktur pendukung pariwisata seperti jalan di sekitar kawasan serta pelabuhan yang khusus melayani pinisi, ‘yacht’, dan ‘cruise’ ini sudah siap semuanya,” sambung Presiden.
Kepala Negara menjelaskan setelah diresmikan, hal penting yang perlu segera dilakukan adalah promosi besar-besaran dan menyiapkan Labuan Bajo untuk penyelenggaraan ajang-ajang nasional dan internasional.
BACA JUGA: Kemenparekraf Jawab Tudingan UNESCO Soal Pengrusakan Labuan Bajo
“Nantinya ini akan menjadi pendukung penyelenggaraan KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) G20 dan juga nanti akan kita pakai untuk KTT ASEAN pada tahun 2023,” tambah Presiden.
Setelah meresmikan penataan Kawasan Puncak Waringin, Kawasan Batu Cermin, dan delapan ruas jalan di Labuan Bajo, Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Jokowi berjalan kaki menuju Kompas Bajo yang berada di Kawasan Puncak Waringin.
Yori Antar, arsitek yang mendesain Kompas Bajo, menyebut lokasi tersebut sebagai tempat terbaik untuk menikmati Kawasan Labuan Bajo.
Karena dari tempat itu pengunjung dapat menikmati pemandangan matahari terbenam tiga kali lebih baik dari tempat lainnya.
“Di sini kita bisa melihat matahari terbenam, siluet pulau-pulau, dan siluet ratusan kapal pinisi,” kata Yori.
BACA JUGA: Presiden Jokowi Sampaikan Pesan Ini Saat Tinjau Vaksinasi Massal di Bali
Pembangunan Destinasi Kompas Bajo
Kompas Bajo dibangun dengan arsitektur bergaya rumah adat Manggarai. Bangunan dengan atap berbentuk kerucut ini merupakan “creative hub” bagi komunitas ekonomi kreatif di NTT.
Khususnya, Labuan Bajo yang berisi pusat cendera mata, sentra tenun ikat, lounge, pusat suvenir, dan sebagainya.
Untuk diketahui, penataan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Puncak Waringin dilakukan mulai Agustus 2019.
Proyek ini kemudian diselesaikan pada Maret 2021 dengan luas kawasan yang ditata mencakup 0,39 hektare dan menghabiskan biaya Rp28,86 miliar.
Penekanan penataan Puncak Waringin adalah tema budaya karya-karya seni (public artworks) yang mengisahkan sejarah dan budaya Labuan Bajo.
BACA JUGA: 5 Rekomendasi Hotel Labuan Bajo dengan Pemandangan Menakjubkan
Lokasi tersebut berada di puncak bukit dan pusat kota Labuan Bajo serta dapat berfungsi sebagai tempat pertunjukan budaya sambil menikmati pemandangan Laut Flores.
KSPN Batu Cermin Selesai Dibangun
Sementara KSPN Batu Cermin mulai ditata pada Maret 2020 dan selesai pada Maret 2021 dengan luas area yang dilakukan penataan mencapai 2,9 hektare dengan anggaran Rp29,83 miliar.
KSPN Batu Cermin memberikan kemudahan akses wisatawan menuju Goa Batu Cermin karena menyediakan jalur “trekking”.
Disamping itu juga disediakan kegiatan seni, budaya lokal, dan penelitian dengan fasilitas pendukung kawasan.
Saat akan menuju Puncak Waringin, Presiden Joko Widodo meminta untuk mengunjungi Pantai Marina terlebih dahulu.
Di lokasi tersebut Presiden meninjau penataan KSPN Pantai Marina Bukit Pramuka, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat
Turut mendampingi Presiden dan Ibu Iriana Joko Widodo, yaitu Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi,Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Laiskodat, Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi, dan arsitek Yori Antar.
Bersama ibu negara, Iriana Presiden Jokowi juag menyempatkan untuk menikmati keindahan Labuan Bajo pada petang hari.
Terkait dengan selesainya pembangunan pendukung destinasi di NTT, Jokowi meminta supaya setelah diresmikan hal penting yang perlu segera dilakukan adalah promosi besar-besaran.
“Dan juga menyiapkan Labuan Bajo untuk penyelenggaraan ajang-ajang nasional dan internasional. Nantinya ini akan menjadi pendukung penyelenggaraan KTT G20 dan juga nanti akan kita pakai untuk KTT ASEAN di 2023,” tuturnya.
Pengembangan Kawasan Mawati di Pantau Batu Cermin
Ada beberapa project kawasan wisata yang sedang dikembangkan. Salah satunya yakni Mawatu di Pantai Batu Cermin. Pengerjaannya dilakukan oleh Vasanta Group melalui PT Graha Properti Sentosa.
Mawatu merupakan proyek mixed-use tourism development seluas 12 hektar dengan konsep kawasan wisata terpadu pinggir pantai.
Direktur PT Graha Properti Sentosa Erick Wihardja mengatakan, pengembangan proyek Mawatu ini sejalan dengan program pemerintah yang menjadikan Labuan Bajo sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DSPS).
Erick yakin Mawatu akan melengkapi Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata favorit. Di kawasan ini selain Pulau Rinca, Pulau Padar, Pulau Komodo, Wae Rebo, Sawah Lingko ada banyak destinasi lainnya.
Mawatu nantinya mengintegrasikan hotel bintang lima, lifestyle hotel, restoran apung, villa, beach club, alun-alun, serta pusat belanja, kuliner dan hiburan.
Kawasan wisata terpadu ini juga dilengkapi dermaga untuk kapal singgah para pengunjung.
Oleh karena itulah, pengembangkan proyek ini membutuhkan nilai investasi sekitar 125 juta dollar AS atau ekuivalen Rp 1,8 triliun. ***