Miris, Angka Kematian Pasien Isoman Jawa Barat Tertinggi
JAKARTA, KLIKNUSAE.com – Miris, kabar terbaru perkembangan pandemi corona datang dari Jawa Barat. Provinsi ini tercatat sebagai daerah dengan angka kematian pasien isoman (isolasi mandiri) tertinggi di Indonesia.
Tercatat ada 209 orang yang meninggal ketika sedang mengikuti isoman di Jawa Barat. Disusul kemudian Yogyakarta dengan 104 orang meninggal, Banten 65 orang, Jawa Timur 63, DKI 51 orang dan Jawa Tengah 36 orang.
Para pasien isoman yang meninggal ini kebanyakan tak bisa memperoleh perawatan maksimal di rumah sakti karena rawat inap penuh.
Daerah lain, yang mencatat kasus kematian Covid-19 yakni kabupaten Sleman (64 orang), Kabupaten Tangerang (41 orang), Kabupaten Bogor (40 orang), Tasikmalaya ada (23 orang), dan Gresik 21 orang.
BACA JUGA: Grand Asrilia Hotel Jadi Tempat Isoman Covid-19, Ini Pertimbangan Owner
Namun demikian, angka tersebut tidak menggambarkan penambahan persis Rabu 13 Juli 2021 mengingat lonjakan Covid-19 cukup cepat.
“Angka tersebut tidak menggambarkan penambahan persis hari ini, karena temuan hasil lacak kematian juga tetap dicatat walaupun tanggal kejadian kematian sudah lewat selagi masih dalam rentang bulan Juni 2021 dan seterusnya,” tulis LaporCovid-19 dalam keterangannya, kemarin.
Himbauan Satgas Covid-19 Soal Isoman
Sebelumnya, juru bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito kepada wartawan, Minggu (11/7/2021) juga merespons maraknya pasien Corona yang wafat saat isoman.
Satgas mengimbau warga yang tidak mampu menjalani isolasi mandiri agar mendatangi fasilitas yang dapat memberi pelayanan. Langkah ini dilakukan untuk menghindari bahaya kematian.
“Kalau tidak mampu untuk melakukan isolasi mandiri, maka lakukan isolasi di tempat yang disediakan oleh pemerintah,” kata Wiku.
Wiku beralasan upaya tersebut dilakukan supaya bisa mendapatkan pengawasan dan penanganan yang baik.
BACA JUGA: Bangun Sentra Vaksinasi, Pemprov Menggandeng 2.000 Perusahaan
Dihubungi terpisah, juru bicara vaksinasi COVID-19 Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi, menilai kematian orang yang terpapar COVID-19 memang banyak faktornya.
Di antaranya karena pasien mengalami pemburukan kondisi saat isolasi atau perawatan.
“Kalau terkait kematian banyak hal ya, bisa saja karena faktor ada penyakit komorbid misalnya ada (penyakit) jantung atau bisa juga perburukan dari kasus COVID-19-nya,” ucap dr Nadia.
Nadia menyebut, jika orang terpapar COVID-19 memiliki riwayat penyakit penyerta atau mengalami pemburukan kondisi kesehatan lebih baik dibawa ke rumah sakit rujukan COVID-19.
Dia menegaskan bahwa yang mestinya isolasi mandiri adalah orang terpapar COVID-19 dengan gejala ringan.
“Yang melakukan isoman adalah orang yang dengan gejala ringan, tanpa sesak,” ucapnya. ***
Sumber: detikcom