PAD Sektor Pariwisata Sumut Melesat
JELAJAH NUSA – Menpar Arief Yahya meminta agar 8 Kabupaten di Sumatera Utara yang berdekatan dengan Danau Toba semakin kompak, kian solid. Juga makin fokus untuk menjadikan pariwisata sebagai pilihan buat daerahnya untuk mensejahterakan masyarakatnya.
“Kalau sudah menetapkan pariwisata sebagai program unggulan, maka pastikan Kadispar-nya harus yang terbaik! Lalu, budgeting-nya difokuskan membangun akses dan destinasi wisata, meregulasi, menata ulang kawasan pariwisatanya,” ujar Arief Yahya.
Tugas pemimpin, kata Arief Yahya, menentukan arah atau sering dibahasakan dengan visi misi. Kedua, mengalokasikan sumber daya, baik Sumber Daya Manusia maupun budgeting.
“Kabupaten Samosir sudah membuktikan, saya yakin daerah lain di sekitar Danau Toba juga measakan hal yang sama,” ungkap dia.
Energi positif memang terpancar dalam laporan Penerimaan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Samosir 2017. Capaian pertumbuhannya menunjukkan angka yang mengesankan. Angkanya menembus 81%.
Dan pariwisata menjadi sektor unggulan yang mendrive pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.
“Iya. Ini semua berkat pariwisata. Inilah core business masa depan Indonesia,” kata Bupati Samosir, Rapidin Simbolon, Sabtu (6/1/2018).
Bupati Simbolon tak asal bicara. Ucapannya didukung dengan data yang kuat. Pajak daerah, yakni hotel, restoran, hiburan, reklame, penerangan jalan, mineral bukan logam dan batuan, PBB, BPHTB, dan parkir, tahun 2016 sebesar Rp 6.943.224.706. Sementara tahun 2017 sebesar Rp 14. 201.397.714. Angkanya naik 105%.
Pajak retribusi daerah, yakni jasa umum, jasa usaha, dan perizinan terpadu, tahun 2016 sebesar Rp 2.944.086.681. Sementara tahun 2016 sebesar Rp 3.215.320.775, naik 9%.
Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, tahun 2016 sebesar Rp 2.292.593.280 dan tahun 2017 sebesar Rp 3.269.597.083, naik 43 %.
Lain-lain PAD yang sah, tahun 2016 sebesar Rp 27.042.821.240. Untuk tahun 2017 sebesar Rp 50.274.679.565, naik 86 %.
Total, tahun 2016 sebesar Rp 39.222.725.907. Sementara tahun 2017 sebesar Rp 70.960.995.137. Prosentase peningkatan PAD tahun 2017 dibandingkan dengan 2016 tercatat sebesar 81%.
“Kata kuncinya adalah pariwisata. Inilah sektor penyumbang PAD dan lapangan kerja yang paling mudah, murah dan cepat. Kami sudah membuktikannya. Performance pariwisata terus menanjak dan optimisme kian terbentuk,” tambahnya.
Menurut dia, peningkatan PAD itu dipengaruhi program Presiden RI Joko Widodo melalui pembangunan menyeluruh di kawasan Danau Toba (KDT).
“Asumsi kami, PAD ini akan terus naik dan juga peningkatan effect multiplayer di seluruh KDT bila semua program Bapak Presiden tentang pengembangan KDT berjalan dengan baik dan tepat waktu,” ujarnya.
Asumsi tadi diyakini Bupati sangat mungkin terealisasi. Maklum, pembangunan Kawasan Danau Toba terus running.
Dari mulai pembangunan pelebaran alur terusan Tano Ponggol, pembangunan jembatan Tano Ponggol, penyelesaian jalan lingkar Samosir (Jalan Nasional), pembangunan kapal feri, dan pembangunan dermaga bertaraf internasional, semua masih dikerjakan siang malam.
Arief Yahya optimistis dari paparannya, kemandirian daerah akan segera terwujud dengan mengandalkan sektor pariwisata.
“Rugi kalau kita nggak pilih pariwisata karena pariwisata sudah ditetapkan sebagai core economy bangsa dan sekaligus leading sector nasional,” ujarnya.
Bahkan di tahun 2018 Presiden Joko Widodo juga menetapkan sektor unggulan. Pariwisata berada di unggulan nomor dua, di bawah pertanian dan di atas perikanan.
“Presiden Jokowi sangat berkomitmen perkembangan pariwisata. Dimana seluruh kementerian/lembaga harus mendukung,” ujarnya.
Hal yang dinilai sangat wajar mengingat pertumbuhan sektor pariwisata Indonesia juga yang tertinggi di regional dan global.
Pertumbuhan pariwisata Indonesia mencapai 25 persen, empat kali lebih besar di regional dan global serta lima kali lebih besar dibanding negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Thailand.
Itu artinya, secara keseluruhan marketing pariwisata Indonesia baik dan secara produk juga baik.
“Price competitiveness kita juga baik. Jadi pariwisata kita adalah The Best Product, The Best Promote dan The Best Price,” tutup Arief.
(adh)