Grand Asrilia Hotel Jadi Tempat Isoman Covid-19, Ini Pertimbangan Owner
BANDUNG, KLINIKNUSAE.com – Disaat beberapa hotel masih belum menerima pasien isolasi mandiri (isoman), Grand Asrilia Hotel di Jalan Pelajar Pejuang, Kota Bandung, Jawa Barat memutuskan ikut menjadi garda pencegahan Covid-19.
Hotel ini secara resmi, sejak Kamis 24 Juni 2021 menjadi satu-satunya hotel di Kota Bandung yang menjadi tempat pemulihan pasien Covid-19.
Pertama dibuka, ada 5 pasien yang masuk. Mereka merupakan rujukan dari rumah sakit yang dalam kondisi recovery atau menjelang pulang karena dianggap sudah sembuh.
Sampai Minggu 27 Juni 2021 sudah mencapai 50 orang lebih. Rencananya, ada 300 kamar lebih yang dipersiapkan untuk isoman.
“Sebetulnya, hotel saya sudah setahun lalu di survey untuk tempat tenaga medis Covid-19. Dari berbagai aspek sudah dilakukan. Mulai pemeriksaan administrasi dan lainnya. Namun, ketika itu saya belum siap karena mempertimbangkan pskikologi, apa kata orang nanti, hotel kok dipakai pasien Covid-19,” kata Owner Grand Asrilia Hotel Bandung, Asril Das ketika dihubungi Kliknusae.com, Minggu malam 27 Juni 2021.
Belakangan, pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat kembali menawarkan kerjasama untuk menjadi pusat pemulihan bagi pasien Covid-19 yang dirawat rumah sakit.
Asril masih juga gamang, apakah hotelnya benar-benar akan diberikan untuk menjadi pusat isoman. Namun keraguan itu akhirnya luluh, setelah dirinya melihat beberapa warga yang harus tidur di luar rumah sakit karena kehabisan tempat perawatan.
“Saya melihat di televisi, orang terkapar menunggu diruang tunggu, gak jelas sampai kapan mereka mendapatkan ruang perawatan. Disitu, saya berpikir. Kemudian, keluarga saya juga sempat bertanya, kasihan gak liat orang-orang itu, saya jawab, iya kasihan,” ujar Asril seraya terdiam sejenak.
“Dari situ, saya kemudian memutuskan untuk menerima penawaran program pemerintah ini. Tentu, setelah saya menanyakan beberapa hal kepada pemda, termasuk jaminan apa, kalau tempat saya dipakai untuk pasien. Mereka (Pemda) menjelaskan panjang lebar, termasuk dari aspek kesehatan seperti dijelaskan ibu Dewi (Dinas Kesehatan),” katanya.
Asril mendapat masukan bahwa mereka yang akan mengikuti isoman bukan pasien baru, tetapi mereka yang dalam masa pemulihan atau yang sudah sembuh. Pasien ini ditempatkan di hotel untuk mengurangi beban rumah sakit yang overload.
“Dari penjelasan ini, saya bertambah keyakinan. Saya juga sudah tidak memikirkan lagi, nanti hotel saya mau dicap sebagai tempat pasien Covid atau apalah namanya. Bagi saya, uang penting, tapi menyelamatkan banyak orang juga sama pentingnya,” ungkapnya.
Sejak digunakan untuk Isoman, Grand Asrilia Hotel kini dilengkapi dengan standar kesehatan yang tinggi. Mulai, dari memasuki lobby sudah dipersiapkan alat medis, termasuk tenaga kesehatan dan karyawan hotel yang menggunakan alat pelindung diri (APD).
“Jadi, sudah seperti rumah sakit saja. Tidak sembarangan orang bisa memasuki area lobby hotel. Pasien yang menginap juga hanya tinggal di kamar. Tidak juga menggunakan AC. Kebetulan hotel kami tidak menggunakan AC sentral, ini sudah memenuhi standar untuk para pasien Covid. Tinggal buka jendela, mereka bisa menikmati view Kota Bandung,” jelas Asril.
Hotel Asrilia dikontrak Pemda selama tiga bulan. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti program Isoman,bisa dengan meminta rujukan dari rumah sakit.
“Kami sendiri sejak dikontrak oleh pemda, tidak lagi bisa menerima tamu. Semua harus, rujukan dari rumah sakit,” kata Asril. ***