Pentingnya Menghitung Food Costing Supaya Untung

Seminar ICA BPD Jawa Barat dengan tema Kitchen Management and Food Costing di Hotel Aston Tropicana, Sabtu (6/1/2018). Foto: Jelajah Nusa/Adhi

JELAJAH NUSA – Chef sangat penting mendalami food costing agar bisa menjalankan manajemen kitchen dengan benar. Terutama mereka yang terjun di restauran besar,kafe dan hotel bintang.

Dengan menguasai food costing diharapkan tidak terjadi hitung-hitungan merugi.

“Ini kesempatan yang baik bagi para chef untuk menambah wawasan atau ilmu management kitchen. Oleh sebab itu,kami berharap ke depan mereka sudah bisa menguasai standar penghitungan kebutuhan untuk memperoduksi makanan,” demikian disampaikan Ketua BPD Indonesian Chef Asocciation (ICA)  Jawa Barat, Anton Kuswendi saat membuka Seminar ICA BPD Jabar dengan tema “Kitchen Management And Food Costing”.

Para chef yang tergabung dalam ICA BPD Jawa Barat sangat antusias mengikuti seminar di awal tahun 2018. Foto: Jelajah Nusa/Adhi

Seminar yang berlansung di Hotel Aston Tropicana Cihampelas Bandung,Sabtu (6/1/2018) ini diikuti lebih dari 50 anggota ICA Jabar.

Food Costing adalah seluruh biaya (cost) yang dikeluarkan untuk dapat menghasilkan suatu menu makanan dan minuman dengan standar resep tertentu. Dari mulai bahan,pengelolahan hingga menjadi menu makanan dan minuman siap jual per porsi.

Sesepuh ICA Jabar yang sekaligus Legenda Chef Dedie Soekartin memberikan plakat penghargaan kepada salah satu sponsor yang telah turut menyukseskan acara seminar. Foto:Jelajah Nusa/Adhi

Menurut Hady Chandra Kurniawan, S.ST.Par,MM salah satu pembicara dalam seminar ini bahwa beberapa faktor yang menyebabkan food cost tinggi diantaranya akibat penggunaan bahan makanan yang berlebih.

Adanya barang atau bahan makanan yang tidak terpakai. Penyimpanan bahan makanan yang tak maksimal. Harga yang tinggi dari supplier.

Ketua BPD ICA Jawa Barat Anton Kuswendi. Foto:Jelajah Nusa/Adhi

“Ada lagi, misalnya harga bahan baku yang mahal dan sulit dicari. Review harga cost per resep makanan dan harga jual. Dan terakhir, kurangnya kontrol dari pimpinan atau chef,” lanjut Hady.

Beberapa hal di atas ini yang menjadi pembahasan dalam seminar yang berlangsung hingga sore hari. Seminar menjadi dinamis karena banyak peserta yang bertanya soal rumus food costing.

(adh)

 

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya