Chef  Penting Mempelajari Ilmu Gastronomi

Ketua Akademi Gastronomi Indonesia (AGI) Vita Datau M saat memaparkan ilmu gastronomi dihadapan peserta seminar. Foto:Jelajah Nusa/Adhi
JELAJAH NUSA – Kuliner menempati porsi besar dalam potensi wisata di Indonesia yakni 45 persen setelah wisata budaya. Hal ini tentu sangat menggembirakan dan perlu terus dikembangkan. Oleh sebab itu keberadaan ilmu gastronomi menjadi sangat penting untuk mengangkat potensi kuliner nusantara dimata dunia.
“Para chef yang sudah sangat ahli dalam membuat berbagai macam makanan sangat penting mempelajari ilmu gastronomi. Sebab makanan juga sangat terakit erat dengan tempat,identitas, dan budaya,” demikian salah satu bagian yang disampaikan Ketua Akademi Gastronomi Indonesia (AGI), Vita Datau M dalam acara Seminar Nasional dengan tema “Promosi Pesona Indonesia Melalui Makanan ke Dunia International dan Fun Cooking Competian” yang berlangsung di Sekota Tinggi Pariwisata NHI Bandung, Jumat (22/12/2017).

Peserta seminar nasional promosi kuliner di STP NHI Bandung diikuti para chef dan pelaku usaha kuliner Jabar. Foto: Jelajah Nusa/Adhi
Seminar yang dilaksanakan antara Kementerian Pariwisata dengan Indonesian Chef Association Badan Pengurus Daerah (BPD ICA) Jawa Barat ini diikuti para chef,kalangan akademisi,pelaku pariwisata dan pecinta kuliner di Jabar.
Melihat gastronomi melalui sudut pandang foodscape (food dan landscape) maka akan mendapatkan gambaran sosial, budaya, politik, ekonomi atau sejarah yang terlihat melalui makanan.
Belakangan ini ada peningkatan minat manusia untuk mengunjungi bermacam-macam tempat di berbagai belahan dunia serta keinginan untuk mempromosikan sebuah area dan identitas makanannya untuk kebutuhan komersial dan pariwisata.

Chef Senior lulusan Jerman,Dedie Soekartin mempresetasikan hasil penemuannya,aging sistem (pengempukan daging) Delmeat mendapat aplaus dari peserta seminar. Foto:Jelajah Nusa/Adhi
Sementara itu dalam sesi tanya jawab, chef senior-sekaligus orang pertama Asia yang dipercaya mengelola sebuah restauran di Sydney Australia, Dedie Soekartin mengaku sangat senang bisa mempelajari ilmu gastrononi.
“Saya sudah puluhan tahun menggeluti dunia kuliner,namun baru mendalami ilmu gastronomi dan sangat besar manfaatnya. Oleh sebab itu, saya pesan kepada junior-juniro saya,pelajarilah ilmu gastronomi, karena ini sangat penting,” kata penemu Aging Sistem (pengempukan daging) Delmeat ini.
Dia mengatakan, upaya untuk menjual dan mempromosikan segala aspek makanan di sebuah area memerlukan kreativitas, antara lain dalam pengembangan produk, proses dan pemasaran terutama kreativitas dalam menciptakan pengalaman bersama makanan.

Ketua STPB NHI Bandung Dr. Anang Sutono berada ditengah peserta seminar hingga acara selesai. Foto:Jelajah Nusa/Adhi
” Dalam konteks ini, bidang pariwisata utamanya wisata gastronomi merupakan pemicu, kendaraan dan outlet yang sangat baik,” katanya.
Menurut Dedie, potensi perkembangan dan pertumbuhan gastronomi di Indonesia sangat besar dan unik. Indonesia sebagai penghasil rempah-rempah tentu memiliki hidangan yang sangat beragam.

Pengurus ICA BPD Jawa Barat foto bersama dengan Ketua Akademi Ilmu Gastronomi (AGI) Vita Datau M. Foto:Jelajah Nusa/Adhi
Kenyataan ini dapat dilihat dari ragam etnik dan kebudayaan yang dimiliki oleh masing-masing suku. Selain itu keunikan geografis, jenis pangan serta latar belakang sejarah juga merupakan unsur-unsur yang menjadikan keunikan gastronomi di Indonesia.
Dibagian lain, Ketua ICA BPD Jawa Barat Anton Kuswendi berharap seminar ini bisa memberikan pemahaman lebih mendalam terhadap ilmu gastronomi maupun juga peningkatan kulitas kuliner Indonesia.

Ketua ICA BPD Jawa Barat Anton Kuswendi berharap acara yang sukses besar ini diharapkan bisa berlangsung kembali ditahun berikutnya dengan tema yang berbeda. Foto:Jelajah Nusa/Adhi
“Indonsesia itu berada di rating ke-7 di dunia untuk kuliner. Prestasi ini tentu kita harus apresiasi dengan terus meningkatkan kualitas chef dan pelaku kuliner di tanah air,” kata Chef Anton.
Ketua STP NHI Bandung Dr. Anang Sutono mengemukakan sebagai tuan rumah dalam peyelengaraan seminar nasional ini, lembaganya diharapkan menjadi media untuk dapat terus memperkenalkan makanan Indonesia sebagai makanan kelas dunia.
“Tentu yang sangat penting, kuliner dari olahan tangan-tangan terampil para chef Indonesia dapat di terima di semua kalangan masyarakat,” katanya.
(adh)