Tari Masal Rejang Menandai Pembukaan NPF
JELAJAH NUSA – Ajang tahunan Nusa Penida Festival (NPF) benar-benar mampu menggetarkan pantai Mahagiri. Sebanyak 1500 penari yang tampil membawakan tari Rejang massal dalam pembukaan NPF di Nusa Lembongan,Bali, Rabu (6/12/2017), membuat decak kagum para turis asing.
Festival tahunan yang memasuki tahun keempat (IV) ini menjadikan Kabupaten Klungkung,Bali kembali ramai dikunjungi wisatawan. Klungkung terus menggerakkan potensi destinasi wisata dengan tetap berbasis seni, budaya dan alam.
“Selama empat hari dari tanggal enam sampai sembilan nanti banyak agenda yang kami gelar dan sudah dibeda-bedakan, dimana untuk hari pertama agenda cukup padat dengan diawali dengan pembukaan festival, yang dilaksanakan di Pantai Mahagiri, Desa Jungut Batu,” kata panitia Festival Nusa Penida 2017,” ungkap I Nyoman Widana.
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menjelaskan, Nusa Pendia festival bertujuan untuk promosi pariwisata Klungkung, khusunya Nusa Penida.
Namun, tahun ini NPF 2017 dikonsep lebih sederhana, mengingat masyarakat Bali saat ini sedang dihadapkan pada fenomena alam peningkatan status Gunung Agung di Karangasem.
Konsep Nusa Penida Festival tahun ini akan lebih menonjolkan kebudayaan dan diskusi tentang bagaimana menjaga lingkungan dan alam demi kepentingan pariwisata.
“Kalau tahun lalu kita mengundang banyak artis nasional dan terkesan gelamor, saat ini kita akan lebih sederhana,” katanya.
Namun demikian, tujuannya tetap untuk promosi pariwisata di Nusa Pendia.
“Dalam situasi saat ini, saya mengajak pelaku pariwisata untuk sama-sama mulat sarira dan merenung, bagaimana kita memproteksi alam untuk kepentingan pariwisata tanpa mengeskploitasinya, sehingga menjadi periwisata yang berkelanjutan,” ujar Nyoman Suwirta
Sementara Drs Putu Ngurah, Asisten Deputi Pengembangan Komunikasi dan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemepar menjelaskan, sektor pariwisata Bali yang saat ini dalam ujian berat seharusnya mulai bangkit.
Festival ini dapat memperkenalkan lebih jauh potensi wisata di Nusa Penida yang menjadi alternatif bagi wisatawan untuk berwisata di Bali.
“Nusa Penida ini komplit, ada wisata alam, budaya. Potensi ini harus dikembangkan dan promosikan ke seluruh dunia. Festival ini merupakan langkah yang baik untuk mempromosikan Nusa Penida,” jelas Putu Ngurah yang juga membuka helatan Nusa Penida Festival 2017.
Di hari pertama, NPF 2017 dibuka dengan tarian rejang massal yang melibatkan 1.500 masyarakat Nusa Lembongan sebagai penarinya.
Tarian tersebut disuguhkan di pesisir pantai Mahagiri yang berwarna putih.
Para penari pun menghadap ke utara dan berhadapan dengan laut yang selama ini menjadi penopang hidup warga Nusa Lembongan.
Setelah tarian rejang massal, lalu dilanjutkan dengan upacara larung laut ( pakelem), untuk memohon keseimbangan alam dan memohon keselamatan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Terlebih saat ini masyarakat Bali harus dihadapkan pada meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Agung.
Pakelem juga merupakan adat warga Nusa Penida, sebagai wujud terima kasih kepada alam yang telah memberikan kehidupan bagi masyarakat Nusa Penida.
Sementara Nusa Lembongan yang memiliki tarian khasnya Sanghyang jaran juga akan dipentaskan, yang dijadwalkan pentas pada malam harinya.
(adh)