Bali Tidak Bergerak, Pariwisata Nasional Lumpuh

Kliknusae.com – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa memiliki pandangan bahwa jika pariwisata di Bali tidak pulih karena dampak pandemi Covid-19, seluruh destinasi wisata Indonesia bisa lumpuh.

“Kepulihan Bali menjadi penting untuk pariwisata nasional dan regional,” kata Suharso dalam Pabligbagan (dialog) virtual bertema Bali Bangkit di Jakarta, Minggu (26/7/2020).

Menurut Suharso dua sektor yang memiliki daya ungkit dalam pemulihan ekonomi nasional pada masa pandemi adalah manufaktur dan pariwisata.

Pulau Dewata merupakan jantung pariwisata Indonesia yang berkontribusi sekitar 50 persen untuk sektor pariwisata Tanah Air, menghasilkan devisa hampir 10 miliar dolar AS dari total devisa 18 miliar dolar AS.

Untuk itu, ia mendorong kementerian/lembaga untuk mengadakan kegiatan nasional atau kegiatan internal salah satunya di Bali.

Bahkan, pada 2-5 Agustus 2020, Menteri PPN dan jajaran akan mengadakan kunjungan kerja ke Pulau Seribu Pura itu untuk meninjau kelangsungan sejumlah proyek utama dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

Wisatawan mancanegara, kata Suharso, juga berniat untuk berkunjung ke Bali setelah sejumlah relasinya dari Singapura, Australia, Belanda, Inggris, dan Jepang berniat datang ke pulau dengan julukan Island of Paradise itu.

“Tentu ini hal yang menggembirakan, tidak terjadi paranoid atas kejadian pandemi ini, apalagi sekarang kompetisi luar biasa untuk menemukan vaksin, tentunya sambil memperhatikan protokol kesehatan,” katanya.

Suharso menambahkan Bali memiliki keunggulan dalam pemulihan pariwisata karena didukung infrastruktur hingga kearifan lokal masyarakatnya di antaranya sistem keamanan adat atau Pecalang yang berperan aktif membantu pengawasan untuk menekan penyebaran Covid-19.

Akibat pandemi penyakit dari virus SARS CoV-2 itu, lanjut dia, perekonomian Bali tertekan hingga mencapai di bawah nol pada triwulan pertama tahun ini.

Hal itu terjadi karena kunjungan pariwisata mengalami kontraksi atau minus 82,8 persen.

“Kunjungan wisatawan ke Indonesia tahun 2020 diprediksi turun 12-16 juta, tentu [kita] akan kehilangan devisa sekitar 15-16 miliar dolar,” kata Suharso.

(adh/BI)

Share this Post:

Berita Terkait

Berita Lainnya