Pariwisata Hancur, China Kini Diserang Wabah Pes
Kliknusae.com – Kasus penyebaran virus corona (Covid-19) belum mereda, kini China harus menghadapi serangan bawah baru yakni penyakit pes. Akibatnya, industri pariwisata di beberapa wilayah China terpaksa tutup.
Untuk mengantasipasi meluasanya penyebaran wabah pes pemerintah memutuskan untuk menutup destinasi wisata di Inner Mongolia.Keputusan ini diambil setelah dikonfirmasi beberapa kasus pes di minggu ini.
Kasus pes ditemukan di Bayannur, yang terletak di barat laut ibu kota Beijing. Lima titik padang rumput di sana telah ditutup.
Pengunjung dilarang memasuki daerah yang terkena dampak pes dan mengunjungi wilayah sekitarnya. Pihak berwenang Inner Mongolia telah mengetatkan penjagaan di lokasi wisata padang rumput atau sabana dan lainnya.
Traveler dipastikan tidak memberi makan atau menyentuh hewan liar. Pemerintah ingin mengurangi populasi tikus atau kutu yang mungkin membawa penyakit, menurut laporan Xinhua seperti diberitakan CNN.
Otoritas rumah sakit di Bayannur, Inner Mongolia pertama kali memberi tahu pejabat kota tentang kasus yang dicurigai pes pada hari Sabtu. Peringatan kesehatan di kota itu kini ada di Level 3 untuk pencegahan wabah dari empat tingkat.
Dokter secara resmi mendiagnosis kasus pes pada hari Selasa. Pasien diisolasi dan dirawat di rumah sakit, dan dalam kondisi stabil.
Wabah pes disebabkan oleh bakteri, penyakit ini ditularkan melalui gigitan kutu dan hewan yang terinfeksi. Pes adalah pandemi paling mematikan dalam sejarah manusia atau Black Death.
Black Death menewaskan sekitar 50 juta orang di Eropa pada Abad Pertengahan. Wabah pes merupakan salah satu dari tiga wabah yang menyebabkan kelenjar getah bening yang membengkak, demam, kedinginan, dan batuk.
Para ilmuwan dan ahli memperingatkan masyarakat untuk tidak panik jika ada kasus baru. Pes tidak benar-benar hilang dan antibiotik yang sudah ada dapat mencegah komplikasi dan kematian jika diberikan dalam waktu yang tepat dan cepat.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang memantau situasi pes di Inner Mongolia, China ini. Otoritas kesehatan Bayannur memperingatkan masyarakat untuk melapor jika menemukan marmut yang mati atau sakit, dan tidak memburu, menguliti atau memakannya.
Marmot adalah jenis hewan pengerat tanah besar yang biasa dimakan di beberapa negara bagian China dan negara tetangga Mongolia. Secara historis, marmut menyebabkan wabah pes di wilayah tersebut.
Konsumsi daging atau organ marmut telah dikaitkan dengan segelintir kasus wabah bubonik atau pes yang terjadi baru-baru ini di perbatasan China. Kasus terbaru dilaporkan pada hari Senin.
Kasus-kasus pes ini mendorong pihak berwenang di Rusia yang berbatasan dengan Mongolia. Pemerintah China memperingatkan penduduk di daerah perbatasan agar tidak berburu atau memakan daging marmut, dan mengambil tindakan pencegahan terhadap gigitan serangga.
(adh/dtk)